Tasya, Nayya, Lia, dan Hyona berjalan beriringan menuju kantin di sertai tawaan ringan dari keempat gadis cantik itu.
"Semalem 'kan gue di suruh beli minyak sama nyokap gue, nah gue bi tuh di mini market deket rumah gue. Pas gue sampe rumah nyokap gue nyuruh balik lagi buat beli tepung."
"Dan lo tau yang paling parah nya? Gue pasti nolak 'kan. Gue udah ada janji sama oppa-oppa gue, eh malah di suruh balik lagi ke mini market. Pas gue nolak nyokap gue ngancem gue buat nggak boleh liat oppa-oppa gue lagi anjir." curhat Hyona panjang lebar.
"Itu nasib lo." celetuk Nayya.
"Lo terima nasib aja, Na." sahut Lia.
"Bagus tuh anceman nyokap lo. Biar lo nggak halu terus kerjaan nya." timpal Tasya.
"Mana bisa hidup gue tanpa halu."
Nayya menoyor kepala Hyona. "Yang ada mana bisa gue hidup tanpa oksigen." Hyona menatap sengit Nayya.
"Itu sih pasti."
"Kalian jangan debat dong. Tuh liat, semua meja penuh, yang kosong cuman ada di tempat geng Alvazma." Lia menunjuk salah satu meja di pojok kantin yang di huni oleh Vano, Andri, Kenzi, Mark, Daniel, dan Aldo.
"Terus gimana dong? Masa kita nggak makan? Gue laper banget ini." keluh Tasya seraya mengelus perut rata nya.
"Lo hamil Sya? Ngelus perut segala." ucapan Lia di hadiahi toyoran dari Tasya.
"Goblok nya natural no tipu-tipu. Ya kali gue hamil anjir. Kalau pun hamil juga mending gue di hamilin sama Jisung."
"YEE ITU MAH HALU LO." ujar Nayya dna Hyona kompak.
"Kita numpang aja kali ya sama geng Alvazma?" usul Lia.
"Tapi 'kan lo pada tau itu meja nya khusus untuk inti Alvazma." celetuk Nayya.
"Mau nggak mau kita harus numpang. Gue laper belum sempet sarapan tadi di rumah." ujar Tasya.
"Tapi gimana kalo nggak di bolehin?" tanya Lia.
"Gue paksa." ujar Tasya lalu menarik ketiga sahabat nya itu menuju meja khusus inti Alvazma.
"Van. Van. Van! Liat deh siapa yang dateng." Andri menepuk-nepuk pundak Vano yang masih fokus pada ponsel di genggaman nya.
"Paling si Sesil."
"Bukan anjir! Ada bidadari tuh nyamperin meja kita!"
"Bacot." Vano menepis tangan Andri agar tak berada di pundak nya. Andri berdecak sebal melihat sahabat nya itu masih fokus pada ponsel nya.
"Gue sama sahabat gue boleh duduk di sini? Semua meja nya udah penuh soal nya, dan gue liat cuman ini yang masih kosong."Semua orang yang berada di meja itu pun mengalih kan pandangan nya pada Tasya.
"Boleh kok Bu Bos!" sahut Mark dengan cepat.
Dengan cepat Vano mengalih kan pandangan nya pada Tasya. Gadis dengan rambut di gerai itu tersenyum penuh kemenangan. "Jadi gue sama sahabat gue boleh duduk disini?" tanya Tasya.
Dengan cepat Daniel mengangguk. "Ya jelas lah boleh. Masa Bu Bos kita nggak boleh duduk bareng kita sih." Tasya terkekeh pelan.
"Lo duduk disini aja Sya." Aldo menepuk-nepuk kursi kosong di samping nya. Tasya menimang-nimang tawaran Aldo lalu mengangguk.
"Bol--"
"Tasya duduk di samping gue."
Andri menatap sahabat nya dengan raut wajah terkejut. "Terus gue dimana?"
![](https://img.wattpad.com/cover/223816712-288-k873441.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alsya | Complete
Novela JuvenilDingin, datar, kaku, dan tak mengenal cinta. Itu lah seorang ketua geng Alvazma, Putra Alvano Albarak. Berawal dari tabrakan yang tak di sengaja di koridor kelas XI, yang membuat Vano penasaran dengan gadis ceroboh itu. Dengan mata tajam nya, ia dia...