1 : SMA Galaxy

8.6K 420 5
                                        

Sinar matahari masuk melalui celah-celah jendela kamar seorang gadis yang masih nyaman dengan balutan selimut tebal nya dan juga guling kesayangan nya.

Kring... Kring... Kring...

"Ck. Ganggu mulu deh alarm nya! Siapa sih yang taruh nih alarm?!" gerutu perempuan itu. Perempuan itu pun melihat jam yang ada di nakas. Perempuan itu pun membelakan mata nya kaget. Ia sudah telat! Sudah pukul enam lebih tiga puluh menit yang berarti ia sudah telat untuk berangkag sekolah baru nya

"Huwaaaa! Tasya telat! Aldooo! Kok lo gak bangunin gue sih?!" geram Tasya.

Dengan secepat kilat, ia menyibak selimut nya dan buru-buru menuju kamar mandi untuk malakukan ritual nya.

Tak sampai lima menit Tasya mandi, ia sudah rapi dengan seragam putih abu abu nya dan dengan ransel biru pastel yang sudah ada di kedua pundak Tasya.

Dengan buru buru, ia menuruni tangga rumah nya dan menemui sang kakak.

"Bang Azka kok nggak bangunin gue sih?! Gue kan telat! Mana dua curut itu dah berangkat!" cerocos Tasya kepada Azka, kakak nya.

"Gue kira lo dah pasang alarm" acuh Azka.

"Udah sih, cuman gue nya aja yang keasikan tidur" gumam Tasya.

-----

Mobil sport Tasya sudah terparkir cantik di parkiran SMA Galaxy. Ia turun dari mobil nya dengan di sambut oleh tatapan-tatapan heran dan memuja dari warga SMA Galaxy.

'Ini murid baru nya?'

'Cantik banget anjir!'

'Eneng mau enggak jadi pacar abang?'

'Cantikan juga gue!'

'Saingan nya Sesil nih'

Tasya tetap menghiraukan ucapan-ucapan dari warga SMA Galaxy itu dan memilih tetap fokus pada koridor sekolah.

Bruk!

"Aduh! Lo kalo jalan liat liat dong! Gue kan jadi jatuh!" protes Tasya.

"Jalan tuh pake mata" ucap nya dengan nada dingin.

"Eh dugong! Yang ada jalan tuh pake kaki!"

Pria tersebut pun hanya mengangkat bahu nya acuh. Lalu ia pun meninggal kan Tasya seorang diri di koridor kelas XI. Tasya yang melihat itu membelakan mata nya tak percaya.

"Ck. Udah dia yang salah, eh, dia gak mau tanggung jawab. Seenggak nya minta maaf kek apa kek." cerocos Tasya. Ia pun melanjutkan langkah nya menuju ruang kepsek. Tetapi, ia tidak mengetahui dimana ruang kepsek itu.

'Nah, ada orang tuh. Gue tanya ah.' batin Tasya

Tasya pun menghampiri salah satu siswi itu. "Permisi, lo tau ruang kepsek gak?" siswi tersebut menoleh ke arah Tasya.

"Ta--TASYA?!" pekik siswi itu. Tasya pun membelakan mata nya kaget.

"LIANA?!" pekik Tasya. Ternyata itu adalah sahabat kecil nya sebelum ia pindah ke Bandung.

"KANGEN!!" mereka berdua pun berpelukan melepas rindu.

"Lo kapan pulang dari Bandung Sya?" tanya Lia.

"Jum'at malam gue dah aja di Jakarta kok"

"Kok lo gak ngabarin gue sih?"

Tasya pun menepuk dahi nya. Ia lupa mengabari sahabat sahabat nya. "Gue lupa Li, lagian gue sibuk banget. Gue beres beres rumah baru." Lia pun hanya beroh ria.

"Oh ya, lo mau ke kepsek kan? Yuk gue anter!" ajak Lia.

Sesampai nya di depan ruang kepsek, Lia pamit untuk menuju kelas nya. Tasya pun mengetuk pintu ruangan kepsek itu.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" ucap dari dalam.

Tasya pun masuk kedalam ruangan kepsek itu. "Assalamu'alaikum pak," sopan Tasya.

Kepsek itu pun menoleh. "Wa'alaikumussalam nak. Oh, kamu ya anak baru itu? Pindahan dari Bandung kan?" Tasya pun menganguk kan kepala nya.

"Kamu masuk 11 IPA 2. Perlu saya antar?"

Tasya pun menganguk angguk kan kepala nya. Lagi pula ia pun tidak tau dimana letak 11 IPA 2.

Kepsek itu pun bangkit dari duduk nya untuk mengantar Tasya. Sesampai nya dia depan kelas 11 IPA 2, kepsek itu pun pergi meninggal kan Tasya.

Tok! Tok! Tok!

Guru yang mengajar pun menoleh kearah luar. "Kamu anak baru ya?" tanya guru itu ramah. Tasya pun mengangguk kan kepala nya.

"Mari masuk nak" ajak guru itu.

"Baiklah anak anak, kita kedatangan murid baru. Tasya, silahkan kamu perkenal kan diri mu"

"Hallo teman teman! Kenalin gue Anastasya Zevanya Xavier. Lo semia bisa panggil gue Tasya. Gue pindahan dari Bandung" Tasya menunjukan senyuman terbaik nya.

Ia pun melihat semua orang yang ada di kelas itu. Ternyata dia sekelas dengan sahabat sahabat lama nya.

"Baiklah, ada yang mah di tanya kan kepada Tasya?" tanya guru itu.

'ID line nya apa?'

'Udah punya pacar belum?'

'Nomor telepon nya berapa?'

'Tinggal dimana?'

Guru itu pun berdecak jengah. "Sudah sudah! Kalian ini bertanya yang tidak penting. Oh ya Tasya, kamu panggil ibu, Ibu Siska ya. Saya wali kelas ini," ucap Bu Siska.

Tasya pun mengangguk angguk kan kepala nya pertanda mengerti.

"Kamu duduk di samping Vano saja. Vano itu yang sedang tidur" Bu Siska menunjuk salab satu siswa yang sedang terlelap di atas meja nya.

Tasya pun mulai melangkah kan kaki nya kearah meja Vano. Ia pun mendarat kan bokong nya di kursi samping Vano.

"Hai! Kenalin gue Tasya" ramah Tasya.

"Gue udah tau" dingin siswa itu

"Dan lo jangan ganggu gue tidur!" lanjut siswa itu. Tasya pun hanya mengangguk angguk kan kepala nya.

'Siapa juga yang mau gangguin situ. Orang gue cuman mau kenalan. Cowok ngeselin!' batin Tasya.

Pelajaran pun berlangsung dengan damai tanpa gangguan sedikit pun.

.
.
.
.
.

Maaf ya untuk chap ini kurang. panjang:(

Jangan lupa vote dan komen!

Alsya | CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang