Lagi pingin update hehehe.
Sebelum baca harap tekan tanda bintang ya di pojok kiri bawah.
Happy Reading!
.
.
.
.Pagi ini Tasya di buat kebingungan karna Lia. Pasal nya, gadis bersurai sepundak itu selalu mengacuh kan nya saat di ajak berbicara. Dan lebih mengheran kan, ia selalu menghindar dari Tasya.
"Lia, lo kalo ada masalah bilang dong sama gue, gue ada salah ya? Sampe lo acuhin gue terus," Lia menganggap ucapan Tasya itu bagai kan angin lewat. Ia tetap fokus pada buku nya tanpa melirik sedikit pun pada Tasya.
"Gue ada salah sama lo? Kalo gitu gue min---" sebelum Tasya menyelesai kan ucapan nya, Lia bangkit dari duduk nya, ia menatap tajam Tasya.
"Masih gak sadar sama kesalahan lo?! Lo kira siapa yang gak sakit sahabat sendiri lebih akrab sama orang yang gue suka, bahkan gue cintai. Dengan mudah lo akrab sama dia, sedang kan gue? Gue selalu di anggap angin lewat, Vanya! Gue sakit Sya, sakit," kelas yang semula gaduh seketika hening karna suata lantang Lia.
Isakan Lia pun semakin terdengar. "Lia, gua gak maksud lo," ujar nya lirih.
"GAK TAU LO BILANG?! LO BOLOS KEMAREN KEMANA?! KE TAMAN BELAKANG KAN BARENG ANDRI! GUE SUKA ANDRI! GUE COBA CARI PERHATIAN SAMA ANDRI, TAPI SELALU DI ANGGAP ANGIN SANA DIA! SEDANG KAN LO?! DENGAN MUDAH LO AKRAB SAMA DIA! LO GAK NGERTIIN PERASAAN GUE, VANYA! Hiks.. " isakan Lia semakin menjadi.
"Gue minta maaf Lia, gue gak tau lo suka sama Andri. Kalo lo suka sama Andri, gue bisa kok bantuin lo, maafin gue. Tapi sumpah, gue gak ada hubungan apa-apa sama Andri Li, cuman teman, gak lebih!"
Bukan nya menjawab, Lia malah mendorong kasar Tasya. Tasya yang tak siap pun terjatuh dan mengenai ujung meja yang lancip tepat di pipi nya. Tasya mengerang kesakitan, tanpa peduli pada Tasya lagi, Lia cepat-cepat berlari keluar kelas dan menuju taman belakang.
Segera, Nayya dan Hyona membantu Tasya berdiri. "Sya, kita ke UKS aja ya? Darah nya ngalir terus itu," khawatir Nayya.
Tasya mengeleng. "Gapapa. Mungkin ini gak sesakit apa yang di rasain Lia, Nay."
"Tapi Sya, luka lo harus di obatin, ke UKS ya?" bujuk Hyona.
Tasya mengeleng kembali. "Gua gak mau, Nay. Jangan pak---"
"Lo gak mikirin diri lo sendiri?"
Tasya menoleh kearah lelaki dengan baju yang di keluarkan. "Ke UKS, sekarang!" perintah Vano. Tasyna mengeleng kuat. Vano mendengus sebal.
Sedetik kemudian kelas di buat heboh oleh perlakuan Vano terhadap Tasya. Pasal nya, Vano menggendong Tasya ala bridal style.
"VANOO TURUNIN GUE!"
Vano seakan menulika telinga nya. Ia tetap berjalan lurus sampai di depan pintu bertulisan 'UKS'. Vano membuka pintu dengan kasar. Untung saja di dalam tak ada orang. Ia mendudukan Tasya di atas brangkar UKS. Lelaki itu tampak mencari sesuatu. Kotak obat.
"Sshh," Tasya meringis saat Vano mengobati luka nya.
Vano berdecak sebal. "Diem. Gue lagi obatin luka lo," ucap nya dingin.
Setelah selesai, Vano membereskan kembali obat-obat yang semula ia pakai untuk mengobati luka Tasya. Tasya tersenyum tipis. "Terima kasih," ujar nya tulus.
"Untuk?"
"Ngobatin luka gue lah, lo kira apa?" baru saja ia berucap tulus, kini menjadi galak kembali. Vano mendengus. Seperti nya ia sangat ke ge-eran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alsya | Complete
Teen FictionDingin, datar, kaku, dan tak mengenal cinta. Itu lah seorang ketua geng Alvazma, Putra Alvano Albarak. Berawal dari tabrakan yang tak di sengaja di koridor kelas XI, yang membuat Vano penasaran dengan gadis ceroboh itu. Dengan mata tajam nya, ia dia...