-BAGIAN ENAM

730 58 3
                                    

Tolong menolong dalam hidup itu penting, tidak perlu yang besar, karena dari hal kecil pun akan berkesan kalau menolong dengan iklas.

****

KEGELISAHAN sedang di rasakan oleh seorang gadis yang kini tengah mondar-mandir tidak jelas. Kinan, gadis itu menggigit bibir bawahnya seraya berdecak pelan. Luna yang melihat kegelisahan Kinan pun mengernyit bingung dengan teman satunya itu.

"Nan, lo kenapa sih?" tanya Luna terheran.

Kinan mendesah pelan, "Gawat, Lun!"

"Maksud lo apa sih, Nan?" sambung Naya yang sedari tadi sibuk berkutik dengan ponselnya.

"Iya, Nan. Gawat apaan sih," timpal Luna yang sudah sangat penasaran.

Kinan menghela napasnya, "Gue lupa bawa jas lab," terang Kinan.

"MAMPUS!" kompak Luna dan Naya bersamaan.

Kinan mendengus, "Gimana dong?"

Luna tampak berpikir sejenak, setelah itu ia tersenyum senang, "Gue tau!"

Kinan menaikkan kedua alisnya, "Tau apa? Jangan bilang lo nyuruh gue pulang dulu? Mana mungkin?"

Luna mendesis, "Bukan! Denger dulu makanya!" kesal Luna.

"Langsung ke intinya aja, Lun!" tajam Naya yang tak suka bertele-tele.

"Gini aja, Nan. Lo pinjem aja jas lab di kelas sebelah. Kayaknya dia ada pelajaran biologi juga hari ini," jelas Luna.

Kinan menatap Luna sinis, "Terus gue harus pinjam ke siapa?"

"Ke Nevan lah," tambah Naya.

"What? Nevan? Cowok idiot itu?" Kinan menggeleng cepat, tidak! Ia tidak mau meminjam sesuatu dengan cowok idiot seperti Nevan.

Luna mendengus sebal, "Gapapa kali, Nan. Sekali ini aja, dari pada lo kena poin lagi. Tau sendiri kan Pak Heru gimana kejamnya," Kinan jadi merasa dilema, kalau ia tidak meminjam sudah pasti kena hukuman oleh guru killer itu. Tapi ... kalau pinjam dengan Nevan apa akan di kasih? Ah ia sendiri saja tidak begitu yakin.

"WOI SEPULUH MENIT LAGI LANGSUNG KE-LAB!" teriak Afan sang ketua kelas.

Duh bagaimana ini? Haruskah ia mengikuti saran Luna? Ah rasanya malas sekali berurusan dengan Nevan. Bukan Kinan gengsi, hanya saja ia tidak yakin kalau Nevan mau meminjamkan jasnya. Tahu sendiri kan gimana Nevan? Nanti bukannya di kasih justru malah adu bacot.

Naya berdecak, "Udah ayo gue anter!" ucap Naya seraya menarik lengan Kinan secara paksa. Sejujurnya Naya paling malas dengan hal yang bertele-tele. Seperti Kinan sekarang.

🌈☀🌈

KINAN terus menghela napas gusar, sungguh! Jika bukan keadaan mendesak Kinan juga malas berurusan dengan Nevan.

Tok ... Tok ... Tok

Naya mulai mengetuk pintu kelas XII IPA-2, tak lama seseorang pun membukanya.

"Kinan? Naya? Ada apa?" tanya seorang pria seraya menaikan sebelah alisnya.

Kinan tersenyum mendapati Adit di hadapannya, dari pada meminjam pada Nevan lebih baik ia pinjam saja kepada Adit.

"Eh Dit, lo ada pelajaran biologi hari ini?" tanya Kinan.

Adit mengangguk singkat, "Ada, kenapa?" Adit balik bertanya.

"Gue mau pinjem jas lo bisa gak?"

Adit menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali, "Sorry, Nan. Jas gue di pinjem Luna tadi pagi," terang Adit.

My Boyfriend Is My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang