2 : Penasaran?

5.3K 340 10
                                        

Bel pertanda istirahat pun terdengar seantero sekolah. Semua murid pun mulai keluar dari kelas nya masing masing. Sama hal nya dengan Tasya.

"TASYAAA!! GUE KANGEN BANGET SAMA LO!" heboh Nayya. Mereka berempat pun perpelukan layak nya teletabies.

"U--udah a--anjir! Gu--gue sesek!" ucap Tasya dengan terbata bata. Mereka pun sontak melepas kan pelukan nya.

"Ya ampun, maafin gue ya Sya." Nayya tersenyum bodoh menatap Tasya. Tasya mendengus sebal melihat nya.

"Hm. Tapi traktirin gue makan dulu baru gue maafin. Gimana?" tawar Tasya.

Nayya pun berdecal sebal. "Ah lo mah maafin nya kaga niat." Nayya pun mengkerucut kan bibir nya.

"Ikhlas kok. Tapi traktirin gue dulu" ulang Tasya. Nayya pun mengangguk pasrah.

-----

Sampai lah mereka berempat si kantin yang sudah seperti lautan manusia. Mereka mulai berjalan menuju meja kosong yang ada di tengah kantin.

"Wih bening anjir murid baru nya. Nyesel gue bolos tadi." ucap Daniel.

"Sama anjir. Kalo bening kayak gini mah rela gue gak bolos." timpal Mark.

"Ck. Bening mulu pikiran lo pada mikir nya. Mikir noh nilai fisika lo pada!" celetuk Kenzi.

Andri menoleh menatap Vano yang sedang sibuk dengan ponsel nya. "Eh abang Pano! Gak mau liat cewek bening?" tawar Andri.

"Gue Vano bukan Pano." dingin Vano.

"Eh iya iya maap atuh bang. Dedek jangan di bentak." Andri mengkerucut kan bibir nya.

Daniel pun melempar kacang yang ia makan kepada Andri yang membuat si empu nya mengaduh kesakitan, "Anjir lah gue di timpuk kacang. Gak elit banget sih. Timpuk gue tuh pake dollar, masih mending. Lah ini kacang. Mana kosong isi nya," cerocos Andri.

Semua yang ada di meja pun menghirau kan ucapan Andri dna memilih untuk melanjukan aktivitas mereka yang sempag tertunda.

"Kacangin aja gue kacangin. Gue mah udah sering." gumam Andri.

Sementara di meja Tasya, Nayya, Hyona, dan Lia, mereka sedang berdiskusi untuk memesan kan makanan.

"Gue mau pesen nih. Lo pada mau apa?" tawar Nayya.

"Hm.. Gue batagor sama air mineral aja deh Nay." jawab Tasya.

"Gue samain aja sama Tasya. Cuman minum nya gue es teh manis." celetuk Lia.

"Gue mie ayam sama air mineral aja deh." tambah Hyona.

Nayya pun menganggukan kepala nya dan mulai beranjak pergi untuk memesan kan pesanan mereka.

"Eh eh kok ketua geng Alvazma ngeliatin meja kita mulu sih?" heran Hyona.

"Alvazma?" tanya Tasya dengan alis yang bertautan.

"Lo belum tau kan? Sini gue ceritain. Geng Alvazma itu, geng motor yang di takuti di Jakarta. Nah, ketua geng nya itu Alvano. Alvano itu yang lagi main ponsel, terus Daniel yang lagi vidcall sama kucing nya, terus Kenzi yang lagi makan mie ayam, terus Andri yang lagi makan roti dan terakhir Mark yang lagi minum." ucap Hyona dengan panjang kali lebar. Tasya pun hanga berohria yang membuat Hyona membelakan mata nya tak percaya.

"What?! Gue jelasin panjang kali lebar lo malah cuman jawab oh?!" pekik tertahan Hyona. Tasya pun menganggukan kepala nya.

Drrtt.. Drrtt.. Drrtt..

Tasya pun mengambil Handphone nya yang berlogo apel dari saku rok sekolah nya. Ternyata pesan dari Aldo. Kembaran nya.

Aldo Jelek
Online

Yuhu my twins

Apa lo?!

Anying
Kok ngegas?
Pms ya lo?
Jangan lupapake roti jepang ya~

Bacot
Ngapain lo tadi ninggalain gue hah?!
Untung gue nggak telat
Dan satu lagi!
Gue nggak pms!

Ya allah

Maapin cogan ya Sya:(
Gue bangunin lo tapi lo nendang gue:"

Hah?!
Gue nendang lo?! Kagak ah perasaan

Yaelah pake perasaan segala
Nanti baper gue nggak tanggung jawab ya

Terserah dah

Btw, nanti gue jemput lo ya. Gue mau nonton film. Kalo sendiri gue berasa kayak jomblo banget

Mobil gue?

Nanti di ambil sama mang Mamat

Tapi traktir gue ya

Iya deh
Read

Tasya pun hanya membaca pesan terakhir Aldo tanpa membalas. Aldo dan Tasya memang berbeda sekolah. Menurut Aldo, ia bosan melihat wajah kembaran nya itu. Menyebal kan memang.

"Yuhuu! Pesanan kalian udah sampe!" heboh Nayya dengan membawa satu nampan berisi pesanan mereka yang di bantu oleh Mbak Inem, Mbak Inem adalah salah satu penjual di kantin SMA Galaxy.

Mereka semua menatap dengan berbinar-binar makanan di depan nya lalu melahap makanan mereka sampai habis tak tersisa. "Udah kan makan nya? Kuy kita keliling keliling sekolah buat kenalin ke Tasya" ajak Lia. Semua nya pun mulai bangkit dari duduk nya dan keluar dari area kantin.

Tanpa mereka sadari, sepasang mata elanh sedang memperhatikan mereka.

Oh ralat.

Ia memperhatikan Tasya. Menurut nya, ia berbeda dari yang lain. Ah, ia menjadi penasaran kepada gadis berkuncir kuda itu.

.
.
.
.
.

Huhuhuhu..
Maafin aku ya kalo chap kali ini garing T_T
Next chap gak garing garing amat kok:")

Alsya | CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang