19 : Aldo Marah

2K 138 15
                                    

"SESIL FLORA ANIN!"

Seluruh isi kantin menoleh kearah pintu masuk. Nampak lah seorang cowok dengan rahang mengeras, tangan yang terkepal kuat, serta nafas yang memburu.

"A─Aldo?"

"Apa yang lo lakuin, Sesil?" desis Aldo.

"Aldo, jangan salah paham dulu." Sesil mencoba meraih tangan kekar Aldo namun di tepis dengan kasar oleh Aldo. Ia mendekat kearah Tasya.

"Lo nggak papa? Mana yang sakit?" tanya Aldo khawatir. Nampak jelas dari sorot mata nya cowok itu khawatir.

Tasya menggeleng lemah. "Gue nggak papa kok. Tenang aja."

"Tenang lo bilang? Mana bisa gue tenang. Kita ke rumah sakit ya?" tawar Aldo yang di dapati gelengan singkat dari Tasya.

"Alay lo. Bawa aja gue ke UKS." dengan sigap Aldo menggendong Tasya ala bridal style.

'Eh kok Tasya bisa sama anak baru sih?'

'Kok bisa sih mereka deket?'

'Kata nya si anak baru itu pacar Sesil.'

'Beneran?!'

'Kok bisa sih mereka deket?'

'Kak Aldo ganteng nya nggak nahan!'

'Paha Tasya subhannallah mulus nya.'

'Anak baru kok bisa sih deket sama Tasya? Kenala nggak sama gue aja?'

'Lo kentang. Mana mau Aldo sama lo.'

Aldo membawa Tasya ke UKS dengan sedikit tergesa-gesa. Sesampai nya di UKS, ia melihat ada dua orang siswi yang sednag mengobrol di dalam ruangan UKS.

"Lo semua anak PMR?" mereka semua mengangguk.

"Urusin Tasya. Gue mau keluar dulu." Aldo membaring kan Tasya di atas brangkar UKS lalu keluar dair ruangan UKS membiar kan dua petugas itu memeriksa Tasya.

"Kak Tasya kenapa?" tanya salah satu petugas PMR itu. Tasya melirik bet nama gadis tersebut yang bertulisan 'Putri Aurora'.

"Lo tau nama gue?" gadis berkuncir kuda itu mengangguk.

"Siapa sih yang nggak kenal seorang Anastasya Zevanya Xavier yang kata nya deket sama kak Vano. Kakak cukup populer di anggkatan aku."

Tasya mengangguk. "Padahal gue nggak deket banget sama Vano loh,"

"Bukan cuman itu. Kakak juga di kenal dengan kecantikan kakak yang natural. Nggak kayak kak Sesil yang cantik gara-gara make up." timpal salah satu teman nya yang Tasya ketahui nama nya Ana.

"Semua orang punya standar kecantikan nya masing-masing. Sesil juga cantik menurut kalo gue."

"Kak Tasya lebam nya banyak banget di punggung. Kakak abis ngapain sih sampe banyak banget?" heran Ana.

"Jatuh doang kok."

"Jatuh sampe segini nya?" Tasya mengangguk.

Heninh sejenak. Keheningan pun pecah saat Putri membuka suara nya. "Lebam Kak Tasya udah kita obatin."

Tasya tersenyum manis pada Putri dan Ana. "Terima kasih ya, Putri, Ana." kedua petugas PMR itu pun membalas senyuman Tasya.

"Sama-sama kak. Kita pamit dulu ya." ucap mereka bersamaan. Tasya mengangguk sebagai jawaban.

Ceklek

"Udah mendingan lo?" tanya Aldo dengan menenteng ransel milik nya dan milik Aldo. Kening Tasya berkerut heran.

Alsya | CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang