Sedetik serasa sejam, sehari serasa sebulan.
Begitulah cara kerja rindu dalam memperlambat waktu.****
"AAAAA!!!"
Kinan menjerit histeris. detik itu juga, seseorang yang tengah tertidur di sofa langsung terlonjak seraya mengerjap-ngerjap.
"Berisik!" seseorang itu mendengus seraya mengusap-ngusap telinganya yang terasa berdengung.
Kinan membelalak dengan mulut yang sudah terbuka lebar kala melihat wajah Nevan yang khas bangun tidur. Namun tetap tampan.
Jadi, seseorang yang hampir membuatnya jantungan adalah Nevan?
Kinan lantas menggeram. "NEVAN!!!" murka cewek itu bersungut-sungut.
Nevan bergumam pelan. "Apa Nenen?" sahut Nevan santai.
"NGAPAIN LO DI RUMAH GUE!!!" masih dengan intonasi tinggi, Kinan berteriak murka.
"Gue cuma numpang tidur!" terang Nevan seraya menguap.
"Nggak ada ahlak! Bego!" umpat Kinan kesal.
"Ya ampun, Nenen jahat banget sih sama abang. Sakit, Nen! Sakit hati abang Nevan," lirih Nevan seraya memasang wajah nelangsanya.
Kinan berdecih, cewek dengan rambut panjang itu menghela berat. "Langsung aja! Gimana lo bisa masuk ke dalem rumah gue, hah?!"
"Tuh." Nevan menunjuk salah satu jendela. Membuat Kinan mengernyit bingung.
"Kok bisa?"
"Ya bisalah, Nen. Kan jendelanya nggak di kunci. Jadi gue bisa masuk." Jawab Nevan enteng.
Kinan geleng-geleng kepala melihat cowok yang masih mengenakan seragam putih abu itu. "Terus ngapain lo ke rumah gue? Jangan bilang! Lo mau curi sesuatu?" tuding Kinan tajam.
"Idih! Souudzon terus pikiran lo, Nen. Tadi pagi gue emang bolos. Tapi, bingung mau bolos kemana. Jadi, yaudah gue ke rumah lo aja. Nunggu lo pulang lama banget, untung pas gue cek jendela nggak di kunci. Emang rezeki."
Kinan menaikan sebelah alisnya. "Kenapa nggak bolos ke rumah lo aja?" heran Kinan.
"Rumah gue sepi, Nen. Mami-Papi lagi pergi ke luar kota. Bang Navin juga lagi ngurusin perusahaan Papi sementara."
Kinan berkacak pinggang seraya memicingkan matanya. "Rumah gue juga sepi! Terus apa bedanya?"
"Iya, iya. Gue jujur! Gue kangen sama lo! Sehari nggak liat wajah lo, rasanya ada yang kurang. Puas?!"
Shit! Lagi-lagi Nevan membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Padahal hanya kalimat sederhana. Ah, menyebalkan!
Ia berdeham, memalingkan wajah seraya berjalan masuk ke dalam kamar sekadar mengganti seragamnya.
"Mau kemana Nen?" tanya Nevan mencegah.
"Ganti baju, kenapa? Lo mau ikut?" sinis Kinan.
Mata Nevan berbinar. "Boleh! Yuk!" Kinan mendelik tajam kala melihat Nevan bangkit dari duduknya.
"Mau ngapain lo?" tanya Kinan galak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is My Enemy
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! (SELESAI DAN MASIH LENGKAP) Bagi Kinan, Nevan adalah musuh abadinya di muka bumi. Kinan membenci, Nevan pun membenci. Kinan merindukan Nevan pun ikut merindukan. Kinan menyinari dan Nevan mewarnai. Hari demi hari...