Enam part menuju ending! Siap-siap say goodbye sama cerita ini.
-----
Seminggu sudah berlalu semenjak gosip ia bersama om-on dan Mark. Namun bukannya menghilang, gosip itu semakin menjadi-jadi hingga membuat Tasya sedikit tertekan. Di tambah dengan teror yang beberapa kali ia dapat.
Seminggu juga ia dan Vano tak bertegur sapa. Jika mereka tak sengaja ketemu di koridor, maka Vano akan memilih untuk membuang muka. Bukan hanya Vano yang begitu, Lia juga akhir-akhir ini bersikap aneh.
Dan seminggu juga Anton tak pulang ke rumah. Bahkan mengirim pesan pun tak pernah. Anton benar-benar berubah setelah memperkenalkan Ura sebagai anggota baru keluarganya nanti.
Tasya yang sedang menelungkupkan kepalanya di lipatan tangannya terganggu mendengar seruan dari Nayya. Mau tidak mau ia mengangkat kepalanya menatap Nayya yang memasang wajah panik.
"Apaan sih?"
"Sya, pokoknya lo harus ikut gue ke mading."
Tasya mengkerutkan keningnya. "Buat apaan sih?"
"Orang yang nyebar gosip lo berulah lagi Sya!" pekik tertahan Nayya. Tasya membulatkan matanya dan segera berlari kearah mading untuk melihat apa yang ada di sana.
"Awas-awas! Ada air panas ini!" seru Hyona yang ampuh membuat semuanya memberi jalan. Tasya membelak saat melihat fotonya berpelukan dengan Andri saat di taman minggu lalu.
Pacarnya ketua geng Alvazma berulah lagi loh! Dia pelukan sama Andri yang notabenenya wakil ketua Alvazma. Setelah gaet Mark, sekarang Tasya gaet Andri loh! Kalian mulai sekarang pokoknya harus lindungin pacar kalian. Takutnya di ambil jalang kayak Tasya. Ups!
Mata Tasya memerah menahan tangis saat membaca satu demi satu kata yang tertulis di mading. Sesil yang baru saja datang menggeram marah. Dengan amarah yang memuncak Sesil mencabut kertas itu dan merobeknya menjadi kecil.
"Heh dajjal! Siapa hah yang berani masang hoax kayak gini?!" seru Nayya marah. Ia berkacak pinggang menatap garang satu persatu yang ada di sana.
"Nggak ngaku gue sembelih lo!" tambah Hyona yang juga marah.
Air mata Tasya kini mengalir tanpa seizinnya menuruni pipinya membuat aliran sungai kecil. Tanpa sepatah kata pun ia berlari menerobos kerumunan. Malu? Jangan di tanya seberapa malunya ia kini.
Dari kejauhan seorang perempuan berambut sepundak tersenyum sinis. "Silahkan menikmati permainan sayang."
-----
Angin berhembus kencang, daun-daun kering bertebrangan akibatnya. Langit mulai mendung menandakan sebentar lagi akan datangnya hujan.
Cuaca yang tidak bagus tidak membuat gadis berambut panjang itu bergeming dari tempatnya. Tasya terus menutupi wajahnya dengan air mata yang terus menerus mengalir. Sudah terhitung dua jam lamanya ia berada di sini sendiri untuk menangis menumpahkan kesedihan.
![](https://img.wattpad.com/cover/223816712-288-k873441.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alsya | Complete
Roman pour AdolescentsDingin, datar, kaku, dan tak mengenal cinta. Itu lah seorang ketua geng Alvazma, Putra Alvano Albarak. Berawal dari tabrakan yang tak di sengaja di koridor kelas XI, yang membuat Vano penasaran dengan gadis ceroboh itu. Dengan mata tajam nya, ia dia...