Kan aku up lagi :(
•••
Malam harinya di adakan resepsi mewah di hotel milik keluarga Jeon. Seperti yang di kabarkan dalam berita akhir-akhir ini jika pernikahan Jungkook di gadang-gadang akan menjadi pernikahan termewah di tahun ini.
Para kolega bisnis terlihat sangat iri melihat kemewahan acara, terus menyanjung tuan dan nyonya Jeon.
Namun, terlihat di sebelah Yeri tidak ditemukan sosok Jungkook, sang pengantin pria. Pria Jeon itu lebih memilih menyendiri di balkon sepi dan di jaga oleh enam pengawal yang terus mengawasinya. Jungkook melihat langit malam yang— tidak ada bintang disana, sangat kelam.
Ah, kenapa Jungkook seperti perempuan saja? Tapi, wajar bukan?
Ingatan pria Jeon itu kini kembali ke tadi siang, saat Yeri tengah memaksanya memasang cincin Jungkook sepintas melihat gadisnya hadir disana— entah itu hanya ilusi karena terlalu merindukan Hana, atau gadisnya memang hadir disana.
"Presdir?"
Jungkook melihat Mark— pengawal terpercaya miliknya tengah menunjukkan gestur ingin berbicara. Jungkook hanya mengangguk mempersilahkan.
"Presdir, saya sudah mencari kabar dan memang benar apa yang Presdir lihat tadi siang. Nona Hana datang dengan orang tuanya, tapi itu hanya sebentar. Setelahnya—"
"Sebentar... Jadi maksudmu Hana— Hana melihat.."
"Ya, Presdir."
Jungkook mengepalkan tangan sampai jari-jarinya memutih.
"Presdir, saya ingin memberitahu yang penting lainnya."
"Ya, katakan saja." Suara Jungkook yang parau membuat Mark terlihat tidak tega kepada Tuannya.
"Ehm—"
Melihat gestur gugup dari Mark membuat Jungkook mengerutkan kening.
"Presdir, bawahan saja melihat nona Hana pergi— maksudnya pergi ke luar negeri hari ini."
Jungkook berdiri dari duduknya, menghampiri Mark yang terlihat gugup, "A-apa? Ke-kenapa kau baru mengatakannya sekarang?!!" Teriak Jungkook.
"Maaf presdir, pengawal nyonya besar Jeon terus melarang kami bertemu anda."
"Sial.." Lirih Jungkook, dirinya kembali duduk. Menundukkan wajah dengan perasaan menyesal mendominasi dirinya. "Saya tidak peduli, bagaimanapun caranya keluarkan saya dari sini." Ungkapnya. "Hancurkan apapun yang menghalangi, bunuh mereka yang melawan."
"Pre-presdir.."
"Jalankan perintah saya Mark. Saya mempercayaimu dan yang lainnya."
"Ya, baik Presdir. Saya akan kabarkan pada yang lain. Saya juga akan mengusir wartawan terlebih dahulu."
"Ya. Saya menunggumu."
Memang sudah cukup bagi Jungkook, Ibunya benar-benar membuatnya semakin gila. Terlebih beberapa hari di kurung dirinya tidak mendapat akses apapun, Ponsel dan segalanya di ambil sepihak oleh Ibunya, membuat Jungkook tidak bisa menghubungi Mark ataupun pengawalnya yang lain, baru hari ini dirinya bertemu dengan pria itu dan Jungkook akan segera membalas semuanya. Tidak peduli dengan pernikahan ini yang akan berantakan— karena Jungkook memang tidak peduli.
"Jung?"
Suara lembut wanita yang memanggilnya tidak membuat Jungkook menoleh. Jungkook tahu itu Yeri.
"Jungkook.."
"Pergi dari sini—"
"Suamku, kau harus terus bersamaku di dalam. Banyak yang mencarimu, jangan membuat orang tua kita malu Jungkook."
Yeri mendekat, duduk di sebelah pria yang kini sudah menjadi suaminya. Yeri memegang tangan besar Jungkook, memperhatikan jari-jarinya yang tidak terpasang cincin pernikahan mereka. "Ayo, kita ke dalam." Ucapnya berusaha terlihat biasa saja.
"Lepaskan!" Jungkook mengempaskan tangan Yeri, "Jangan berharap bisa menyentuh saja." Dan Jungkook pergi dari sana membuat Yeri mematung kaku, tersenyum miris pada kelakuan Jungkook, "Harus aku apakan lagi kau Jungkook."
Langkah Jungkook terhenti karena melihat Mark dan bawahannya yang lain kini sedang mencari celah jalan lain, menyuruh Jungkook agar tidak terlihat di mata tamu undangan. Mengerti dengan isyarat Mark, Jungkook bersembunyi di balik pintu balkon.
Melihat wartawan mulai berangsur pergi paksaan para pengawalnya membuat Jungkook tersenyum, langkah kakinya kemudian dengan hati-hati menuruti perintah Mark agar pergi dari sana.
Keluarnya Jungkook dari ballroom menuju mobil yang di sediakan Mark membuat para pengawal milik Ibunya kelimpungan, di tambah tenaga pengawal Jungkook tidak main-main menyebabkan mereka kehilangan Jungkook dengan cepat.
Jungkook tidak peduli dengan Ibunya. Jungkook tidak peduli dengan hal lainnya, jika Ayahnya mengambil kembali perusahaan pun Jungkook sudah tidak peduli.
Di dalam pikiran pria bermarga Jeon itu kini hanya ada Min Hana. Jungkook mengganti baju yang di sediakan Mark untuknya. Diam-diam Jungkook merasa bangga pada pria keturunan Amerika itu.
"Presdir, kami mencari tahu jika nama nona Hana terdaftar di penerbangan menuju Kanada." Jelas pengawalnya yang lain.
"Kanada?" Kening Jungkook. Di rapikannya kembali bajunya.
"Ya, presdir. Secepatnya kami akan mencari tahu alamat nona Hana disana."
"Presdir.." Pengawalnya yang bernama Jackson itu memberikan ponselnya dan Jungkook tersenyum ramah pada para pengawalnya.
"Terima kasih, kalian sudah bekerja keras." []
Tbc
Pendek?
Iya, sependek jari mungil nan bantet suamiku Jimin :(Ada yang bisa menebak chapter berikutnya apa?
Jk selama ini gabisa berontak karena akses untuk menghubungi tida ada. Bukan karena tida mau :')
See you~ 💜
With luv,
Istri Jimin, Aw... 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
OM JEON [M] ✔
Fanfiction(Mature 21+) - [TAMAT] "Jeon, pria dewasa yang terjebak cinta pada si gadis kecil." ↪ Setting Place : Korea Selatan