55 : Patah Hati

1K 68 5
                                        

Spesial tahun baru, aku bakal tripple (ribet amat sih nulisnya) up. Karena hari ini hari terakhir di tahun 2020, ada yang mau ngasih pesan buat author? Atau buat Tasya, Vano, dan kawan-kawan?

-----

Tasya langsung menubruk tubuh Aldo ketika sampai di dalam rumah. Ia menangis kencang di dada bidang kembarannya. Aldo terkejut, namun ia tetap memeluk Tasya tak kalah erat.

Di pelukan Aldo, ia menumpahkan segala kesedihan yang ia pendam selama perjalanan pulang. Aldo yang mendapati kembarannya yang langsung menubruknya dan pulang di sore hari tentu membuat Aldo khawatir.

"Lo kenapa?" tanya Aldo lembut, mengelus lembur rambut panjang Tasya yang sedikit berantakan. Tasya menggeleng di sela-sela tangisnya.

"Terus lo kenapa pulang-pulang langsung nubruk gue gini?"

"L─lo p─percaya sama gu─e kan?" tanya Tasya sesegukan. Aldo menatao mata Tasya yang sedang menatapnya juga. Aldo mengangguk cepat.

"L─lo ng─nggak ma─rah sama gu─e kan?" lagi, Tasya bertanya dengan sesegukan. Aldo mengernyit sejenak lalu mengangguk. Ia sedikit tak mengerti denagn apa yang di ucapkan Tasya.

Marah?

Siapa yang marah?

Aldo tebak orang yang memarahi Tasya adalah orang yang sama yang membuat Tasya menangis. Aldo marah tentu, ia bersumpah akan menghabisi siapa pun yang membuat Tasya menangis.

"Lo kenapa? Siapa yang bikin lo marah, hm?" lagi, Aldo bertanya lembut. Kali ini Tasya tak bersuara membuat Aldo menghela nafas panjang. Sepertinya tugasnya sekarang hanya menenangkan Tasya.

-----

Aldo berjalan gontai menuju sofa ruang tengah. Di sana terdapat Azka dan Aksa yang duduk santai menikmati camilan dan tayangan televisi. Anton sedang lembur di kantor, dan lagi-lagi hanya ada mereka yang menjaga Tasya dan rumah.

Aldo menghempaskan bokongnya di sofa samping Aksa yang kosong. Ia menghela nafas panjang membuat Aksa menoleh dengan mulut penuh.

"Napa lo?"

"Tasya." satu nama itu membuat Azka yang sedang fokus pada televisi mengalihkan perhatiannya. Ia menatap Aldo dengan serius.

"Kenapa sama Tasya?" tanya Azka sedikit heran.

"Dia pulang sambil nangis-nangis. Terus tiba-tiba dia langsung meluk gue." jelas Aldo.

"Terus sekarang kak Tasya gimana?"

"Dia tidur abis nangis. Baru aja gue pindahin dia ke kamar."

Aksa menyenderkan tubuhnya di sandaran sofa. "Kira-kira apa yang buat dia pulang-pulang nangis?" monolognya sendiri.

Azka mengangkat bahunya acuh. "Siapa pun itu yang pasti udah berurusan sama kita." Azka berkata santai, namun terselip nada marah di dalamnya.

Aksa mengangguk membenarkan. "Siapa pun yang ganggu kak Tasya, berurusan sama kita."

Aldo menatap Aksa dan Azka secara bergantian. "Mungkin nggak sih kalo penyebab Tasya nangis itu Vano?" tebak Aldo.

Alsya | CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang