Luka tercipta begitu saja dari seseorang yang kita anggap istimewa.
****
"GUE mau putus!" tidak ada angin, tidak ada hujan tiba-tiba Shira meminta putus kepada Nevan. Di tengah lapangan yang di saksikan banyaknya siswa dan siswi. Nevan yang sedang bermain basket lantas terkejut dengan pengungkapan Shira yang tidak terduga.
Putus? Nevan terdiam mematung setelah mendengar pernyataan Shira. Ia merasa tidak mempunyai salah apapun kepada Shira, lantas kenapa Shira memutuskannya begitu saja?
Nevan menggenggam erat tangan Shira seraya menatap lekat manik mata Shira yang indah. Ia mencoba mencari kejujuran disana, siapa tahu saja ia sedang di kerjai kan? Dan, sial! Shira benar-benar serius mengatakannya.
"Shira! Kenapa kamu mutusin aku? Apa alasannya?" Nevan tidak terima di putuskan sebelah pihak, setelah menjalin hubungan selama 6 bulan lebih mana mungkin Nevan mau putus begitu saja.
Perempuan itu mendesah berat, "Gue udah bosen, Van! Sikap lo itu sangat menyebalkan!" terang Shira seraya melepaskan genggaman Nevan.
"Tapi aku sayang sama kamu!"
"Duh maaf, Van. Gue udah nggak sayang lagi sama lo. Tapi tenang, gue mutusin lo bukan karena ada orang baru. Tapi ya emang gue udah gak mau sama lo lagi."
Nevan menyerah! Ia tidak mau lagi menahan Shira. Prinsipnya, kalau seseorang sudah tidak menginginkannya lagi berarti ia juga harus berhenti berjuang. Ya, walaupun ia sangat menyayangi Shira. Mungkin ini alasan Shira tidak membalas pesannya semalam.
Nevan memaksakan senyumnya, "Shir, kamu ingat ya! Bosan bukan alasan untuk meninggalkan. Tapi kalo kamu maunya kita putus yaudah, aku terima!"
Shira tersenyum, "Makasih, Van. Karena lo udah menghargai keputusan gue." Setelah mengucapkan kalimat terakhirnya Shira langsung pergi meninggalkan lapangan.
Semua siswa-siswi melongo melihat kejadian barusan. Menurut mereka ini adalah hal yang menarik, bayangkan saja? Nevan itu sudah mendekati kata sempurna tetapi Shira malah memutuskannya. Ah mungkin Shira dan Nevan tidak jodoh.
"Sabar, Van! Dimana-mana yang memutuskan itu yang menyesal!" peringat Adit seraya menepuk-nepuk pelan bahu Nevan.
"Lagian lo bakalan cepet move on kok dari Shira. Soalnya dia nggak sekelas sama kita, tapi sama Kinan." Tambah Farhan.
Nevan mendesah pelan, "Mau kelas dia dimana pun kalo gue masih sayang sama aja."
Seorang perempuan tiba-tiba berlari mendekati Nevan. Perempuan itu tersenyum licik kala melihat kejadian barusan. Dia adalah Kinan, musuh bebuyutan Nevan.
"Duh yang abis di putusin, kasian deh. Sabar ya," ejek Kinan kala sudah berada di hadapan Nevan.
"Diem lo, Nen!" tegas Nevan kesal.
"Nama gue Kinan!"
"Ngapain juga lo kesini!" decak Nevan kesal.
"Ah, gue hanya ingin memberi selamat atas kandasnya hubungan lo."
"Sialan lo!"
Kinan mendesah. "Makanya, jadi orang jangan sok kegantengan! Kemarin aja lo merasa paling ganteng. Tapi kok cowok ganteng di putusin, sih?" Ini kesempatan Kinan untuk mengejek Nevan. Ia benar-benar tidak terima karena selalu di panggil 'Nen', memang dasar cowok mesum.
"Udah sana lo pergi!" usir Nevan.
"Jangan nangis di kamar mandi ya cowok idiot. Hahaha," setelah puas mengejek Nevan, Kinan pun langsung berlari secepat kilat. Meninggalkan Nevan yang sudah tersulut emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is My Enemy
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! (SELESAI DAN MASIH LENGKAP) Bagi Kinan, Nevan adalah musuh abadinya di muka bumi. Kinan membenci, Nevan pun membenci. Kinan merindukan Nevan pun ikut merindukan. Kinan menyinari dan Nevan mewarnai. Hari demi hari...