17 : Pindah

2K 152 1
                                    

Kalau ada typo mohon maklum! Baru pulang kerja kelompok hehe. Jadi masih tergiang-gaing pelajaran yang susah nya bikin kita pusing sepuluh keliling.

Happy Reading!

.
.
.
.
.

Senin kembali menyapa Tasya. Tasya melangkah kan kaki nya menuju ruang kelas nya dengan lesu. Hari ini ia sangat lesu. Tak seperti biasa nya. Omong-omong, upacara di SMA Galaxy sudah selesai beberapa menit yang lalu.

Gadis berkuncir kuda itu mendudukan bokong nya di samping Lia. Lia menautkan kedua alis nya. "Lo napa? Lesu banget."

Tasya menghela nafas panjang. "Giman gue gak lesu? Bocah tengil pindah ke SMA Galaxy."

Kerutan di kening Lia semakin tebal. "Bocah tengil?" Tasya mengangguk. Ia menidur kan diri nya di atas meja dnegan kedua tangan tang menjadi bantalan nya.

Diam-diam Vano memerhatikan setiao tingkah laku Tasya. Ia di buat heran dengan gadis itu. Mengapa gadis berkuncir kuda itu nampak sangat lesu?

Kring.. Kring.. Kring..

"Selamat pagi anak-anak."

"Pagi juga Bu Siska!" ujar sekelas serempak.

"Hari ini kalian bakal kedatangan murid baru." perkataan Bu Siska selaku guru biologi sekaligus wali kelas 11 IPA 2 mampu membuat kelas yang semula hening menjadi heboh mempertanyakan siapa kah murid baru tersebut.

"Murid baru nya cewek apa cowok ya?"

"Kalo cewek mau gue embat lah. Kali aja cantik, terus body nya bagus."

"Ganteng apa cantik ya?"

"Kalo ganteng mau gue embat ah."

Dan masih banyak lagi ocehan-ocehan unfaedah dari teman-teman kelas Tasya.

"Mohon tenang. Aldo, silahkan kamu masuk." ujar Bu Siska mempersilahkan Aldo untuk masuk.

"Halo semua! Perkenal kan gue Aldo Zyafa Xavier, kalian bisa panggil gue Aldo. Gue pindahan dari SMA Nusa Bangsa. Gue harap kalian bisa temenan dengan baik sana gue." Aldo tersenyum sangat manis nembuat para kaum betina di kelas 11 IPA 2 menjadi berteriak histeris kecuali Taysa tentu nya.

"Baiklah Aldo. Kamu duduk di sebelah Vano. Vano, angkat tangan kamu!" Vano mengangkat tangan nya sesuai perintah. Aldo melangkah kan kaki nya menuju meja Vano. Sesekali ia melirik Tasya. Di lihat nya gadis itu menatap nya dengan tajam.

"Jadi yang lo maksud anak tengil itu Aldo, Sya?" tanya Lia dengan sedikit berbisik. Tasya mengangguk.

"Ya allah, Tasya! Ganteng gitu lo bilang tengil. Kalo lo gak mau mah buat gue aja udah."

-----

Bel istirahar berbunyi lima menit yang lalu. Tetapi Tasya masih setia tertidur dengan kedua tangan yang di lipat sebagai bantalan. Tidur nya terganggu saat merasa kan seseorang duduk di samping nya. Perlahan ia membuka mata nya.

"Ngapain lo disini?" tanya Tasya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Sebagai kembaran yang baik gue mau ngasih makanan sama minum ke elo. Gue tau lo belum makan 'kan sejak tadi pagi. Makanya gue beliin roti." ujar nya lalu nenyodor kan sebungkus roti cokelat dan satu botol air mineral.

Dengan berat hati Tasya menerima roti dan air mineral pemberian Aldo. "Ngapain sih lo pake pindah segala ke sekolah gue?"

Aldo menoyor kepala kembaran nya itu. "Masih muda udah amnesia aja lo. 'Kan minggu kemaren papa nyuruh gue buat pindah ke sekolah lo sekalian jagain lo."

Alsya | CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang