\Side Story\

8.2K 607 63
                                    


Seoul, 18 Januari 2019.

•••

Kim Jisoo memegang dengan erat dokumen penting yang akan di berikan pada atasannya. Meskipun sudah dua tahun lamanya menjadi sekretaris Jungkook, Jisoo masihlah gadis yang malu dan gugup jika bertemu Jungkook.

"Presdir?" Panggilnya sembari mengetuk pelan pintu ruangan Jungkook.

"Hmm, masuklah."

Jisoo memasuki ruangan mewah Jungkook yang beraroma Mint bercampur kopi. Diserahkannya dokumen itu pada Jungkook.

"Presdir karena salju sedang turun sepertinya pihak perusahaan Kimberly membatalkan rapat kunjungan." Jelasnya.

Jungkook yang kini fokus membaca dokumen perusahaan hanya mengangguk sekali, "Hmm, atur ulang jadwal."

"Ya, ka-kalau begitu saya permisi."

Jisoo melangkahkan kaki meninggalkan ruangan Jungkook,

"Jisoo?"

Langkah Jisoo terhenti, di balikkannya tubuh menjadi menghadap Jungkook, "Ya, presdir." Jantung Jisoo berdegub kencang ketika mengetahui Jungkook kini menatapnya.

"Pakai pakaian hangat."

Hati Jisoo menghangat mendengarnya, Jungkook memang berubah dari segi sikap kepadanya, tapi Jisoo masih bisa merasakan jika mantan kekasihnya itu masih memiliki sifat perhatian. "Ya. Terima kasih presdir."

Jungkook membiarkan sekretarisnya itu meninggalkan ruangannya, kemudian menyandarkan tubuh di kursi karena lelah. Jungkook memutuskan berdiri dari duduknya dan melihat pemandangan salju yang turun dari jendela besar di ruangannya. Pandangan Jungkook beralih ke bawah depan gedung kantornya, melihat banyak orang berkumpul disana di tengah salju yang turun. "Sedang apa mereka?" Gumamnya. Karena dirinya penasaran dan pekerjaan sudah selesai, Jungkook memutuskan turun dan melihat apa yang terjadi.

Sepanjang perjalanan, pegawainya terus menyapanya dengan ramah. Sampai di Lobby, Jungkook menanyakan pada security apa yang sedang terjadi.

"Ah, presdir.. Itu anak-anak muda sedang bermain musik dan menari."

"Hm?" Jungkook bingung, di tengah salju turun begini ada yang melakukan itu?

Jungkook melangkahkan kakinya ke dalam kerumunan yang di dominasi anak muda dan sebagian pegawal kantornya, security disana mengikuti kemana langkah presdirnya untuk berjaga-jaga bila ada sesuatu yang tidak di inginkan.

Mata Jungkook memandang lima anak laki-laki yang menari dengan luwes mengikuti musik yang di putar. Karena bosan terus melihat dari belakang, Jungkook meminta pegawainya untuk berpindah tempat agar dirinya bisa menerobos ke bagian depan.

Setelahnya Jungkook tersenyum bangga karena bisa berdiri di paling depan, melihat anak muda menari di cuaca dingin tidaklah begitu buruk pikirnya.

Musik selesai dan para anak muda itu di berikan tepuk tangan oleh penonton. Kini mata semua orang beralih pada seorang gadis yang duduk di depan piano, kemudian memaikan piano itu dengan luwes. Jungkook tidak bisa melihat wajahnya karena tertutupi masker dan topi, namun Jungkook akui gadis itu sangat pandai memainkan pianonya.

Selesai dengan piano, gadis itu tiba-tiba berdiri membuat semua orang bingung. Dan ketika musik kembali berputar semua di kagetkan dengan gadis itu yang membuka masker, topi berserta jaket tebal berwarna putihnya.

Gadis itu mengambil alih panggung dengan menari, kemudian kelima lelaki lainnya terlihat bergabung satu persatu mengikuti formasi.

Mata Jungkook tidak beralih pada gadis di depannya. Gadis muda yang tersenyum layaknya anak itik— ah bukan, seperti anak kucing yang manis sekali tetapi seksi jika menari.

OM JEON [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang