Orang jahat bukan berasal dari musuh melainkan orang yang selama ini bersikap baik dan bersandiwara.
****
SIANG ini tampak tidak baik-baik saja, cuaca pun terlihat gelap karena awan hitam yang menutupi birunya langit. Perempuan dengan tas ransel berwarna biru laut itu mengembuskan napas pelan, untuk hari ini ia tidak bisa melihat matahari seperti hari-hari sebelumnya karena cuaca yang mendung.
Menggerakan kaki, perempuan itu mulai bosan berdiri di depan gerbang untuk menunggu Nevan yang entah kemana, cowok itu hanya berpesan kalau ia harus menunggu agar bisa pulang bersama. Tapi, kalau sudah begini rasanya ia mulai mati kebosanan.
Kinan, perempuan itu menengadah, langit semakin gelap dan sepertinya akan turun hujan. Ia pun tidak membawa motor karena pada saat berangkat sekolah ia di jemput oleh Nevan. Tapi sialnya cowok itu tak kunjung terlihat batang hidungnya. Ingin rasanya ia mencari Nevan. Cowok itu pasti masih berada di lingkungan sekolah. Namun kakinya sungguh malas untuk melangkah, ia mengikuti saja apa kata Nevan untuk menunggu di gerbang sekolah.
Khawatir akan turun hujan perempuan itu mulai beranjak dari tempatnya, Kinan memilih menunggu di halte seberang sana. Berdecak, ia semakin sebal karena Nevan tak kunjung terlihat, di ambilnya ponsel dari dalam saku kemejanya lalu segera mengirimkan pesan pada cowok itu.
Nevan cowok idiot♥
Kamu di mana?
Aku tunggu di halte ya,
Kapan mau pulang ihhh!!!
Bosen tau nunggu terus!
Lagi di mana sih?
Van 😑Kinan mencebik kesal karena nyatanya cowok itu tidak online. Omong-omong, Kinan sudah mengganti username cowok itu. Ia terlalu jijik jika harus menggunakan username yang cowok itu buat. Sangat alay!
Karena tidak kunjung mendapat balasan Kinan memilih menelepon cowok itu saja, untung ia masih mempunyai sisa pulsa, jadi cukup hanya untuk sekadar menghubungi Nevan.
"Nevan sial ih! Kemana sih tuh anak?" Kinan menggerutu marah karena panggilannya tak kunjung di angkat. Kalau begini ia lebih baik pulang sendiri saja, naik angkutan umum lebih baik dari pada harus menunggu cowok idiot itu. Huh, awas saja kalau ketemu.
Baru saja hendak melangkah namun kembali ia urungkan tatkala sebuah mobil sedan berwana hitam berhenti begitu saja. Ia celingak-celinguk, siapa tahu saja mobil itu sedang menunggu seseorang juga atau ingin menjemput siswa Taruna lainnya 'kan?
Tunggu, SMA Taruna sudah sepi sekitar 20 menit yang lalu. Dan ... apa? Ia tidak salah lihat kan? orang yang baru saja keluar itu adalah ... Naya?
Kening Kinan semakin mengerut bingung dengan kedatangan Naya yang masih mengenakan seragam putih abu-abunya. Perempuan itu berjalan mendekat ke arahnya dengan ekspresi yang sulit untuk di artikan.
"Naya?" beo Kinan sepontan.
"Belum pulang, Nan?" tanya Naya membuat Kinan terheran. Bukankah cewek di hadapannya sekarang ini bukan lagi sahabatnya? Karena cewek itu yang memutus tali persahabatan begitu saja. Lantas untuk apa cewek itu datang kemari?
"Lo ngapain?" Kinan balik bertanya.
"Ngapain ya?" terkekeh sinis, cewek itu memandang rendah Kinan. "Menurut lo ngapain gue ke sini? Minta maaf sama lo, gitu?"
"Tanpa lo minta maaf pun gue udah maafin lo, Nay," kata Kinan jujur.
Naya berdecih. "Gue nggak suka hal yang bertele-tele, jadi langsung aja ya, Nan."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is My Enemy
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! (SELESAI DAN MASIH LENGKAP) Bagi Kinan, Nevan adalah musuh abadinya di muka bumi. Kinan membenci, Nevan pun membenci. Kinan merindukan Nevan pun ikut merindukan. Kinan menyinari dan Nevan mewarnai. Hari demi hari...