Jung Family House
Berbeda dengan keluarga lainnya, keluarga jung ini lebih terbuka dengan apa yang mereka hadapi, entah itu masalah dari grup mereka sendiri atau masalah keluarga mereka, atau hanya masalah kecil soal jooseok lebih menurun siapa sifatnya sampai-sampai seaktif ini.
Seperti saat ini, mijoo dan hoseok tengaj mendiskusikan apa yang memang harus di siskusikan keduanya. Walaupun banyak halangan karena jooseok selalu mengganggu mereka, dan membuat diskusi yang seharusnya sudah selesai dari tadi.
"Bagaimana?" tanya mijoo memastikan.
"Memangnya harus hari ini juga keputusannya?" tanya hoseok
Mijoo mengangguk dan berkata "lebih cepat lebih baik sayang" jawab mijoo dengan nada gemasnya.
Di tengah perbincangan mereka jooseok tak henti-hentinya memainkan mainan remot kontrolnya mengelilingi isi rumahnya tanpa da yang terlewat sama sekali.
Mijoo yang sesekali melihat jooseok membuat hoseok mengkhawatirkan sesuatu, yang mungkin hanya mijoo dan dia yang tahu.
"Jooseok terlalu aktif, aku takut itu akan merepotkan, kau ingat kan waktu ia baru berusia 9 bulan saat ia sudah bisa berjalan" ujar hoseok dengan nada lembutnya.
"Iya aku ingat, dia hampir menghilang karena mengikuti orang asing saat di backstage" timpal mijoo.
Setelah perkataan itu, mijoo dan hoseok terdiam dengan pikirannya masing-masing, mereka kompak langsung menarap ke arah jooseok yang masih fokus dengan permainannya.
"Jooseok-ah" panggil hoseok lembut dan membuat jooseok langsung memfokuskan ke suara ayahnya.
"Ne appa" ujar jooseok dan langsung menuju ke arah hoseok "ada appa?"
Hoseok meraih tubuh jooseok untuk menududukkan tubuh kecil jooseok ke pangkuannya.
"Appa mempunyai sesuatu hal yang penting, jooseok harus mendengarkan ya" ujar
"Ne apa" ujar jooseok patuh.
Hoseok memandang mata mijoo sebentar, menyalurkan sesuatu ide yang akan ia sampaikan pada jooseok saat ini, kini matanya memandang sang buah hati yang mulai sudah diam dan bersiap mendengarkan sang ayah.
"Jooseok-ah appa dan eomma akan sibuk kembali, jadi appa dan eomma mungkin akan sering meninggalkan jooseok" ujar hoseok dengan lembut nan tegas.
"Eoh? Apa eomma akan comeback belsama lovelyz imo?" tanya jooseok dengan polosnya.
"Iya sayang, tapi sebelum eomma dan appa akan sibuk ada satu permintaan yang ingin eomma dan appa sampaikan pada jooseok" timpal mijoo dengan suara lembutnya.
Jooseok teridam mencerna semua perkataan kedua orang tuanya, memang umurnya masih terbilang muda untuk mengerti keadaan yang ada.
"Jooseok janji tak akan nakal eomma" ujar jooseok setelah diam beberapa saat.
Ungkapan itu membuat hoseok dan mijoo terdiam, mereka tak menyangka jika anak mereka akan langsung berucao seperti itu.
"Jooseok akan menulut pada eomma dan appa" ucap jooseok lagi.
"Jooseok janji?" ujar mijoo dengan menyodorkan jari kelingkingnya ke arah jooseok.
Jooseok menyambut tautan jari kelingking mijoo dan berkata "janji eomma"
Hoseok tersenyum hangat melihat perubahan anaknya yang sangat drastis ini, ia cukup bangga dengan perubahan jooseok yang mulai mengerti dengan kesibukan kedua orang tuanya.
"Tapi eomma apa jooseok boleh lanjut main lagi?" tanya jooseok pada sang eomma.
Mijoo mengangguk dan berkata "ne silahkan, asalkan sehabis main langsung di kembalikan ke tempat semula ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Married Life
General FictionKisah ini menceritakan bagaimana kehidupan seorang Idol setelah menikah? Bagaimana kehidupan mereka setelah menikah? Apakah mereka tetap dalam kehidupan idol? Atau mereka memutuskan untuk hidup layaknya orang biasa?