Walau udah tamat bolehlah tinggalin jejak vote dan komentarnya, ☺
Happy reading, 💜
•••
Hari sudah sore ketika Hana keluar dari fakultas seni. Jungkook juga sudah menunggu dari tiga puluh menit yang lalu. Membuat Hana menghela nafas kasar secara terang-terangan di depan pria dewasa itu."Sudah diberitahu tidak perlu menjemput." Gumamnya tapi tetap masuk kedalam mobil hitam Jungkook.
"Bagaimana kuliahmu?" Tanya Jungkook setelah enam puluh detik hening.
"Ya, lancar dan begitu-gitu saja" Jawabnya dengan malas.
"Seperti apa yang begitu-gitu saja?"
"Ya, seperti itu—."
"Begitu?"
"Ya, begitu."
"Ah.. Ya, begitu ternyata."
-_-
•••
Jungkook sudah mengantar Hana ke rumah gadisnya itu. Sebenarnya Jungkook ingin Hana menginap di apartemennya lagi, namun Hana menolak keras ajakannya. Dari pada Hana yang kembali marah dan merajuk, Jungkook mengalah dan mengantarnya pulang.
Sampai di apartemen, Jungkook menghela nafas kasar.
Ibunya berada disana, duduk di sofa coklatnya yang empuk dan hangat.
Bersama wanita itu, wanita yang pagi tadi datang ke kantornya. Niat Jungkook yang ingin segera istirahat sepertinya harus di tunda dulu. Lagi pula, dari mana Ibunya tahu kode sandi apartemennya?
"Duduklah, Nak." Ucap Ibunya yang melihat Jungkook enggan duduk dan hanya berdiri di depan pintu masuk dengan wajah tak bersahabat.
Dengan terpaksa Jungkook duduk di sofa single. Memilih menghindari tatapan sang Ibu.
"Kau sudah kenal Yena bukan? Bukankah Yena sangat cantik?" Jungkook hanya mengangguk saja, memang benar Yena itu cantik. Tapi masih cantik Hana, Hana juga imut dan lucu, menggemaskan dan tidak tertandingi oleh siapapun, begitu pikirnya.
"Ekhm—" Jungkook berdehem ringan dan melihat Ibunya dengan serius, "Jadi—"
"Ohh.. iya Jung, Yena malam ini akan menginap disini. Ibu dan Yena juga sudah memasak tadi di rumah dan membawanya kesini. Nanti kalian makan malamlah bersama, mengerti? Ibu akan pulang sekarang. Bersenang-senanglah sayang."
Setelah mengatakan kalimat bualan yang tidak sempat di sanggah itu, Ibu kandung dari Jungkook itu segera beranjak dari duduknya. Meninggalkan Jungkook dengan Yena disana.
Lima menit hanya berdiam diri membuat Yena merasa tak enak juga. Suasananya sangat canggung, ingin mengajak Jungkook berbicara tapi melihat wajah pria itu ia mengurungkan niatnya.
"Kamarnya hanya ada satu dan saya tidak bisa tidur disana berdua denganmu."
"Ahh.. Kalau begitu aku akan pulang saja."
"Tidak usah, Ibu saya akan murka jika mengetahuinya." Jungkook tampak berpikir lagi, "kau tidurlah di kamar. Saya akan tidur di sofa, saya akan mandi dulu."
Jungkook pergi meninggalkan Yena sendirian, menghela nafas lelah Yena pun beranjak ke dapur. Mempersiapkan makan malamnya dengan Jungkook.
•••
Di bawah guyuran air shower, tubuh Jungkook meremang merasakan dinginnya air dan otaknya yang sedari tadi terus memikirkan Hana. Pria itu menutup mata, tengah membayangkan Hana yang semalam memakai baju kemejanya tetapi terlihat sangat besar di tubuh gadis itu. Hana juga punya kebiasaan tidak memakai bra saat tidur, saat berpelukan semalam gundukan kenyalnya sangat terasa di badan kekar Jungkook.
Hanya membayangkan wajah tidur Hana yang menggemaskan membuat Jungkook tersenyum dan perlahan kekehan halus keluar begitu saja.
"'Ck! Gadis nakal dan seksi, tapi kenapa tetap menggemaskan?" Gumamnya.
•••
Makan malam sudah siap begitu Jungkook keluar dari kamar dengan baju putih lengan panjang dan celana coklat pendeknya. Rambutnya yang belum terlalu kering membuat seorang Jung Yena terpana untuk kesekian kalinya.
Walau bertatapan langsung dengan Jungkook baru kali ini, Jung Yena sudah sering melihat Jungkook di pesta-pesta perusahaan walau dari jauh.
"Makanlah." Ucapnya ketika Jungkook duduk di tempatnya, Jungkook hanya mengangguk dan mulai memakan masakan yang katanya di buat oleh sang Ibu dan wanita di depannya.
Selama makan malam berlangsung tidak ada satu kalimat pun keluar dari bibir keduanya. Hanya dentingan alat makan yang saling bersahutan memecahkan kesunyian.
"Saya selesai, terima kasih." Kemudian Jungkook berlalu meninggalkan Yena. Yena hanya tersenyum kecut melihat tingkah dingin seorang Jungkook.
Setelah beres mencuci piring dan membersihkan dapur, Yena melangkahkan kaki ke ruang santai. Disana tampak Jungkook sedang menonton serial televisi.
"Pakai saja kamarnya jika ingin mandi atau membersihkan diri"
"Y-ya."
Yena memasuki kamar Jungkook, melihat-lihat keadaan kamar pria itu yang bersih dan wangi lavender bercampur wangi khas seorang Jungkook dan entahlah wangi lembut apalagi yang Yena hirup disini.
Setelah melihat keadaan kamar Jungkook, Yena akhirnya mandi untuk menghilangkan gerah di tubuhnya.
"Yena??" Panggil Jungkook dari luar kamar mandi.
Yena yang sedang keramas menghentikan kegiatannya.
"Ya?"
"Kau lupa handukmu, saya taruh di pintu."
"Y-ya, terima kasih Jungkook."
Tidak ada jawaban dari pria itu membuat Yena berasumsi jika Jungkook sudah keluar dari kamar.
Setelah membersihkan busa yang menempel sampai bersih, Yena mengintip keadaan diluar dan melihat handuk yang tergantung di gagang pintu kamar mandi. Segera ia memakainya dan keluar dari kamar mandi dengan tetesan rambutnya yang masing basah karena dirinya tidak melihat handuk kecil lain untuk mengeringkan rambut panjangnya.
Kret.
Tiba-tiba pintu kamar Jungkook terbuka.
Maksudnya.
Yang membuka pintu itu adalah seorang gadis muda dengan wajah sembab dan mata lucu yang memerah.
Yena di buat bingung ketika gadis muda itu menatapnya nanar.
"Hana pergi saja, Ahjussi pasti sangat sibuk sekali ya?!!"
Yena juga melihat Jungkook di belakang gadis itu sedang mengacak rambutnya sampai kusut.
"Hana, saya bisa jelaskan." Ucap Jungkook lembut, Yena saja sampai kaget karena Jungkook bisa berubah menjadi selembut itu. Berbeda sekali dengan Jungkook yang tadi saat bersamanya atau bersama Ibu pria itu sekalipun.
Gadis muda yang di panggil Hana itu masih menatap Yena dengan pandangan tak biasa.
Setelahnya gadis itu pergi meninggalkan Yena di kamar. Tentu saja dengan Jungkook yang menyusul gadis muda yang cantik itu dengan terus memanggil-manggil nama 'Hana'.
"Siapa dia??"
Tbc
Komen dan vote nya di tunggu yahhh 😘
See you~~
With luv,
iim💜

KAMU SEDANG MEMBACA
OM JEON [M] ✔
Fiksi Penggemar(Mature 21+) - [TAMAT] "Jeon, pria dewasa yang terjebak cinta pada si gadis kecil." ↪ Setting Place : Korea Selatan