\42\

7.6K 586 89
                                    


Happy reading. 💜

Vote dan komennya yha :(

••

Sepatutnya kini Irene merasa senang karena putrinya telah pulang dan tidur nyenyak, tapi perasaan itu tergantikan dengan cemas yang berlebihan.

"Sayang, tidurlah.." Pinta Seokjin berkali-kali namun tidak kunjung di dengar Irene.

"Aku tidak bisa.." Lirihnya dengan posisi tubuh yang menyender pada dada bidang suaminya. Pandangan matanya terus tertuju pada Hana yang tertidur setelah dua jam lamanya hanya menangis di pelukannya. Irene merasa sedih melihat putrinya patah hati yang sangat menyakitkan. Lebih menyakitkan dari apapun, Irene selalu ingin Hana berbahagia. Cukuplah putrinya itu merasa sedih karena perpisahannya dengan Yoongi dulu.

"Aku harus bagaimana?"

Pertanyaan Irene tidak di jawab Seokjin karena dirinya juga bingung harus menjawab apa. Sebenarnya bisa saja Seokjin menemui orang tua Jungkook— yang tidak lain adalah keluarganya juga. Namun itu begitu sulit karena sudah lama Seokjin tidak mengunjungi keluarga itu lagi.

"Yoongi Hyung dan aku akan mencari jalan keluarnya Noona, kami tidak akan membiarkan putri kita larut dalam kesedihan."

"Apa— apakah kau akan pergi ke pernikahan itu? Tadi pagi aku melihat undangannya di meja kerjamu."

"Hmm, aku tidak tahu dan tidak yakin jika harus datang." Jawab Seokjin, tangannya mengeratkan pelukan pada tubuh kecil Irene. "Mau makan?"

"Bisakah masakkan aku sesuatu?"

"Tentu, Noona. Tunggu disini."

Seokjin melepaskan pelukannya dan melangkahkan kakinya pergi dari kamar Hana.

Irene mendekat ke ranjang Hana, ikut membaringkan tubuhnya disana.

"Mama tahu kau sangat sakit." Bisiknya. "Mama dan Papa akan selalu bersamamu, hmm? Jangan bersedih lagi. Pasti ada jalan keluarnya dan Mama akan melakukan apapun— apapun itu agar anak Mama bahagia."

"Mama.." Perlahan mata Hana terbuka, mata yang mirip dengan Irene. "Mama.. Hana— Hana.."

"Sstt.. " Irene memeluk Hana yang tubuhnya kembali bergetar, menangisi takdirnya. "Mama disini."

"Hana sangat mencintainya." Bisik Hana di sela tangisannya.

"Hmm, Mama tahu."

"Ta-tapi, kenapa dia.."

"Mama rasa dia mempunyai alasan lain."

"Dia sudah berjanji pada Hana.. Kami bahkan— kami bahkan.." Oh, Hana tidak bisa mengatakan pada Mamanya apa yang sudah dirinya dan Jungkook lakukan, bisa-bisa Mamanya akan kecewa padanya.

"Tidurlah, Mama akan menemai sampai Hana merasa kembali baik. Mama akan berusaha membuat Hana kembali bahagia, anak Mama harus percaya pada takdir, pada Tuhan."

"Mama, thank you. I love you.."

Hana kembali tenang dan tertidur dengan nafas teratur di pelukan Irene. Irene senang karena tadi Yoongi memberinya kesempatan untuk menjaga Hana walau raut wajah mantan suaminya itu tidak rela. Bagaimanapun yang Hana butuhkan kini adalah pelukan dan ketenangan dari sang Ibu, benarkan?

Tidak lama, Seokjin datang memanggil Irene untuk makan. Dengan pelan Irene melepaskan pelukan pada putrinya dan berjalan keluar sesudah mengecup kening Hana. "Selamat malam."

•••

Seminggu ini Jungkook seperti orang gila, menghancurkan perabotan rumah dan marah pada siapa saja yang menemuinya. Dirinya merindukan gadisnya, ingin mencari dan bertemu. Tetapi dengan sialnya, Ibunya mengunci dirinya di kamar lamanya di rumah utama sampai hari pernikahan di adakan.

OM JEON [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang