-BAGIAN LIMA PULUH SEMBILAN

394 37 0
                                    

Tak selamanya yang saling bercanda itu akan selalu tertawa bersama. Ada kalanya kita saling mendiamkan karena keadaan.

****

"LAH ... LAH ... VAN. SI KINAN SAMA SIAPA ITU!!!" cowok berkulit hitam manis yang baru saja keluar dari dalam mobil itu berseru heboh membuat Nevan mengikuti arah pandangan Adit.

"Kayaknya lo pernah cerita tentang tuh cowok sama gue. Tapi siapa ya? Gue lupa," tanya Adit menjadi kepo.

Nevan berdecak keras katika melihat kedatangan Kinan dengan seseorang laki-laki. Orang itu adalah—Aska. Cowok dengan khas lesung pipi dan bulu mata lentik yang baru saja mengantarkan Kinan sampai gerbang sekolah membuat perasaan Nevan panas.

"Samperin, Van. Tanya Kinan cepet," ujar Adit mengompori.

Nevan mendengus, Adit itu terlalu berisik. Ia lantas berjalan mendekat menghampiri Kinan ketika Aska sudah pergi.

"Kinan," seru Nevan membuat perempuan dengan sepatu putih itu menoleh ke arahnya.

Perempuan itu tak menyahut, hanya diam seraya memandang wajah Nevan yang tampak kesal.

"Aku berusaha nggak ganggu kamu selama dua minggu terakhir ini. Aku berusaha mati-matian nahan semuanya, Nan. Nahan supaya gak chat kamu, nahan kangen, nahan cari tau keadaan kamu dan berusaha nggak egois. Tapi apa? Kamu malah asik sama cowok lain!"

Kening Kinan mengernyit, agak heran karena Nevan marah-marah padanya. Cowok lain? Aska maksudnya? Harus berapa kali sih ia menjelaskan pada Nevan kalau Aska hanya sekadar sahabat baginya.

"Kenapa diem? Merasa kalo kamu ada main sama Aska? Atau kamu selingkuh sama cowok banci itu?!"

"Cukup Van!" gertak Kinan. Nevan itu menyebalkan, pagi-pagi sudah berbicara yang tidak-tidak.

Adit menjadi canggung berada di sela-sela Kinan dan Nevan. Untung saja keadaan tidak ramai karena masih pagi. Akan malu nantinya kalau jadi pusat perhatian oleh anak-anak Taruna.

"Aku nggak terima ya, Nan. Kamu di anter sama cowok itu. Kamu itu pacar aku!" lanjut Nevan.

"Pacar? Bangga kamu bilang gitu sama aku? Van, mana ada pacar yang rela di bohongin. Mana ada pacar yang di permainkan kayak aku?"

"Aku nggak permainkan kamu!" sergah Nevan marah.

"TAPI KAMU BOHONGIN AKU! BUKANNYA ITU SAMA AJA, HAH?!"

Ya Tuhan. Rasanya Adit ingin menghilang saja, ia sungguh tidak mengerti dengan pasangan yang tengah bercekcok ini. Ia tidak tahu apa maksud Kinan dan Nevan.

"Aku minta maaf Nan," ucap Nevan lirih. Kalau sudah di ingatkan pada masalah itu Nevan tidak bisa membantah.

Kinan terkekeh sinis, mengangkat kepalanya seraya mengembuskan napas pelan sebelum kembali berujar.

"Aku nggak mau ribut sama kamu, Van. Aku benci ketika kamu hina-hina Aska atau ngatain dia. Van, asal kamu tau! Aska jauh lebih baik dari kamu. Dia jujur, dewasa dan apa adanya. Gak kayak kamu pembohong!"

Nevan tercengang, ia tidak pernah mengira kalau Kinan bisa semarah ini padanya. Apalagi mendengar penuturan Kinan mengenai Aska, itu sangat menyakitkan. Seakan Aska sempurna sekali di mata Kinan.

"Nan aku ... aku minta maaf,"

"Stop bilang maaf, Van! Aku udah maafin kamu. Tapi sikap kamu yang kayak gini buat aku tambah kecewa. Bisa-bisanya kamu tuduh aku selingkuh sama Aska? Itu sama aja kamu gak percaya sama aku 'kan?"

My Boyfriend Is My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang