Tasya memandangi pantulan wajahnya yang kini sudah di hias dengan berbagai jenis make up. Tasya bertambah cantik berkali-kali lipat kini.
Sesil tersenyum senang melihat hasil karyanya. Nayya dan Hyona yang juga ikut membantu ikut tersenyum senang. Sahabatnya kini menjadi lebih cantik dari sebelumnya. Sedangkan Riana dan Lia yang sibuk mengobrak-abrik pakaian Tasya.
"Ini nggak berlebihan?" tanya Tasya pada teman-temannya. Hyona menggeleng kuat. Tentu saja tidak berlebihan. Mereka hanya memoles Tasya dengan make up senatural mungkin.
"Enggak lah. Ini udah paling natural. Lagian berlebihan darimana sih? Kita nggak bikin lo kayak badut kok Sya." tutur Hyona.
"Terus bajunya kalian juga yang nentuin atau gue?" tanya Tasya lagi. Ia hanya bertanya saja, tidak berharap kalau teman-temannya yang memilih.
"Iyalah, selera pakaian lo itu minus." Riana berceletuk dari belakang.
"Lo nggak ada baju yang formal gitu? Ini pakaian santai sama jalan-jalan semua." Lia hampir pusing dibuatnya. Melihat isi lemari Tasya yang hanya itu-itu saja dan tidak ada pakaian formal.
Tasya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia terkekeh canggung lalu menggeleng singkat. Nayya mendengus dibuatnya. Nayya berjalan kearah paper bag yang tadi ia bawa dan mengeluarkan isinya.
"Untung gue bawa baju yang cocok. Gimana? Lo suka?" Nayya menyodorkan dress berwarna putih yang panjangnya hanya selutut. Tasya tersenyum simpul lalu mengangguk. Selera pakaian Nayya memang bagus.
"Yaudah lo pake ini aja dulu. Besok lo bisa balikin ke gue." Tasya mengangguk, mengambil pakaian itu dan berjalan menuju kamat mandi untuk berganti pakaian.
Tasya keluar dari kamar mandi dengan pakaian milik Nayya. Seluruh orang yang ada di ruangan itu menatap Tasya dengan terkesima. Baju Nayya sangat pas di tubuh mungil Tasya. Baju putih polos dengan lengan pendek dan juga hiasan pita di pinggang.
"Jelek ya?" tanya Tasya sedikit meringis.
"Cantik kok." ujar Lia seraya mengacungkan jari jempolnya.
"Cakep banget heran." puji Riana.
"Gue yang cewek aja naksir sama tampilan lo Sya." Sesil ikut mempuji tampilan Tasya. Tasya tersenyum canggung seraya menggaruk tengkuknya.
Tok! Tok! Tok!
Suara gedoran membuat mereka menoleh kearah pintu secara bersamaan. Tak butuh lama, nampaklah tiga lelaki dengan baju formal. Mereka hampir menjatuhkan rahangnya saat melihat penampilan Tasya.
Cantik.
"Ini beneran kembaran gue kan?" tanya Aldo tak percaya. Baru Tasya ingin menjawab, suara Sesil membuat mulutnya kembali tertutup.
"Nggak liat itu wajah Tasya sama kek lo?" tanya Sesil ketus. Entah mengapa ia merasa kesal karena ucapan Aldo pada Nayya. Aldo menatap sinis Sesil.
"Diem ya, gue lagi kagum nih sama kecantikan kembaran gue. Nggak kayak lo, butek, buluk, jelek, dekil, gen─" belum sempat Aldo menyelesaikan perkataannya bantal milik Tasya sudah mendarat di wajah tampannya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Sesil?
KAMU SEDANG MEMBACA
Alsya | Complete
Ficção AdolescenteDingin, datar, kaku, dan tak mengenal cinta. Itu lah seorang ketua geng Alvazma, Putra Alvano Albarak. Berawal dari tabrakan yang tak di sengaja di koridor kelas XI, yang membuat Vano penasaran dengan gadis ceroboh itu. Dengan mata tajam nya, ia dia...