-BAGIAN SATU

1.7K 94 3
                                    

Entah takdir baik atau takdir buruk aku telah di pertemukan seseorang sepertimu yang selalu membuat kesabaranku habis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah takdir baik atau takdir buruk aku telah di pertemukan seseorang sepertimu yang selalu membuat kesabaranku habis.

****

TERLIHAT seorang gadis remaja menggunakan seragam SMA tengah menepikan motor maticnya di parkiran SMA Taruna. Gadis itu turun seraya melepaskan helmnya lalu meletakannya di atas kaca spion.

Gadis itu mengulum senyum manisnya saat melihat wajahnya di pantulan kaca motor. Ia sedikit merapihkan rambutnya yang agak berantakan.

"Selesai. "

Kinanti Patricia Adelia, gadis yang biasa di panggil Kinan itu mulai melangkahkan kakinya menuju kelas. Sesekali Kinan mendesah berat kala mengingat kehidupan buruknya, hidup tanpa kedua orang tua dan tidak ada sanak saudara. Ya, Kinan hidup sebatang kara. Miris sekali bukan?

Meskipun begitu tetapi Kinan tidak pernah patah semangat. Ia akan terus bekerja keras untuk memenuhi semua kebutuhannya. Bahkan Kinan rela membagi waktunya hanya untuk bekerja di salah satu Restoran. Ya, setelah pulang sekolah Kinan harus bekerja paruh waktu demi memenuhi kebutuhannya yang semakin hari semakin berat. Ia harus membayar SPP, makan dan masih banyak lagi. Belum lagi kalau ada keperluan mendadak, sebab itu Kinan harus bisa mengatur pengeluarannya.

"KINAN...," teriak seorang perempuan berambut pendek kala Kinan memasuki kelasnya.

"Gak usah segala teriak-teriak gue gak budek," tajam Kinan seraya mendudukan bokongnya tepat di samping Aluna.

Aluna Aurelia, gadis yang sering di panggil Luna itu mengerucutkan bibirnya kesal. Luna adalah sahabat baik Kinan selama bersekolah di SMA Taruna. Luna juga mengetahui segala kehidupan Kinan yang memperihatinkan. Bisa kalian bayangkan hidup tanpa orang tua itu seperti apa rasanya?

"Gue masih gak nyangka kita udah kelas 12 aja, perasaan baru kemarin rasanya masuk sekolah," Sambung Anaya yang notabenenya sahabat Kinan juga.

Kinan tersenyum tipis. "Ya gapapa kali Nay, lebih cepat lebih baik. Jadi, gue nggak perlu pusing-pusing mikirin biaya sekolah kalo nanti udah lulus."

"Ah gimana kalo pulang sekolah kita ke-Mall? Udah lama juga kita gak jalan-jalan," tawar Luna seraya menaik turunkan kedua alisnya.

"Boleh juga tuh," timpal Naya.

Kinan mendesah berat, "Gue nggak bisa, lo berdua kan tau pulang sekolah gue harus kerja," ucap Kinan. Kadang ia merasa hidup tidak adil, ketika teman-temannya bisa bebas bermain kapanpun yang mereka mau, namun tidak bagi Kinan, ia harus bekerja demi hidupnya. Tapi Kinan tetap bersyukur karena ia bisa di terima kerja walaupun statusnya pelajar.

"Yaudah deh, next time aja," ucap Luna berusaha mengerti Kinan.

"Santai aja kali, Nan," tambah Naya.

My Boyfriend Is My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang