39 : Masa Lalu Vano

1.1K 75 0
                                        

Vano duduk termenung di pinggir kasur nya. Kilasan masa lalu terbayang-bayang di pikiran Vano. Dulu, ia dan Regan adalah sahabat. Bukan musuh seperti sekarang.

Flashback On

Saat Vano duduk di bangku kelas sembilan, ia berteman baik dengan Regan. Regan, Andri, dan diri nya adalah sahabat sejak lahir. Dulu, Vano tidak terlalu dingin seperti sekarang. Pada masa itu, Vano masih bisa tersenyum pada guru atau satpam dan akan dingin pada siswa dan siswi lain nya.

Vano berjalan menuju kelas nya dengan tangan di masukan kedalam saku menambah kesan cool pada diri nya. Sesampai nya di di kelas, ia duduk di depan bangku sahabat nya.

"Regan." panggil Vano pada Regan yang sibuk berpacaran. Regan menoleh kearah Vano dengan sebelah alis terangkat.

"Kenapa?"

"Gue pinjem pacar lo ya?" izin Vano. Regan mengernyit bingung, untuk apa Vano meminjam pacar nya? Tidak biasa nya Vano meminjam pacar nya.

"Pacar gue?" Vano mengangguk.

"Buat apaan?" tanyanya lagi. Vano menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

Lilac, pacar Regan akhir nya angkat suara. "Gue sih mau-mau aja, tapi lo mau ngajak gue kemana dulu?"

"Ke pesta ulang tahun temen gue."

"Temen lo siapa? Temen lo banyak anjir." tutur Regan dengan penasaran. Vano nampak berpikir, sejujur nya ia juga lupa dengan nama teman nya.

"Gue lupa anjir." balas Vano di akhiri cengiran lebar. Lilac dan Regan langsung menatap malas Vano di depan nya. Sia-sia Regan bertanya.

"Oh! Gue inget! Kalo nggak salah nama nya Rendy." seru Vano selang beberapa menit.

"Kok lo ngajak cewek gue sih ke pesta ulang tahun temen lo? Mana cowok."

"Kan biar gue nggak keliatan jomblo bro." Vano terkekeh setelah nya, sedangkan Regan yang mendengus sebal.

"Lo kalo jomblo ya jomblo. Lagian lo kenapa enggak nyewa cewek aja sih? Pasti pada mau kok, secara wajah lo ganteng, duit juga ada."

Vano yang mendengar pujian Regan menyugar rambut nya lalu menaik turun kan alis nya menggoda. "Gue tau kok gue ganteng." Regan mendengus, ia jadi menyesal telah memuji sahabat nya.

"Gimana Li? Lo mau kan?" kini pandangan Vano beralih pada Lilac dengan sorot mata serius. Lilac nampak menimang-nimang tawaran Vano membuat cowok itu menggigit bibir bawah nya berharap kalau perempuan itu mengiyakan ajakan nya.

"Boleh deh." final Lilac membuat Vano memekik kegirangan.

"Jangan sampe pacar gue lecet sedikit pun! Lecet sedikit aja gue penggal pala lo!" ancam Regan sengit.

"Serem bener buset!"

"Bodo amat!"

Alsya | CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang