Sengaja update buat nemenin hari pertama PTS:)
.
.
.
.
.Kini, Vano dan Tasya sudah kembali berkeliling mall setelah mengisi perut mereka yang sudah sangat kelaparan. "Sekarang mau kemana lagi?" tanya Vano.
"Kesitu." Tasya menunjuk sebuah kedai es krim dengan memiliki banyak rasa.
"Es krim?" ulang Vano.
"Tapi nanti lo sakit Sya." tegur Vano lembut seraya mengelus pucuk kepala Tasya. Tasya memajukan bibir nya beberapa centi.
"Nggak boleh ya?" tanya nya lirih serta kedua mata yang mulai berkaca-kaca. Vano menghela nafas panjang, ia lebih memilih mengalah dari pada melihat gadis nya itu menangis.
"Yaudah kita beli es krim." raut wajah Tasya kini berubah menjadi sumringah. Terlihat jelas senyuman lebar yang menghiasi wajah cantik nya.
"Beneran?!"
Vano mengangguk dua kali, "Ayo," ujar Vano seraya berjalan kearah kedai itu tak lupa dengan tangan nya yang masih bertautan dengan Tasya.
"Mas, es krim rasa cokelat nya satu." ujar Tasya pada mas-mas penjual es krim itu.
"Lo mau?" tawar Tasya.
"Gue samain aja sama lo."
"Ok. Berarti es krim cokelat nya dua ya mas."
"Siap."
"Abis ini mau kemana lagi Sya?"
Tasya nampak menimang-nimang ucapan Vano beberapa detik dengan tangan menyentuh pipi kanan nya. "Pulang aja deh." putus Tasya.
"Beneran pulang?" Tasya mengangguk singkat. "Yaudah habis ini kita pulang."
Tasya tersenyum lebar kala melihat dua es krim dengan rasa yang sama sudah berada di genggaman nya.
"Yuk pulang." ajak Vano setelah membayar es krim itu.
"Yuk. By the way, ini es krim lo." Taysa menyodorkan satu es krim digenggaman nya pada Vano. Vano menerima nya dan memakan es krim itu.
Tiba-tiba saja, otak pintar Vano mendapatkan ide yang sangat-sangat cemerlang. Ia menepuk pundak Taysa dua kali agar menoleh pada nya. "Sya, liat sini deh."
Tasya menoleh kearah Vano bertepatan dengan sebuah es krim sudah berada tepat di hidung nya. Tasya tentu saja kaget, selang beberapa detik ia menatap tajam Vano. Sedangkan Vano tertawa puas karena sudah berhasil mengerjai Tasya.
"Hidung gue jadi kotor kan."
"Lucu tau Sya." ucap nya di sela-sela tawa nya.
Tasya mendengus kesal. "Ngeselin dasar!"
"Ngeselin-ngeselun gini lo sayang kan sama gue?" Vano menaik turun kan alis nya.
"Sok tau banget."
"Gengsi nya gede amat Sya. Bilang aja sayang, susah amat."
![](https://img.wattpad.com/cover/223816712-288-k873441.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alsya | Complete
Ficção AdolescenteDingin, datar, kaku, dan tak mengenal cinta. Itu lah seorang ketua geng Alvazma, Putra Alvano Albarak. Berawal dari tabrakan yang tak di sengaja di koridor kelas XI, yang membuat Vano penasaran dengan gadis ceroboh itu. Dengan mata tajam nya, ia dia...