Special Part 2

1.6K 193 30
                                    

"Kau sungguh akan pergi? bagaimana dengan aku?"

Sebenarnya meninggalkan Sana adalah hal tersulit untuknya. Apalagi sebentar lagi Sana juga akan melahirkan. Dia tak sanggup jika tidak bisa menemani Sana melahirkan, apalagi ini pengalaman pertamanya. Dia benar-benar ingin menemani Sana saat dia berjuang melahirkan putra mereka. 

"Aku akan mencoba bicara pada pd-nim," jelas Taehyung yang kemudian mengecup pucuk kepala Sana, "Jika ada apa-apa kau harus langsung menghubungiku, ibuku akan terus bersamamu jadi jangan khawatir."

"Baiklah, hati-hati,"

Taehyung melangkahkan kakinya sambil sesekali menatap ke arah Sana yang sepertinya tak rela ditinggal oleh suaminya pergi. Dia tahu hal ini merupakan kewajibannya, jadi dia tak punya pilihan lain selain pergi.

Meski awalnya Taehyung ingin memiliki anak saat umurnya menginjak 40. Bukan tanpa alasan, Taehyung hanya tidak ingin meninggalkan Sana yang tengah mengandung karena harus melakukan world tour seperti ini. Dia sudah berencana untuk berhenti dari dunia entertainment yang sudah membesarkan namanya itu saat usianya 40 tahun. Jadi dia bisa membantu istrinya mengurus anaknya kelak. Tapi sepertinya takdir malah mengalahkan semua rencana yang sudah dia susun dengan baik.

"Kau sedih lagi?"

Pertanyaan itu hanya membuat Taehyung menghela napasnya. Meski dia mengatakan jika dia sedih, world tournya tetap akan dilaksanakan. Jadi Taehyung memutuskan untuk membisu saja sekarang.

"Aku tahu hal ini benar-benar berat untukmu, memilih penggemar atau keluarga."

"Aku tidak merasa berat, aku hanya khawatir."

"Seokjin dan Jungkook juga begitu, mereka bahkan sampai berkali-kali masuk ke rumah mereka untuk mengucapkan selamat tinggal."

Yap, hampir semua member BTS sudah tak lagi sendiri sekarang. Mereka juga perlu memikirkan istri dan anak mereka yang harus mereka tinggalkan demi tampil dihadapan penggemar mereka yang sudah tidak sabar untuk berjumpa dengan mereka.

"Andai aku bisa membawa Sana, mungkin aku akan membawanya. Tapi tidak mungkin membawanya dalam keadaan seperti ini,"

Tae's Wife🐻
Jangan lupa untuk makan dengan benar
Jangan memaksakan diri jika sakit
Jangan mudah menangis
Jangan terluka
Jaga dirimu, aku mencintaimu

Taehyung tersenyum mendapatkan deretan pesan manis dari Sana. Meski Sana akan lebih cerewet saat dia berada di rumah, tetap saja dia pasti merindukan omelan-omelan Sana.

"Ah, aku merasa aku sudah merindukannya sekarang," gumam Taehyung yang kemudian menyandarkan tubuhnya dan memejamkan matanya.




















"Appa," Seokjin tersenyum saat putri kecilnya menyerahkan kotak berisi mic milik Seokjin, "Appa, Naeun ingin mic milik appa,"

Nayeon sedikit terkekeh karena permintaan putri kecilnya itu. Dia memang sangat menyukai warna pink, itu sebabnya dia sangat tertarik pada mic yang selalu digunakan ayahnya itu.

"Appa akan memberikannya padamu nanti," jelasnya sambil mengusap halus pucuk kepala Naeun.

"Jinjja? tapi Naeun tidak bisa belnyanyi," Naeun menundukan kepalanya karena merasa sedikit kecewa. Padahal ibu dan ayahnya memiliki suara yang bagus.

"Naeun juga bisa bernyanyi, Naeun hanya perlu berlatih," jelas Nayeon sambil mengusap halus pucuk kepala putrinya itu. Mungkin karena Naeun masih sangat kecil, itu sebabnya bakat bernyanyinya masih belum terlihat.

"Appa harus pergi sekarang, kau jaga eomma ya,"

Naeun mulai berkaca-kaca. Sebenarnya ini hal terberat yang harus dia rasakan. Padahal dia biasanya tidak mudah menangis.

"Appa pasti pulang," jelas Seokjin sambil memeluk Naeun, "Naeun ingin dibawakan apa?"

"Naeun ingin appa pulang saat Naeun ulang tahun," Seokjin menatap Nayeon berharap istrinya itu mau menjelaskan pada Naeun. Sebenarnya bisa saja Seokjin pulang saat ulang tahunnya Naeun. Tapi sayangnya dia pasti sedang ada di Eropa saat itu.

"Baiklah, tapi appa tidak bisa berjanji."

"Tidak apa-apa."

Karir dan keluarga. 2 hal yang sungguh masih sulit untuk Seokjin pilih. Mungkin bukan hanya Seokjin saja, Jungkook, Taehyung, dan Jimin pun mengalami hal yang sama dimana mereka terpaksa harus pergi meninggalkan anak dan istri mereka. Tapi mau bagaimana lagi? mereka sudah terikat kontrak dan mau tidak mau, mereka harus mengalami ini semua.

"Jaga dirimu,"

"Arasseo, kau juga," jelas Nayeon yang kemudian membuat Seokjin menghampirinya.

"Baby, jangan repotkan eommamu," Nayeon tersenyum saat Seokjin mengusap pelan perutnya.

"Arasseo appa,"

"Aku pergi sekarang."

"Hati-hati,"

*
*
*

"Kau baik-baik saja?" tanya Seokjin saat Jimin memilih menyendiri disela-sela latihan mereka. Seokjin semakin menyangka ada yang salah pada Jimin saat dia menghela napasnya, "Mau bercerita?"

"Dahyun sedang marah padaku," jelas Jimin yang kemudian memperlihatkan isi pesan yang dikirimkan Dahyun, "Aku bahkan sampai membuatnya menangis."

"Karena kau pergi?"

"Aku tak punya pilihan lain selain pergi bukan? dia bilang jika dia takut sendirian dan aku memutuskan untuk mengantarkannya ke rumah oeang tuanya. Tapi dia langsung marah padaku."

"Kau tahu? bukan kau saja yang memikirkan Dahyun, yang lainnya juga sama. Bahkan Taehyung harus meninggalkan Sana yang akan melahirkan beberapa hari lagi. Aku yakin Dahyun hanya marah sesaat jadi jangan terlalu dipikirkan,"

"Hyung, aku harus pulang sekarang," semua yang ada diruang latihan itu menatap Taehyung yang benar-benar sibuk menggunakan jaketnya dan mencari manager hyung, "Manager hyung ada dimana?"

"Hyung, ada apa?" tanya Jungkook karena Taehyung benar-benar panik sekarang.

"Jangan bilang kali ini kau pulang karena Sana menangis memintamu untuk menemaninya tidur," tebak manager hyung yang baru saja datang dan membuat Taehyung langsung menggeleng.

"Sana, dia–"

"Dia apa?"

"Akan melahirkan! ayo cepat antar aku hyung. Kau bisa menghukumku sesuka hyung tapi biarkan aku menemui Sana, aku mohon,"

"Baiklah, ayo. Yang lainnya, kalian bisa latihan duluan," jelas manager hyung saat Taehyung menarik tangannya seperti seorang anak kecil yang meminta ayahnya untuk menuruti keinginannya.

"Dia terlalu panik," kata Yoongi yang membuat Jungkook menatapnya.

"Hyung juga pasti seperti itu nanti, lihat saja,"

"Aku? mungkin saja tidak,"

"Aigo, hyung. Seharusnya kau cepat-cepat menikah agar tahu bagaimana rasanya menunggu kelahiran seorang bayi tapi saat dia akan lahir, kau pasti akan panik."

Seokjin mengeryitkan dahinya saat melihat wajah Jimin yang tiba-tiba saja berubah menjadi senang, "Ada apa?"

"Tidak, aku hanya bahagia saja. Ayo, bukankah kita harus melanjutkan latihannya?"

Satu hal yang membuat Jimin senang sekarang adalah 1 pesan yang baru saja dia terima dari ibunya Dahyun yang memberitahunya jika Dahyun tengah hamil sekarang. Pantas saja Jimin merasa Dahyun benar-benar mudah sekali marah. Tapi dia memutuskan untuk menyembunyikan berita gembira ini setidaknya sampai beberapa bulan.

US (우리)2 [Our Next Story]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang