Tasya👆
Happy reading!❤.
.
.
.
.Saat ini, Aldo sudah ada di depan gerbang SMA Galaxy. Sekolah kembaran nya. Sesuai janji, ia dan Tasya akan pergi menonton film di bioskop. Bel pulang sekolah pun mulai terdengar. Dengan mata elang nya, Aldo mancari sang kembaran nya. Tasya.
Puk!
Pundak Aldo di tepuk oleh seseorang. Aldo pun menoleh kearah nya. "Loh? Vano? Ngapain lo di sini?" heran Aldo.
Vano pun menaiki sebelah alis nya heran. "Ini sekolah gue."
"Oh.. Gue lagi nungguin kem--" ucapan Aldo pun terputus karna seseorang memanggil nya.
"ALDO!" panggil nya. Zya adalah panggilan khusus untuk Aldo dari Tasya. Aldo dan Vano pun menoleh secara kompak kearah gadis berkuncir kuda itu.
"Ayok berangkat! Gue laper nih. Mau makan." Tasya mengkerucut kan bibir nya. Entah apa yang di rasakan Vano, sehingga ia ingin rasa nya mencubit pipi mungil Tasya.
'Imut. Eh?! Kok gue malah muji dia imut?!' batin Vano
Tasya menoleh kearah Vano. "Loh? Ngapain lo disini?!" sewot Tasya.
"Ini tempat umum." balas Vano.
"Ck. Gue tau kok. Terus lo ngapain ngalangin pintu mobil?! Gue mau masuk. Awas!" Tasya mengibar ngibas kan tangan nya kearah Vano. Namun Vano tak bergeming sedikit pun.
Tasya pun berdecak malas. Sungguh menyebal kan. "Do, ayok kita nonton." rengek Tasya seraya mengoyang goyang kan tangan Aldo. Vano yang melihat itu pun menjadi gemas sendiri terhadap sifat Tasya.
Aldo pun mengelus elus kan pucuk kepala Tasya dengan penuh kasih sayang. "Iya, ayok kita berangkat." Aldo menunjukan senyuman manis nya. Tasya pun masuk kedalam mobil.
"Bro, gue duluan ya." pamit Aldo kepada Vano lalu masuk kedalam mobil di susul Tasya. Vano pun mengangguk sebagai jawaban.
-----
Sesampai nya di mall terkenal di Jakarta, Aldo dan Tasya pun mulai memasuki area bioskop. "Lo tunggu sini dulu ya, gue mau beli tiket dulu," ucap Aldo. Yang di ajak ngobrol pun hanya menganggukan kepala nya.
Sudah 30 menit rasa nya Tasya duduk di bangku tunggu di bioskop itu. Aldo sungguh lama, pikir Tasya. Pundak Tasya pun ditepuk oleh seseorang. Tasya pun menoleh. "Loh? Nayya?"
"Iya, ini gue. Ngapain lo disini sendirian kayak anak ilang? Sama siapa lo?" tanya Nayya.
"Sendiri. Nasib jomblo ya gini."
"Lo sama siapa Sya?" tanya lelaki itu menghampiri Tasya dan Nayya.
"Oh, Do, nih temen SMP gue sebelum kita pindah ke Bandung," jelas Tasya. Keluarga Tasya memang pindah saat Tasya dan Aldo duduk di bangku Sekolah Menengah Atas saat itu, mereka masih kelas delapan.
"Aldo." Aldo mengulurkan tangan nya dengan senyuman maut nya.
"Nayya."
"Kita duluan ya Nay, film nya udah mau mulai. Jangan sendiri ya disitu. Kayak anak ilang." ujar Tasya lalu menggandeng lengan Aldo menuju ruangan bioskop itu.
Setelah menonton, Aldo dan Tasya memutus kan untuk makan terlebih dahulu di restauran seafood.
Pesanan mereka pun sudah datang di meja mereka. Mereka pun mulai mengisi perut nya yang sudah kelaparan.
"Lo yang bayar kan ya?" tanya Tasya pada Aldo yang sedang mengelap sudut bibir nya dengan tissue. Aldo pun hanya mendehem sebagai jawaban. Tasya pun kegirangan karena ia tak perlu repot-repot mengeluar kan uang untuk membayar makan. Kembaran nya ini sungguh baik pada nya.
Setelah membayar makanan mereka, Tasya meminta Aldo untuk menemani nya ke toko buku. Ia ingin membeli beberapa novel yang terbaru.
Sesampai nya di toko buku, Tasya pun sangat kegirangan. Tanpa aba-aba, ia berlari kecil menghampiri salah satu rak novel di toko itu.
"Aduh Tasya, lo jangan lari-larian. Nanti lo jatuh malu-maluin gue." gerutu Aldo seraya menghampiri Tasya. Tasya pun hanya menhedikan bahu nya acuh. Toh dia yang jatuh kenapa kembaran nya yang malu?
Setelah mendapat kan beberapa novel, Tasya pun mengantri untuk membayar novel nya.
"Total nya jadi 350 ribu mbak," ucap petugas itu ramah. Tasya pun merogoh isi tas nya. Dilihat nya hanya ada 200 ribu. Yang arti nya ia kurnag 150 ribu.
"Yah, uang saya hanya aja seratus mbak. Ya sudah, satu novel yang ini tidak jadi saya beli." Tasya menunjuk salah satu novel nya.
"Bayar pake ini saja mbak." suara bass milik lelaki ini membuat Tasya menoleh kearah nya. Lelaki itu menyodorkan kartu kredit nya kepada mbak-mbak itu.
"Eh? Gak usah gue bisa bayar sendiri kok" tolak halus Tasya. Tetapi, lelaki itu tidak menghirau kan perkataan Tasya.
"Vano, makasih ya udah bayarin gue. Dan dengan terpaksa gue minta maaf juga tentang tabrakan tadi" Tasya sengaja menekan kan kata 'terpaksa'. Vano pun hanya mendehem sebagai jawaban.
"Ayo." ajak Vano.
Tasya pun mengernyit bingung. "Gua anter lo pualang," seolah mengerti apa yang di pikiran Tasya, Vano segera menjawab nya.
"Loh? Tapi gue kesini bareng Aldo, nanti Aldo nyariin gue gimana?" cemas Tasya.
Vano pun berdecak sebal. "Aldo juga tau" jawab Vano dengan tatapan datar. Tasya pun hanga berohria.
-----
"Rumah lo belok mana?" tanya Vano.
"Belok kanan, abis itu lurus, belok kiri terus ada komplek, nah itu komplek gue" jelas Tasya. Vano pun hanga berohria dan membelokan motor sport nya kearah kanan sesuai arahan Tasya.
Tiba-tiba, Vano mengerem mendadak yang membuat Tasya spontan memeluk tubuh Vano. Entah apa yang di rasakan oleh Vano, rasa nya waktu seakan berhenti saat ini juga. Vano pun tersadar, ia seger mendehem keras agar pelukan Tasya lepas. "Lepas" perintah Vano dingin.
Refleks, Tasya melepas kan pelukan nya. Ia pun sedang menormal kan detak jantung nya yang sedang berdisko. "E-eh, s-sorry y-ya Van, gue r-refleks tadi" gugup Tasya.
Vano pun menjalan kan kembali motor sport nya. Tanpa Tasya sadari, di balik helm yang di pakai Vano, diam-diam Vano tersenyum tipis melihat pipi Tasya yang bersemu merah dna kegugupan Tasya. Ia jadi gemas sendiri. Jadi pengen di pacarin deh. Eh?!
Ternyata komplek Tasya adalah termasuk komplek elit di Jalarta. Pikir Vano.
"Rumah lo yang mana?" tanya Vano.
"Eum? Jalan Lavender yang pagar putih tinggi" jelas Tasya. Vano pun mengangguk.
"Makasih ya udah nganter gue, udah bayarin gue," ucap Tasya seraya melepas helm yang sejak tadi melekat di kepala nya. Vano pun mengangguk.
"Mau mam--" ucapan Tasya pun terpotong karna Vano sidah melesat meninggal kan pekarangan rumah nya. Ia pun mendengus sebal. Memang lelaki yang menyebal kan!
Tasya pun segera memasuki rumah nya. Sudan dapat di pastikan kakak, adik dan papa nya itu pasti akan mewawancarai nya karna ia pulang sudab hampir malam.
.
.
.
.
.Huwa~ akhir nya aku up
Jangan lupa vote ya😙
Vote kalian itu sangat berarti bagi aku:v
Jangan lupa juga meninggal kan jejak
Sorry untuk typo nya ya><

KAMU SEDANG MEMBACA
Alsya | Complete
Teen FictionDingin, datar, kaku, dan tak mengenal cinta. Itu lah seorang ketua geng Alvazma, Putra Alvano Albarak. Berawal dari tabrakan yang tak di sengaja di koridor kelas XI, yang membuat Vano penasaran dengan gadis ceroboh itu. Dengan mata tajam nya, ia dia...