-BAGIAN SEBELAS

648 47 3
                                    

Setiap orang mempunyai masalah masing-masing. Dan, setiap orang juga mempunyai caranya sendiri untuk menutupi masalah itu. Salah satunya tersenyum di depan semua orang agar terliahat baik-baik saja.

****

BOSAN sekali rasanya karena hampir setiap hari Kinan harus makan mi instan. Tapi mau gimana lagi? Mi instan adalah makanan termurah bagi Kinan. Ia harus benar-benar bisa mengontrol semua pengeluarannya, apalagi bulan depan ia sudah memasuki semester, sudah pasti uang hasil kerjanya ia bayarkan untuk semester dan spp. Lalu sisanya ia tabung untuk bisa masuk kuliah nanti, meskipun tabungannya belum seberapa.

Kinan menghela napasnya seraya mendorong mangkuk mi yang tinggal setengah itu. Entah mengapa nafsu makannya menjadi hilang kala mengingat semua beban hidupnya. Kinan tidak pernah menyalahkan takdir yang sudah Tuhan berikan, tetapi Kinan hanya mempertanyakan 'Kenapa ia hidup sendirian?' Apa suatu saat nanti ia akan mendapatkan kebahagian yang selama ini ia nantikan? Tapi ... Sampai kapan? Harus berapa lama lagi Kinan menunggu kebahagian datang kepadanya? Ia tidak ingin harta atau materi, yang Kinan butuhkan hanyalah kasih sayang dari keluarga. Ah sudahlah, memikirkan masalah ini tak kunjung selesai, yang ada ia malah larut dalam kesedihan.

Ting!

Sebuah notifikasi membuat Kinan terkesiap lalu menoleh pada ponselnya yang berada di atas meja. Kinan mendengus kala melihat pesan masuk dari sahabatnya.

Anaya.

Kinan, besok gue nggak masuk,
Tolong izinkan ya.

Kening Kinan berkerut kala membaca pesan yang di kirimkan oleh Naya, tidak seperti biasanya Naya izin tidak masuk sekolah. Kinan pun langsung mengetikan sesuatu di atas keyboardnya.

Kenapa gak masuk, Nay?
Tumben banget.

Ada acara keluarga, Nan.
Biasa kumpul-kumpul gitu😂

Kinan tersenyum miris, bagaimana rasanya kumpul dengan keluarga? Ah pasti sangat menyenangkan sekali bukan? Tapi ... Apa daya Kinan yang hidup sebatang kara?

Oke deh, Nay.
Besok gue izinkan,
sekalian gue bilang sama Luna juga.

Maaciw Kinan cantik ku😚

Kinan tak berniat membalasnya lagi, ia langsung meletakan kembali ponselnya di atas meja. Kinan berdiri dari duduknya seraya berjalan menuju kamarnya. Ia harus tidur tepat waktu, kalau tidak bisa-bisa kesiangan lagi nantinya. Kinan tidak mau bolos lagi, apalagi dengan Nevan. Cih, Kinan malas sekali dengan cowok idiot itu.

🌈☀🌈

NEVAN menyisir rambutnya sendiri dengan tangan dan membentuk jambul khatulistiwa andalannya, setelahnya baru menyemprotkan parfum ke tubuhnya yang shirtless. Baru setelah itu memakai kaus polos berwarna hitam, lalu terakhir seragam sekolahnya yang tidak ia masukan ke dalam celana.

"Sok ganteng lo tai," cibir Navin yang masuk ke dalam kamar Nevan dan mengambil charger ponsel miliknya yang kemarin di pinjam adiknya itu.

"Kalo minjem itu balikin! Nggak bilang-bilang lagi," lanjut Navin masih dengan dahi mengernyit tidak suka.

"Gue mau bilang, tapi lo udah tidur. Yaudah gue bawa aja," ucap Nevan seraya merangkul Navin keluar dari kamar.

My Boyfriend Is My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang