Chapter selanjutnya udah ending loh. Siap? Mau up besok apa sekarang?
-----
Vano berlari di lorong kelasnya. Peluh keringat mulai membanjiri pelipisnya. Dia masuk kedalam kelas dan menatap setiap sudut ruangan.
Tasya tersentak kaget ketika tubuhnya tiba-tiba saja di peluk oleh seseorang. Walau di penuhi keringat, Tasya tahu siapa pemilik minyak wangi ini.
"Maaf." lirih Vano. Tasya tersenyum tipis saat merasakan pundaknya basah. Perlahan Tasya membalas pelukan cowok itu, mengelus pelan punggung lebarnya.
"Nggak papa."
"Maaf, aku nyakitin kamu terlalu dalam. Maaf karena udah bikin kamu sakit. Maaf untuk segalanya. Maaf." ujar Vano. Ia mengeratkan pelukannya. Senyum Tasya semakin lebar.
"Aku udah maafin. Kamu janagn khawatir."
Sesil awalnya terkejut dengan Vano yang tiba-tiba memeluk Tasya. Baru ingin berdiri untuk menghajar wajah Vano, tangannya sudah di tahan oleh Riana. Riana menggelengkan kepalanya mengisyaratkan Sesil agar jangan mendekat.
"Maaf dan terima kasih." gumam Vano lirih.
"I love you."
-----
Putri mengerjapkan matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah ruangan gelap dengan bau yang tak sedap. Putri menatap kedua tangannya yang terikat rantai. Putri membelak, menunduk menatap kakinya yang juga sama di rantai.
Putri mencoba mengingat-ingat bagaimana ia bisa di rantai seperti ini. Seingatnya tadi ia di bawa oleh Kenzi dan Daniel ke ruangan gelap ini. Setelahnya ia merasakan tengkuknya sakit lalu kegelapan menghampirinya.
Putri tebak tadi ia di pukul bagian tengkuk oleh salah satu keduanya.
Putri mencoba menarik tangannya, berharap kalau rantai itu terputus. Putri menghela nafas. Sia-sia saja ia menarik rantai itu. Seharusnya ia sadar diri kalau ia tak akan bisa melepaskan rantai itu. Putri bukanlah manusia super seperti di film.
Pintu terbuka, menampilkan tujuh lelaki. Pakaiannya khas seragam SMA Galaxy, terkecuali dua orang yang di antaranya.
"Hai setan!" Azka melambaikan tangannya dengan seulas senyum. Nampak manis. Namun niatnya tidak semanis senyumannya.
"Hai jelek!" kini giliran Mark yang melambaikan tangan.
"Heh dajjal! Setan! Anjing! Monyet! Babi! Berani amat lo gangguin kakak gue. Belum aja lo gue sembelih." seru Aksa. Ia melipatkan baju lengannya.
Aldo menoyor kepala adiknya. Sejujurnya ia tak setuju Aksa membolos pelajaran demi bertemu dengan Putri. "Diem bocil! Nggak usah absen kebun binatang. Masih untung lo gue izinin bolos."
Aksa melirik sinis kakaknya. "Diem jomblo. Gue nggak butuh izin lo ya buat bolos."
Aldo mendengus, melipat kedua tangannya di depan dada dan melihat Putri tajam.
Daniel dan Kenzi datang dengan membawa perempuan berambut pendek. Gadis itu nampak memberontak. "Ini cewek taro di mana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Alsya | Complete
Teen FictionDingin, datar, kaku, dan tak mengenal cinta. Itu lah seorang ketua geng Alvazma, Putra Alvano Albarak. Berawal dari tabrakan yang tak di sengaja di koridor kelas XI, yang membuat Vano penasaran dengan gadis ceroboh itu. Dengan mata tajam nya, ia dia...