Sepanjang perjalanan baik Jiae ataupun Yoongi sama-sama tidak ada yang berbicara, hanya tangan yang saling bertautan saja. saling menggenggam dan menyalurkan kehangatan penuh kasih sayang mereka. Kalau kalian ingat perkataan Hoseok perihal mereka yang ingin diam tapi tetap dengan yang tersayang mungkin ini lah yang sedang dirasakan oleh Jiae dan Yoongi.
"Bagaimana?" celetuk Jiae memecahkan keheningan.
"Mau berbicara sembari berjalan atau berbicara duduk direrumputan?" bukannya menjawab Yoongi justru memberikan pertanyaan dengan opsi yang cukup baik untuk dirinya dan Jiae pastinya.
"Disana sepertinya bagus, bagaimana jika disana" ucap Jiae dengan menunjuk kearah rerumputan yang mana sedikit dekat dengan danau.
Tanpa menjawab Yoongi sedikit menarik genggaman tangannya agar Jiae mengikuti langkahnya kearah yang diinginkan oleh Jiae. Namun entah mengapa perjalanan mereka menuju tempat tersebut seakan lamban, entah karena langkah mereka atau memang Yoongi sengaja memperlamban.
"Jangan berbicara dulu, diam sampai tempat tujuan baru utarakan semuanya, terutama aku akan utarakan semuanya yang ingin aku utarakan," ucap Yoongi dengan cepat.
Seakan sudah tahu dengan tipikal seperti Jiae yang memang suka membahas apapun saat sedang berjalan atau ditengah perjalanan menuju kesuatu tempat, menurut Jiae jika hanya diam saja itu sangat membosankan.
Sedangkan Yoongi lebih suka menikmati perjalanan walaupun aslinya ia sangat cerewet dibandingkan dikamera, tetap saja sisi dingin dan to the point nya itu adalah hal yang memang sudah sangat menempel padanya. Dan entah mengapa hal itu adalah healing sendiri untuk Yoongi, tapi terkadang cerewetan dan omelan Jiae juga Healing baginya.
"Kenapa perjalanan menuju tempat yang dekat itu terasa jauh sih," gerutu Jiae pelan.
Andai Jiae tahu jika langkah mereka itu seperti tengah menuntun kakek dan neneknya dulu saat berjalan, dan itu semua adalah ulah Min Yoongi yang memang sengaja berjalan sangat lamban.
"Kalau kau makin menggerutu yang ada semakin jauh perjalanan kita." Balas Yoongi dengan sangat cepat namun sedikit dingin.
Jiae hanya menghela nafasnya dengan sedikit mempoutkan bibirnya karena kesal. Iya kesal, kesal sekali dengan suami yang jelas-jelas sangat ia sayangi.
Sekitar kurang lebih lima belas menit mereka berjalan dengan begitu leletnya, sampai tepat tidak jauh dari danau. Jiae melepaskan genggaman tangan Yoongi dan langsung menghirup udara segar sebanyak-banyak untuk mengisi paru-parunya.
"Huaa sudah lama aku tidak merasakan udara sesegar ini," ucap Jiae setengah berteriak.
Dan secara bersamaan juga secara diam-diam Yoongi mengambil moment yang sudah lama ia tidak abadikan didalam ponselnya, tanpa sepengetahuan sang istri. Karena posisi Jiae membelakangi Yoongi yang tengah duduk di rerumputan.
"Yoongi, kau tidak mau menghirup udara segar seperti ku apa?" tanya Jiae yang secara perlahan langsung menghadap kearah suaminya.
"Disini aku pun juga bisa," setelah mengatakan itu dengan segera Yoongi menghirup udara dalam-dalam bahkan menghembuskannya secara dramatis.
"Cih, dasar pemalas" celetuk Jiae kesal.
Dengan segera Jiae mengambil ponselnya yang sudah sedari tadi diam didalam kantung jaketnya, dan mulai mengabadikan semuanya yang menurutnya indah. Begitu juga dengan Yoongi kali ini ia mengabadikan semuanya bukan dengan kamera melainkan dengan matanya dan simpan menggunakan memory dikepalanya.
Jiae masih terus mengambil gambar hinggal selfi dirinya, yang dimana secara tidak sengaja Yoongi pun ikut terpotret disana. Hanya beberapa foto yang dimana Yoongi sangat sadar akan kamera sisinya ya ala-ala candid yang terpaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Married Life
General FictionKisah ini menceritakan bagaimana kehidupan seorang Idol setelah menikah? Bagaimana kehidupan mereka setelah menikah? Apakah mereka tetap dalam kehidupan idol? Atau mereka memutuskan untuk hidup layaknya orang biasa?