26 : Rencana

1.8K 114 11
                                    

Pengen deh ngeliat silent readers muncul:) sekaliiiiii aja.

Happy Reading!

.
.
.
.
.

"SEKALI LAGI LO BILANG KAYAK GITU SAMA CEWEK GUE, MATI LO SEMUA!"

Banyak orang yang di koridor menampakan air muka terkejut. Terkejut karena mereka nampak tidak dekat satu sama lain dan tiba-tiba pacaran. Dan terkejut pula orang yang di suka ternyata sudah punya pacar.

"DAN KALO ADA SATUPUN YANG SENTUH SEUJUNG KUKU PUN CEWEK GUE, MATI LO SEMUA DI TANGAN GUE!"

Kali ini Tasya mendongak menatap Vano dengan tatapan terkejut, "Jangan berlebihan Van," lirih Tasya. Vano nampak menulikan pemdengaran nya. Ia malah mengeratkan genggaman nya pada Tasya.

'Lah anjay beneran pacaran.'

'Populasi cogan berkurang anjay.'

'Cecan udah mulai menipis.'

'Anjay gebetan gue dah ada pawang nya.'

'Biarin aja pacaran sama Tasya. Nanti nikah nya sama gue.'

'Couple goals banget gila!'

"Van."

Vano menoleh kearah Tasya dengan satu alis yang terangkat. "Kenapa?"

"Makan dulu ya? Gue laper nih."

Vano tersenyum simpul. "Mau makan apa?" Tasya nampak berpikir sesaat dengan menempelkan jari telunjuk nya di pipi nya. "Nasi goreng!" seru Tasya dengan mata berbinar-binar.

Vano mengangguk sebagai jawaban. "Ok. Kita makan nasi goreng. Kebetulan gue tau dimana tempat nasi goreng yang enak banget."

"Beneran?" tanya nya dengan penuh harap. Vano mengangguk sebagai respon.

"Iya. Yaudah yuk masuk mobil. Kita makan nasi goreng. Kebetulan gue juga laper." ujar nya lalu memasuki mobil milik nya di ikuti dengan Tasya yang memasuki mobil sport milik Vano.

"Sya."

Tasya hanya mendehem sebagai jawaban dan masih fokus pada luar jendela menampakan gedung-gedung menjulang tinggi serta beberapa bangunan kecil.

"Lo sayang nggak sama gue?" Tasya menoleh kearah Vano dengan cepat. "Kenapa nanya gitu?" tanya nya dengan nada tak suka.

Vano menghela nafas panjang. "Lo 'kan pacaran sama gue secara mendadak dan itu juga gue yang maksa tanpa ada nya romantis-romantisan. Gue takut lo cuman kepaksa pacaran sama gue."

Tasya tersenyum simpul. "Gue nggak kepaksa kok. Lagian gue tau lo tulus nyatain cinta lo ke gue." ujar nya lembut. Vano membalas senyuman itu dengan senyuman lebih lembut.

"Ke apartemen gue dulu ya?"

Tasya menatap was-was Vano. "Lo nggak ngapa-ngapain gue 'kan?" tanya nya penuh waspada.

"Enggak lah. Ya kali gue rusak pacar gue sendiri."

"Turun gih. Udah nyampe." titah Vano.

"Gue harus turun?"

"Iya lah. Masa lo di mobil? Nanti lo mati gara-gara nggak ada oksigen. Yang ada gue di lempar ke amazon sama singa-singa lo." Tasya terkekeh mendengar nya. "Yaudah gue turun." ujar nya lalu turun dari mobil milik Vano yang di ikuti sang pemilik.

"Lo tinggal di apartemen Van?" tanya nya di koridor apartemen menuju pintu 93 yang menjadi apartemen milik Vano.

Vano menggeleng sebagai jawaban. "Gue kesini udah jarang. Apartemen ini peninggalan nyokap gue."

Alsya | CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang