"Ternyata tempat ini masih sama ya," celetuk Jisoo disela-sela perjalanannya bersama dengan Namjoon.
Namjoon tersenyum, dengan celetukkan Jisoo disela-sela keheningan keduanya. Walaupun hening selama perjalan tangan Namjoon tetap menggenggam tangan Jisoo selama perjalanan, alasan mereka hening adalah biasanya mereka hanya menikmati indahnya taman atau museum yang akan mereka datangi lalu mereka akan mendiskusikan saat keduanya tengah makan atau telah selesai menikmati apa yang menjadi objek mereka diawal kencan.
"Memang, hanya keadaannya yang berbeda sekarang bukan tempatnya," timpal Namjoon dengan lembut.
Jisoo melihat kearah Namjoon dengan senyuman kecilnya dan menatap suaminya yang juga sedang tersenyum dengan menampakkan lesung pipinya yang begitu menawan walaupun ia hanya tersenyum tipis.
"Keadaan yang mana sekarang aku sudah memilikimu seutuhnya," timpal Namjoon lagi.
"Hehehe, apa sesulit itu memilikiku dulu?" Tanya Jisoo dengan nada yang sedikit manja pada suaminya itu.
"Hm" Namjoon mengangguk dengan mantap, "Bahkan untuk menggenggam tanganmu saja sangat sulit," ujar Namjoon dengan begitu jujurnya.
Jisoo hanya merespon dengan senyuman yang lumayan besar, dan tidak lupa juga dengan tertawa kecil sebagai respon akan apa yang baru saja diungkapkan oleh Namjoon.
"Wah apa kau serius? Berarti kau lelaki beruntung bukan?" tanya Jisoo lagi.
Namjoon menganggukkan kepalanya kali ini ia langsung menatap tepat didalam mata Jisoo dengan begitu lembut dan dalam hingga membuat langkah keduanya benar-benar terhenti sejenak.
"Bukan hanya beruntung, tapi sangat bersyukur karena apa yang aku takutkan tidak terjadi," ucap Namjoon lagi.
Kali ini mereka berdiri tepat berharap-hadapan dengan Namjoon yang menggenggam tangan Jisoo begitu erat, ah ralat dua tangannya menggenggam tangan Jisoo dengan begitu erat namun juga tidak menyiksa atau menyakiti.
Seakan terkunci oleh tatapan Namjoon yang sejujurnya sudah sejak lama membuat Jisoo sangat amat jatuh cinta padanya saat mereka pertama berkenalan dahulu.
"Hufh, jika mengingat perjalananku dulu rasanya aku ingin mati saja jika tidak berakhir denganmu," ucap Namjoon lagi kali ini dengan menghelas nafas besar namun tangannya masih menggenggam tangan Jisoo dengan sangat erat.
"Sssstt, aku tidak suka jika kata-kata itu keluar darimu," ucap Jisoo dengan nada yang sedikit kesal, "Apa-apaan hanya karena ku kau mati, yang ada kau membuatku depresi karena merasa bersalah Tn Kim," lanjut Jisoo.
"Apa iya akan begitu?" Tanya Namjoon dengan tatapan selembut sutra.
Jisoo terdiam sejenak, ia membalas tatapan Namjoon dengan tidak kalah lekatnya, seakan terhipnotis dengan adegan tatap menatap ini sampai akhirnya sebuah tabrakan kecil menganggetkan keduanya, lebih tepatnya Namjoon.
Saat mereka lihat kearah kaki Namjoon ternyata ada seorang gadis kecil yang tengah terjatuh terduduk karena baru saja menabrak kaki jenjang Namjoon dengan lumayan kencang juga.
Jisoo melepaskan tangannya dari genggaman Namjoon, yang mana hal itu membuat Namjoon sedikit terkejut dengan refleks Jisoo yang begitu cepat bahkan Jisoo langsung berjongkok tepat didepan gadis kecil itu.
"Tidak apa anak cantik, apa ada yang luka?" Ucap Jisoo bertanya dan setengah menenangkan gadis kecil yang sepertinya ketakutan dengan apa yang terjadi.
"Tenang sweety, tidak usah takut ya" ucap Namjoon yang ikut menyusul Jisoo berjongkok tepat dihadapan anak gadis itu.
"Jihoen!"
Sebuah teriakan terdengar dari arah belakang gadis kecil yang mana Namjoon dan Jisoo dapat melihat siapa yang memanggil dan siapa yang di panggil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Married Life
General FictionKisah ini menceritakan bagaimana kehidupan seorang Idol setelah menikah? Bagaimana kehidupan mereka setelah menikah? Apakah mereka tetap dalam kehidupan idol? Atau mereka memutuskan untuk hidup layaknya orang biasa?