Kalau ada typo kasih tau ya-!
Jangan lupa vote dulu sebelum baca.Happy reading!
.
.
.Sinar mentari mulai memasuki indra penglihatan Tasya. Gadis itu mengeliat dalam tidur nya merasa terganggu.
"Woi kebo! Bangun Lo!"
"Apaan sih lo?" Tasya menatap malas kembaran nya itu.
"Lo gak sekolah hah? Liat noh! Udah jam setengah tujuh. Mau di hukum lo?" Tasya membelakan mata nya sempurna. Ia melirik jam yang berada di nakas.
Jam setengah tujuh.
Mampus gue.
Dengan segera Tasya bangun dari tidur nya dan mengambil handuk milik nya. Saat ia akan membuka pintu kamar mandi, ia melirik sinis pada Aldo. "Ngapain masih disitu?! Pergi lo!" Aldo menaiki sebelah alis nya.
"Malu? Yaelah. Mandi bareng juga pernah." setelah berucap seperti itu, sebuah bantal kecil sudah mendarat di muka mulus milik Aldo.
"Mulut lo! Itu waktu kita kecil! Udah, sana pergi. Gue mau mandi" Tasya mendekat kearah Aldo dan mendorong tubuh atlentis Aldo agar keluar dari kamar nya.
Setelah Aldo sudah keluar dari kamar nya, ia berjalan memasuki kamar mandi dan melakukan ritual nya.
Lima menit kemudian, Tasya sudah keluar dengan seragam nya. Ia berjalan dengan buru-buru kearah nakas. Ia mengambil ponsel nya nya dan menyalakan nya. Betapa terkejut nya Tasya saat melihat jam yang berada di ponsel nya.
Jam lima kurang lima.
Tasya mendengus sebal. Kenapa kembaran nya ini sangat jahil? Mengapa ia tak dilahir kan seorang diri saja? Tanpa ada kembaran.
"ALDOOOO!!"
"LO NGIBULIN GUE HAH?!"
Setelah Tasya berteriak seperti itu, Taysa berlari keluar dari kamar nya dan menuju kamar Aldo yang berada di samping nya.
"Loh? Non, ini masih pagi kok udah rapih?" tanya Bi Ema. Tetapi sayang nya ucapan beliau hanya di anggap angin.
Brak!
"ANJING!" Aldo yang sedang menikmati cemilan nya terkejut karna gebrakan pintu kamar nya. Siapa lagi kalau bukan kembaran nya yang sedang marah besar? Salah siapa menganggu singa.
"Lo apaan sih?"
"LO YANG APAAN! INI MASIH JAM LIMA KURANG GOBLOK! LO KOK BANGUNIN GUE?! GILA LO?!"
Aldo meringis kala suara Tasya yang mengelengar di seluruh ruangan kamar nya itu.
"Niat gue baik kok. Biar lo bangun pagi."
"GAK PEDULI APA ALASAN NYA! YANG PENTING GUE KESEL SAMA LO!" Tasya menhentak-hentakan kaki nya menuju kamar nya.
Aldo melongo dibuat nya. "Jadi gue salah nih?" Aldo menujuk diri nya sendiri mengunakan jari nya.
-----
Gadis dengan berkuncir kuda itu berjalan sepanjang koridor kelas nya. Tak henti-henti bibir mungil nya mengeluarkan segala umpatan. Sesampai nya di kelas yang di tuju, ia berjalan dengan muka yang kusut. Ia menghempaskan tas berwarna coklat pastel itu pada bangku nya. Ia mendudukan bokong nya dengan kasar.
Teman sebangku nya menatap heran kepada nya. "Lo kenapa Sya?" tanya Lia penasaran. Tasya menoleh kearah Lia dengan raut wajah yang sama. Kusut.
"Si Aldo noh! Nyebelin banget! Kenapa sih gua harus lahir nya bareng dia?! Kenaoa gue gak sendiri aja? Pokok nya gue kesel sama Aldo!" cerocos Tasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alsya | Complete
Teen FictionDingin, datar, kaku, dan tak mengenal cinta. Itu lah seorang ketua geng Alvazma, Putra Alvano Albarak. Berawal dari tabrakan yang tak di sengaja di koridor kelas XI, yang membuat Vano penasaran dengan gadis ceroboh itu. Dengan mata tajam nya, ia dia...