-BAGIAN LIMA PULUH LIMA

398 39 5
                                    

Setiap jalan yang kita lalui bersama, lagu yang sama-sama kita suka, apa saja yang harus kita lakukan berdua akan selalu aku simpan rapi di dalam hati.

****

"Masa aku pakai ginian si Nan,"  hampir tak terhitung berapa kali Nevan mengucapkan kalimat seperti itu. Nevan selalu mengulangnya membuat Kinan sebal setengah mati mendengarnya.

"Memangnya kenapa pakai gituan? Masalahnya di mana, Van?"

Cowok itu berdecak pelan, mencebik seraya bersedekap. "Gengsi dong aku. Masa cowok ganteng dan keren kayak aku gini pakai apron gambar hello kity, apa kata orang Kinan,"

Sungguh, rasanya Kinan ingin memukul kepala cowok itu saja. Sedari tadi Nevan masih saja memperdebatkan masalah apron yang akan di pakainya, padahal hanya mengenakan apron lalu di mana letak memalukannya? 

"Van! Kita ini di dapur. Cuma ada aku sama kamu jadi ngapain harus malu?" lama-lama Kinan frustrasi meladeni pacar sendiri.

Bukan seperti itu maksud Nevan, hanya saja ... ah sudahlah, ribet menjelaskannya. Lagipula hanya sekadar membuat bolu kukus mengapa harus repot-repot memakai apron bergambar hello kity? Yang lebih memalukan lagi apron itu berwarna pink.

"Udahlah, aku jadi nggak mood ajak kamu bikin kue bolunya. Gak akan jadi bolu kukusnya kalo terus debat masalah sepele," rajuk Kinan.

Kalau sudah begini mau tidak mau Nevan mengalah, ia tidak akan membiarkan Kinan badmood. Percuma juga sih, mau menolak dengan cara apapun pada dasarnya laki-laki selalu salah 'kan? Padahal Nevan sangat enggan memakai apron itu.

"Oke, aku ngalah. Jangan ambekan gitu ah, jadi gemes akunya," serah Nevan akhirnya. Perempuan itu tertawa melihat Nevan yang sangat cute ketika apron berwarna pink itu sudah melekat.

Tidak apa-apalah ya menyenangkan hati kekasih meski perasaan sendiri dongkol. Toh, Nevan pula yang berniat mampir dan ingin menghabiskan waktu bersama Kinan saat pulang sekolah. Niatnya Nevan mau mengajak Kinan jalan-jalan keliling mall, makan es krim dan bermain timezone. Namun perempuan itu langsung menolak dengan keras dan lebih memilih membuat kue bolu di rumahnya.

"Kalo udah siap, ayo kita mulai buatnya," ujar Kinan semangat, sudah lama juga ia tidak membuat kue, sekarang waktunya ia menghabiskan waktu di dapur bersama Nevan.

Nevan tersenyum jahil, lalu berdeham. "Buatnya pakai gaya apa, Nan? Yang enak ya pokoknya supaya sama-sama puas."

Kinan sontak memelotot, "Nevan!!!" ia pikir sifat mesum Nevan sudah hilang, namun masih saja sama.

Cowok itu terbahak. "Bercanda ih, langsung kesel masa gitu doang."

"Bodo! Sekarang cepet bantu aku, kapan mau jadinya ini kue kalo kamu masih mau bercanda?"

"Iya Ibu negaraku. Apa yang harus aku lakukan nih, pertama masak apa dulu? Ohya, terigu kan pasti? Nah ini di campur sama telur kan?"

Kinan menggeleng cepat. "No! Bukan gitu, ih. Mending kamu campur telur sama gula pasir aja. Habis itu mikser sampai mengembang, ngerti?"

Menggaruk tengkuk. Nevan sama sekali tidak paham, seumur hidup ia baru menyentuh barang-barang seperti ini. Jangankan membuat kue, masak air saja kadang gosong karena Nevan tinggal main PS waktu itu.

Pasangan yang masih memakai seragam putih abu-abu itu mulai berkutik dengan segala kegiatannya. Kinan yang sibuk mencairkan mentega dan Nevan yang sedikit kesulitan menggunakan mikser.

"Aduh, Nan. Eh kok pada terciprat gini, wah ngajak ribut nih alat. Woi pelan-pelan!!!" Nevan heboh sendiri, membuat Kinan membelalak ketika melihat banyaknya cipratan telur dan gula yang sudah menjadi satu itu.

My Boyfriend Is My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang