Vano merebah kan diri nya pada kasur king size nya. Diri nya masih memakai seragam putih abu-abu nya tanpa berminat untuk mengganti nya dengan pakaian santai.
Setelah dari apartemen, Vano memutus kan untuk kembali pulang ke rumah nya. Jangan kira kalian jika Vano melewati pintu depan, dugaan nya salah besar. Cowok itu lebih memilih melewati balkon kamar nya.
Ia menatap langit-langit kamar nya dengan sendu. Pikiran nya melayang pada kejadian tadi siang dengan Tasya. Banyak sekali pertanyaan yang bersarang di pikiran nya.
Ia memutus kan untuk membersih kan diri nya di dalam kamar mandi. Setelah beberapa menit di dalam kamar mandi, Vano keluar dari dalam kamar mandi dengan rambut yang basah, kaos putih polos dengan celana selutut. Sangat sexy kalau menurut para kaum hawa.
Ia melihat ponsel nya yang tergeletak di atas ranjang nya. Ia menyalakan ponsel nya, saat membuka ponsel nya, nampak lah seorang gadis sedang tertunduk mengerjakan soal-soal. Kedua sudut bibir Vano terangkat menunjukan seulas senyuman.
Masih ingat kan saat Vano memotret Taysa secara diam-diam saat ia sedang mengerjakan soal. Ya, Vano memasang foto itu untuk lockscreen ponsel nya. Sedang kan wallpaper nya ia pasang foto saat Tasya sedang menikmati es krim nya, di sebelah nya juga ada Aulia. Mereka nampak seperti ibu dan anak sedang kan Vano adalah ayah nya.
Vano terkekeh pelan. Pikiran nya menerawang saat diri nya, Tasya, dan Aulia sedang memakan es krim di kedia es krim, ia sengaja memakan es krim yang di pegang oleh Tasya karena es krim milik nya sidah tandas terlebih dahulu. Alhasil Tasya memarahi nya habis-habisan sedang kan Aulia terbahak melihat wajah cemberut Vano. Lucu sekali wajah gadis itu saat kesal.
"Gue kenapa sih mikirin dia mulu? Bukan Vano banget." gumam nya. Ia lalu merebah kan diri nya pada ranjang kesayangan nya. Ia membuka applikasi WhatsApp.
Ia ragu-ragu memencet sebuah kontak dengan foto profil gadis itu sedang tersenyum pada kamera. Nampak manis dengan filter kucing yang ia pakai.
Tasya
OnlineLagi apa?
Vano kembali menghapus ketikan nya. Kesan nya diri nya terlalu kepo, nanti Tasya takut kebaperan kan berabe.
Ngapain?
Untuk kedua kali nya dia menghapus pesan itu. Ia kembali memutar otak nya untuk pesan apa.
Assalamualaikum
Akhir nya Vano menemukan kata yang pas untuk pembukaan. Salam bukan hal yang buruk bukan?
Waalaikumussalam
Kenapa malem-malem chat gue?G blh?
Ya jelas enggak lah
Gue lagi kencan sama oppa gueGntngn jg gw dr pd oppa l
Lo ngetik apaan sih ya allah?!
Frustasi gue lama-lama chat-an sama loGantengan juga gue dari pada oppa lo
Nah gitu dong jelas
Eh lo ketik apa tadi?
GANTENGAN LO?! GANTENGAN JUGA OPPA GUE ANJIR! JANGAN HALU LOL blm tdr?
Kalo gue udah tidur siapa yang lagi lo chat?! Setan?! Malaikat?! Pertanyaan lo itu nggak berbobot tau nggak?!

KAMU SEDANG MEMBACA
Alsya | Complete
Teen FictionDingin, datar, kaku, dan tak mengenal cinta. Itu lah seorang ketua geng Alvazma, Putra Alvano Albarak. Berawal dari tabrakan yang tak di sengaja di koridor kelas XI, yang membuat Vano penasaran dengan gadis ceroboh itu. Dengan mata tajam nya, ia dia...