Siap untuk ending?
-Note : Bacanya pelan-pelan supaya gak cepet habis heheh. Semoga feelnya dapet aamiin.Happy reading❤
≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈Sekarang aku paham, akan selalu ada batas dalam setiap perjalanan. Dan selalu ada kata selesai untuk suatu yang di mulai.
****
KABAR putusnya hubungan Nevan dan Kinan dengan cepat tersebar luaskan di kalangan siswa-siswi SMA Taruna. Semuanya di sebabkan oleh Shira—perempuan yang sangat licik menurut Nevan. Namun Nevan tak ingin mempermasalahkannya karena semua fakta itu memang benar adanya bahwa Kinan sudah bukan lagi gadisnya. Tentu saja hal itu membuat Shira merasa menang.
Cowok dengan seragam putih abu-abu itu menghela napas, pikirannya mengambang entah kemana. Wajahnya kusut seperti tidak ada semangat dalam dirinya. Di masukannya kedua tangan ke dalam saku celana seraya bersandar pada sebuah pilar, ia lantas tersenyum hangat ketika melihat Kinan yang tengah duduk di teras depan kelas bersama Luna.
Nevan rindu, bahkan sangat rindu pada perempuan itu. Apakah Kinan bahagia setelah putus dengannya? Kalau Nevan tentu saja menderita, ia selalu uring-uringan setiap harinya.
"Kasian ya yang lagi patah hati," cibir Adit yang baru saja muncul dari dalam kelas. Cowok itu mendesah, bersedekap dan ikut memandang Kinan lurus-lurus yang tengah berbincang dengan Luna—pacarnya.
"Kenapa rasanya sakit banget ya Dit? Putus cinta semenyedihkan ini?" tanya Nevan seraya tertawa sumbang.
Adit berdecak pelan, menepuk bahu Nevan agak kencang lalu berujar. "Van, kalo di tanya sakit udah pasti Kinan yang lebih sakit. Kecewa dan juga sedih atas semuanya. Perempuan itu pada dasarnya lemah, Van. Tapi lo tau Kinan kan? Dia gak bakal terlihat lemah di depan semua orang." Adit tidak tahu harus membantu Nevan dengan cara apa. Setelah mendengar cerita sesungguhnya Adit merasa kasihan dan juga marah pada Nevan. Namun semua kesalahan Nevan bukan sepenuhnya di sengaja. Nevan datang ke club kala itu karena dirinya dan Farhan. Jadi Nevan tidak seharusnya di hakimi.
Memang itu semua sudah berlalu. Bahkan sudah kelewat lama. Tetapi bagi Kinan apa yang sudah Nevan perbuat sangat keterlaluan. Karena ulah Nevan kakak Kinan pergi untuk selamanya.
"Gue tau, Dit. Kalo gue salah. Gue berengsek dan bego. Tapi apa Kinan gak bisa kasih gue kesempatan untuk memperbaiki hubungan yang sangat gue jaga selama ini?"
"Van, lo tau kan kalo Kinan udah mutusin lo. Cewek tulus kalo udah pergi nggak akan kembali, beda sama cowok. Ya mungkin kalo cowok pergi bisa dengan mudah datang lagi. Tapi kalo cewek? Sulit Van. Apalagi Kinan. Beda sama Shira, dia sih cewek gesrek," tutur Adit membuat Nevan mengembuskan napas berat.
"Gue harus apa?" tanya Nevan pedih.
Adit mengedikan bahu, ia ikut prihatin melihat Nevan seperti sekarang. "Gue gak tau. Tapi mending samperin Kinan, ngomong baik-baik lagi sana. Siapa tau Kinan berubah pikiran. Ya walau mustahil."
Tanpa berkata lagi Nevan latas berjalan mendekat, menghampiri perempuan bersurai panjang yang masih sangat Nevan cinta dan sayangi.
"Kinan," seru Nevan pelan, pandangannya tak lepas dari perempuan di hadapannya sekarang.
Kinan tertegun, meneguk berat saliva yang terasa kering di kerongkongannya. Jantungnya berpacu cepat ketika matanya bertatapan kembali dengan Nevan. Ia tidak mau munafik kalau ia masih sangat mencintai cowok di depannya. Tapi ... untuk kembali rasanya tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is My Enemy
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! (SELESAI DAN MASIH LENGKAP) Bagi Kinan, Nevan adalah musuh abadinya di muka bumi. Kinan membenci, Nevan pun membenci. Kinan merindukan Nevan pun ikut merindukan. Kinan menyinari dan Nevan mewarnai. Hari demi hari...