25 : Bolos Bersama

2K 135 17
                                        

Vano mengenggam erat tangan Tasya menuju warung Bu Wati. Ya, pada akhir nya mereka berdua bolos bersama mana mungkin mereka memasuki sekolah saat sudah telat selama tiga puluh menit? Yang ada mereka akan di amuk oleh Bu Maryam.

"Duduk disini." Vano menepuk-nepuk kursi di samping nya yang kosong. Tasya hanya menurut dan mendudukan bokong nya.

Banyak yang bolos di warung Bu Wati. Mulai dari angkatan kelas sepuluh sampai duabelas semua lari nya membolos di warung Bu Wati.

Banyak pasang mata yang menatap penuh nafsu pada Tasya. Sebenar nya Tasya risih di liatin seperti itu, tapi ia tak memiliki keberanian untuk bilang pada mereka semua. Vano yang melihat gelagat aneh dari Tasya pun langsung peka. Ia menatap tajam anggota nya yang menatap Tasya penuh nafsu.

"Ngapain lo liat-liat cewek gue?! Mata lo pada mau gue colok hah?! Atau mau sekalian lo pada gue masukin ke kuburan?!" ujar Vano garang. Sontak mereka yang menatap Tasya penuh nafsu itu menelan saliva nya sendiri. Mereka memilih untuk kembali fokus pada game nya. Mereka juga masih sayang nyawa.

Byur!

Daniel yang sedang meminum air mineral pun menyembur kan air nya dari mulut nya tepat mengenai Mark yang sedang melahap gorengan nya. Mark menatap tajam Daniel.

"DANIEL GOBLOK! LO KALO MAU JADI DUKUN JANGAN DISINI ANJENG! GUE MAU MAKAN GORENGAN KAGA JADI 'KAN! TANGGUNG JAWAB LO SERAGAM GUE BASAH!" omelan Mark terdengar menggelegar di warung Bu Wati.

"Bodo amat. Sekarang gue lagi kepo sama lo Van. Lo kok bisa jadian sana Bu Bos?" heran Daniel.

Andri yang sedang memakan roti coklat pun membenar kan ucapan Daniel. "Gue liat-liat lo pada nggak ada pdkt-pdkt nya tuh. Kok tiba-tiba jadian sih? Jangan-jangan lo berdua backstreet ya?" tebak Andri.

"Ya bisa-bisain lah. Dan gue nggak backstreet sama Tasya. Kenapa gue harus nutup-nutupin kalau Tasya ini pacar gue?"

"Kapan lo bedua jadian?" tanya Kenzi.

"Barusan."

"VANO GOBLOK! LO NGGAK ADA ROMANTIS-ROMANTIS NYA APA NEMBAK CEWEK?!" lagi-lagi suara Mark menggelegar di warung Bu Wati.

"Ngapain romantis-romantisan? Alay banget najis. Mending to the point." jawab Vano enteng. Tasya mencebikan bibir nya.

"Lo nembak tapi pake pemaksaan. Nyesel gue ke sekolah bareng lo." cibir Tasya.

"Bu Bos." Tasya menoleh kearab Daniel dengan alis yang terangkat. "Kenapa?"

"Lo jangan pernah capek ya sama sifat dingin nya Vano. Nanti kalo lo ninggalin Vano yang ada tuh bocah galau kek bocah nggak di beliin mainan baru."

Vano melempar Daniel dengan kulit kacang. "Sok tau lo setan!"

Tasya terkekeh pelan. "Gue nggak bakalan ninggalin Vano kok. Kecuali kalo dia yang nyuruh gue buat menjauh."

Vano menggenggam erat tangan Tasya. "Gue nggak akan nyuruh lo pergi dari sisi gue. Gue janji."

Cup!

Vano mencium pelipis Tasya sekilas. Tasya tersenyum simpul. "Jangan suka tebar janji kalo lo nggak sanggup."

"Gue sanggup. Jangan pernah pergi dari sisi gue, ok?" Tasya menganguk dua kali.

"DUNIA BERASA MILIK BERUDA YA!"

"YANG LAIN MAH CUMAN JADI PENONTON, SAMBIL MAKAN POPCORN."

"PJ ANJIR PJ! NGGAK MAU TAU POKOK NYA PJ!"

"Bacot anjing lo pada teriak-teriak kayak bocah alay. Lagi seru nih gue nonton drama Korea secara langsung." Andri menoyor kepala Kenzi.

Alsya | CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang