47 : Perasaan Mantan

988 76 5
                                    

Tasya masuk kedalam kamar Aldo dengan pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara yang membua lelaki itu terbangun dari tidur nya.

Tadi, ia melihat Aldo yang pulang dengan basah kuyup, mungkin lelaki itu menerobos hujan yang baru selesai satu jam yang lalu. Dan setelah nya, lelaki itu menjadi demam di sertai batuk pilek

Tasya menempelkan punggung tangan nya di kening Aldo untuk merasakan seberapa panas nya cowok itu. "Panas banget." gumam nya lalu duduk di pinggir cowok itu.

Tangan nya mulai mencelupkan kain kedalam air hangat yang tadi ia bawa. Ia memeras kain itu dan menempelkan nya pada kening Aldo untuk menggurangi panas pada tubuh Aldo.

Aldo bergerak sedikit, membuat Tasya refleks menahan nafas nya. Tasya menghela nafas panjang saat Aldo sama sekali tidak bangun dan malah tertidur nyenyak. Seperti nya cowok itu kelelahan setelah menerobos hujan yang deras.

Baru saja Tasya ingin bangkit dari duduk nya, tangan mungil Tasya sudah di cekal duluan oleh Aldo. "Jangan pergi dulu, temenin gue dulu." pinta Aldo dengan memelas.

Mata Aldo mulai membuka, menatap Tasya dengan penuh harapan. Aldo yang menatap Tasya dengan wajah pucat itu membuat Tasya tidak tega untuk menolak permintaan kembaran nya.

Tasya akhir nya kembali duduk ke tempat semula.

"Di samping aja, gue meluk tubuh kembaran gua yang paling cantik." kata Aldo di akhiri kekehan yang tertular pada Tasya. Setelah terkekeh, Tasya pindah kesamping tubuh Aldo.

Jika sakit, penyakit manja Aldo akan kumat, persis seperti Tasya.

Tasya mengelus rambut tebal Aldo pelan. Tasya menunduk, memperhatikan wajah pucat kembaran nya. Aldo memejamkan mata nya menikmati setiap elusan yang di berikan Tasya.

"Dingin Sya." rengek Aldo pada Tasya. Tasya menghela nafas pelan, ia lalu menarik selimut hingga dada Aldo.

"Udah?" tanya nya yang dijawab gelengan oleh Aldo. Tangan Aldo melingkar sempurna di perut Tasya, lelaki itu menyembunyikan wajah nya di perut rata Tasya.

Tasya terkekeh ringan. "Nah kan manja nya kumat."

"Biarin, sama kembaran ini. Kalo sama tante girang sih ogah." jawab Aldo dengan suara yang sedikit serak. Tasya tertawa ringan mendengar nya, tangan nya kembali mengelus rambut Aldo.

"Kenapa bisa sakit?" tanya Tasya lembut.

"Kehujanan." jawab Aldo dengan mata tertutup. Tasya berdecak sebal, kalau sakit karena kehujanan ia juga sudah tahu.

"Kalo gitu gue udah tau."

"Ya terus ngapain nanya?"

Pertanyaan Aldo membuat Tasya kesal, ingin sekali tangan mulus nya memukul Aldo. Jika bukan karena sedang sakit, Tasya pasti akan menghujani Aldo dengan pukulan dan cubitan nya.

"Maksud gue, kenapa bisa kehujanan? Kenapa enggak neduh dulu hah?" tanya Tasya gemas.

"Tanggung udah setengah jalan. Yaudah gue terobos aja."

"Lo tadi abis dari markas Alvazma ya pulang nya telat?" tanya Tasya lagi. Aldo menggeleng, membuat kening Tasya berkerut bingung.

Alsya | CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang