Vano memandangi ponsel nya yang nampak seorang gadis tersenyum manis. Ia mengelus pipi yang ada di layar ponsel nya.
"Hubungan lo sama Aldo tuh apa sih, Sya?"
Vano menatap langit malam dari balkon nya. "Ngeliat lo pelukan sama Aldo, gue nggak rela. Dari tatapan Aldo aja lo kayak spesial banget buat Aldo."
"Gue kenapa sih? Kayak galau banget." Vano terkekeh pelan.
"Tapi gue nggak rela Tasya di pegang sama siapa pun." lirih nya.
"Dan gue nyaman di deket dia." lanjut nya. Vano menghela nafas pelan.
"Gue kenapa sih?"
-----
Tasya baru saja keluar dari kamar mandi dengan berbalutan baju tidur bergambar beruang berlengan pendek dengan warna biru muda dan celana panjang berwarna senada dengan baju tidur nya.
Ia memutar knop pintu kamar nya dan menuruni tangga rumah nya. Nampak lah Aksa yang sedang terduduk di karpet bulu depan televisi dengan ciki di tangan nya. Ada juga Aldo yang sedang duduk di sofa dengan ponsel yang berada di tangan nya, dapat di pastikan bahwa Aldo sedang bermain game.
"Mana pesenan gue?" todong Tasya pada Aksa. Aksa mendongak menatap Tasya.
"Ada tuh di dapur." senyum Tasya pun terbit. Dengan segera ia berlari menuju dapur.
"AKSA! GUE NGGAK NYURUH LO BELI SEBANYAK INI! LO MAU GUE GENDUT HAH?!"
Sontak Aksa dan Aldo menutup telinga nya dengan kedua tangan nya. Aksa meringis karna membeli kan jajanan untuk Tasya terlalu banyak.
"Lo mau bikin gue gendut ya?! Lo kalo beli kira-kira dong! Lo kira martabak dua bungkus, roti bakar satu bungkus, ciki-ciki sebanyak ini, nasi goreng, mie goreng, sate, es krim, soto. Lo kira gue bisa habisin ini semua?!"
Aksa menggaruk tengkuk nya yang tak gatal. "Kan lo yang bilang gue harus beli makanan selain es krim. Ya gue bingung lah. Ya udah gue beli aja semua yang di lewatin." Tasya melebar kan mata nya sempurna.
"LO MAU BIKIN GUE GENDUT HAH?!"
Aldo dan Aksa meringis secara bersamaan saat suara Tasya menggelegar di rumah kediaman keluarga Xavier.
"Pokok nya kalo gue nggak habis lo yang makan." ucap nya dengan tatapan tajam pada Aksa. Aksa mengangguk patuh.
"I─iya."
"Bagus." ujar nya seraya melahap martabak yang di beli kan Aksa.
"Assamu'alaikum."
Semua menoleh kearah pintu masuk. Dan nampak lah seorang lelaki berparas tampan dengan kemeja kotak-kotak nya dan ransel yang berada di punggung nya.
"Baru pulang Bang?" tanya Aksa. Azka mengangguk lalu manjatuh kan bokong nya di samping Aldo.
"Iya lah! Lo nggak liat?" Aksa terkekeh pelan. Ia tahu kalau kakak nya ini sangat sibuk dengan urusan skripsi nya.
"Lo pada abis borong makanan? Beli makanan segitu banyak nya." ujar Azka.
"Si Aksa beli nggak nanggung-naggung tuh Bang." adu Tasya. Aksa mendelik tak terima.
"Kan lo yang pesen."
"Tapi gue nggak pesen sebanyak ini kali."
"Ya lo pesen bilang nya nggak detail banget."
"Lo salah."
"Lo."
"Lo."
"Lo."

KAMU SEDANG MEMBACA
Alsya | Complete
Teen FictionDingin, datar, kaku, dan tak mengenal cinta. Itu lah seorang ketua geng Alvazma, Putra Alvano Albarak. Berawal dari tabrakan yang tak di sengaja di koridor kelas XI, yang membuat Vano penasaran dengan gadis ceroboh itu. Dengan mata tajam nya, ia dia...