Lima vote aku bakal double update. Ada yang mau?
.
.
.
.
.Tasya tertegun mendengar cerita dari Vano, segitu mengenas kan nya kah hidup Vano?
"Dan sejak saat itu, ayah lebih gila kerja, dia jarang banget pulang. Kalau pulang pun paling sibuk di ruang kerja nya, atau cuman marahin aku doang kalau dapet panggilan sekolah." Vano tertawa miris setelah nya.
"Dan sejak saat itu juga, aku jadi kayak gini, satu tahun kemudian, aku bangun Alvazma. Ayah juga nggak pernah kesini setelah hari pemakaman bunda." Vano menunduk, menatap sebuket bunga breath baby di tangan nya.
"Bunga breath baby itu bunga kesukaan nya bunda. Kata bunda, bunga breath baby itu punya makna cinta sejati, abadi, dan ketulusan. Sama kayak cinta aku ke bunda."
"Bunda itu segala nya buat aku. Kalau aku berbuat salah, pasti aja bunda nasehatin dengan lembut. Aku juga kangen sama masakan bunda."
Tasya terdiam menyimak cerita yang keluar dari mulut Vano.
'Nyata nya gue nggak sendiri.' gumam Tasya dalam hati.
"Boleh aku peluk kamu?" Tasya menaikan sebelah alis nya, lalu mengangguk menyetujui. Vano yang mendapat izin pun memeluk tubuh Tasya, ia memeluk nya dengan erat. Vano menenggelam kan wajah nya di ceruk leher Tasya. Tasya membalas pelukan itu seraya mengelus pelan punggung Vano.
Cukup lama mereka berpelukan, Tasya mulai merasakan kalau pundak nya basah karena air mata Vano. Vano menguraikan pelukan nya, dapat Tasya lihat kalau kedua mata Vano memerah dan terdapatbekas air mata di pipi nya.
Ia mengelap cairan bening yang akan meluncur ke pipi nya. "Aku cengeng banget ya? Masa aku cowok nangis sih di depan cewek, pasti kamu ilfeel kan? Duh, lemah banget sih aku." Tasya tersenyum, ia lalu mengelus tangan Vano lembut.
"Nangis itu hal yang wajar. Mau itu laki-laki atau perempuan, kalau nangis bukan berarti dia lemah. Dia hanya mengeluarkan emosi nya melalui tangis nya. Sama kayak kamu Van, dengan kamu nangis kayak gini, aku jadi tau seberapa sakit nya kamu saat itu. Aku maklum kalau kamu nangis, karena itu hal yang wajar."
Cup!
Tasya cukup terkejut saat Vano mencium kening nya, ia menatap Vano yang juga menatap nya dengan seulas senyum. "Nggak salah aku pilih perempuan kayak kamu." Tasya tersipu malu, Tasya yakin kini kedua pipi nya sudah memerah menahan malu.
"Aku ke makam bunda dulu, habis itu kita pergi." ujar Vano seraya berdiri dari duduk nya. Tasya mengangguk lalu berjalan mengikuti Vano.
"Bunda, Vano pergi dulu ya? Vano mau jalan-jalan sama calon mantu bunda. Bunda disana jangan khawatir, Putra nggak akan ngerusak pacar Putra kok. Nanti aja kalo udah halal." kata Vano di depan makam Ara.
Vano meletak kan bunga baby breath di makam Ara, ia menatap sendu makam sang bunda. Ia terdiam sesaat, memikir kan mengapa takdir sekejam ini pada nya? Kenapa harus bunda nya yang Tuhan ambil?
"Putra pergi dulu, assalamu'alaikum."
Tasya tersenyum seraya melihat batu nisan Ara yang terukir bunga. "Hai tante! Kami pamit pergi dulu ya, semoga tante suka kalau Tasya jadi pacar anak tante. Assalamu'alaikum."
![](https://img.wattpad.com/cover/223816712-288-k873441.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alsya | Complete
Genç KurguDingin, datar, kaku, dan tak mengenal cinta. Itu lah seorang ketua geng Alvazma, Putra Alvano Albarak. Berawal dari tabrakan yang tak di sengaja di koridor kelas XI, yang membuat Vano penasaran dengan gadis ceroboh itu. Dengan mata tajam nya, ia dia...