60 : Sakit

1.5K 79 9
                                    

Lima part menuju ending!

-----

Azka memandang sendu adiknya yang terbaring lemah di kasur. Mengelus pelan rambut adiknya dengan penuh kasih sayang. Ia bersumpah akan menghabisi Vano setelah ini. Dan tentunya yang menyebarkan gosip tentang adiknya.

Beberapa jam yang lalu lelaki denagn seragam acak-acakan datang ke rumah seraya membawa Tasya yang tak sadarkan diri.

Lelaki yang ia ketahui bernama Andri itu mulai memceritakan bagaimana ia membawa Tasya dalam keadaan tak sadarkan diri.

Azka menatap setiap luka yang ada di tubuh adiknya. Ia juga mendapatkan laporan dari bi Ema kalau di punggung Tasya terdapat banyak lebam. Mulai dari pelipis, kening, lutut, siku, dan lengan yang di balut plester.

Azka bangkit dari duduknya. Sudah sekitar dua jam ia duduk menunggu Tasya untuk sadar. Sebelum pergi, Azka menyempatkan mengelus rambut Tasya.

"Cepet sadar, gue beliin pizza buat lo nanti." ujar Azka lalu mencium kening Tasya cukup lama.

-----

Azka menuruni tangga dengan tangan yang berada di saku. Dari arah tangga dapat ia lihat Andri sedang bermain play station bersama Aldo.

"Luka lo udah di obatin?" tanya Azka saat sudah duduk di sofa dekat Andri. Andri mengangguk tanpa menoleh saking serius nya.

Azka mengambil sebungkus camilan yang belum terbuka. "Menurut lo pada siapa yang nyebarin foto itu?"

"Yes menang!" seru Andri. Refleks tubuh cowok itu berdiri dengan tangan yang terangkat di udara. Senyum penuh bangganya tercetak jelas di wajahnya yang lebam.

Azka terjengkit kaget melihat pergerakan Andri yang begitu mendadak. Sementara Aldo yang sudah memasang wajah masamnya karena kalah permainan.

Aksa dengan baju santainya berjalan menuju sofa. Mendudukan bokongnya dan mengambil camilan yang di pegang Azka. Azka mendengus kesal.

"Menurut lo pada sia─"

Ting! Tong! Ting! Tong!

Azka mendengus keras. Ia jadi kesal sendiri karena pertanyaannya yang tak kunjung mendapatkan jawaban. Pertama karena tak di dengar, dan kedua suara bel.

"Sana lo buka. Lo kan yang paling lama lahir." titah Azka pada Aksa. Baru ingin membuka mulut suara Azka membuat wajahnya menjadi masam.

"Nggak usah bantah lo bocil. Gue sembelih lo nanti kalo bantah." ujar Azka tak terbantahkan. Mau tidak mau Aksa bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu rumah.

"Baru juga gue duduk. Untung gue sabar punya abang kelakuannya kek setan." gumam Aksa seraya mengelus dadanya.

Aksa membuka pintu rumahnya dan mendapati banyak sekali remaja yang berkumpul. Aksa membulatkan matanya.

"Heh ngapain rombongan pada ke sini?! Di sini nggak ada tawuran!"

Daniel menatap malas Aksa. "Bocil nggak usah banyak bacot. Gue ke sini cuman mau numpang makan." Hyona menoyor kepala Daniel membuat cowok itu mengaduh kesakitan.

Alsya | CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang