Dunia terus berputar, sebab itu berhati-hati jika melakukan tindakan kejahatan. Karena Tuhan akan membalasnya dengan hal yang tidak terduga.
****
BAGIAN terburuk bagi Anaya selama bersekolah adalah hari ini. Hari di mana ia dikeluarkan dari sekolah karena ulahnya sendiri, ia tidak menyangka kalau Nevan tega membuktikan omongannya tempo lalu. Cowok itu sungguh tidak berperasaan, mengeluarkan Naya seenaknya meski SMA Taruna bukan milik keluarganya. Tapi Nevan mempunyai kekuasaan penuh karena uang yang ia miliki. Semua bisa di lakukan karena uang bukan?
Apalagi Naya sudah kelas XII, bahkan tahun ini ia akan segera lulus. Tapi nasibnya sangat buruk karena Nevan sangat serius mengeluarkan Naya. Cowok itu tidak peduli meski Naya memohon, ia sudah berdiskusi dengan pihak sekolah dan sekolah pun langsung menyetujui setelah Nevan memberikan alasan yang logis.
"Anjir, woi! Kok bisa Naya keluar dari sekolah?" Shira yang kali itu melihat kepergian Naya dari dalam kelas berseru heboh. Perempuan itu tidak tahu apa yang sudah terjadi.
Keadaan koridor XII IPA-1 terlihat ramai oleh siswa-siswi yang kepo akan pengeluaran Naya. Mereka tidak percaya perempuan yang menyandang sebagai ketua teater itu telah di keluarkan oleh pihak sekolah. Apalagi mendengar kabar bahwa Farhan masuk penjara, tentu saja hal itu membuat semua siswa-siswi Taruna kepo setengah mati. Mereka bertanya-tanya, ada apa sebenarnya?
"Duh, Farhan juga kenapa sih? Apa yang nggak gue tau?" Shira masih saja heboh sendiran. Perempuan dengan rok mini itu membuat Luna mendengus keras karena bersebelahan dengan Shira.
"Lo bisa nggak sih diem aja! Ini bukan urusan lo, ya. Makanya jangan macem-macem kalo nggak mau kayak Naya!" cerca Luna pada Shira.
"Macem-macem apaan maksud lo? Gue mah sekolah bener kali," sewot Shira.
"Idiw ... bener apaan? Pakaian lo aja udah kayak cabe-cabean gini."
Shira berdecak sekali mendengar cibiran Luna. "Bilang aja lo sirik sama gue. Dasar cewek rata!"
Luna bersungut, perempuan berambut pendek dengan bandana merah itu tak terima di hina. Itu sama saja dengan body shaming. Perdebatan pun terjadi antara Luna dan Shira, kedua cewek itu terus saja adu mulut. Tak mau kalah satu sama lain.
Mendesah gusar, perempuan yang sedari tadi terdiam itu tak memusingkan perselisihan yang terjadi di hadapannya. Ia masih kasihan dengan Naya yang di keluarkan dari sekolah, meski Naya jahat, Kinan tidak sampai hati membalas perbuatan cewek itu. Tetapi mau gimana lagi? Keputusan Nevan sudah bulat, tak terbantahkan.
Kinan lantas membalik badan, berniat meninggalkan keramaian yang masih membahas tentang Naya dan Farhan. Cewek bersurai panjang polos itu berniat menghampiri Nevan di kelasnya. Namun langkah kakinya terhenti ketika melihat Nevan, cowok yang baru saja ia mau hampiri keluar dari kelasnya dengan wajah murung. Cowok itu berjalan cepat menuju kantin, sendirian.
Nevan kenapa, ya? Kinan membantin, keningnya berkerut bingung. Tidak seperti biasanya Nevan terlihat murung seperti itu. Kembali melangkah, Kinan segera menyusul Nevan ke kantin.
"Tumben sendirian," Nevan terlonjak kaget di tempatnya kala kehadiran Kinan. Cowok itu tersadar dari lamunannya beberapa detik yang lalu.
Kinan mendudukan dirinya setelah tiba di kantin yang tidak terlalu ramai. Sebelah alisnya terangkat seraya berucap kembali. "Kamu ada masalah apa gimana? Kok nggak kayak biasanya."
"Nggak, aku baik-baik aja, Kinan." Nevan berbohong. Jelas ia sedang tidak baik-baik saja setelah Navin memberitahunya semalam kalau masalah hidupnya selama ini sudah di uruskan oleh Alvis, papinya itu bahkan sudah jelas mendaptkan banyak petunjuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is My Enemy
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! (SELESAI DAN MASIH LENGKAP) Bagi Kinan, Nevan adalah musuh abadinya di muka bumi. Kinan membenci, Nevan pun membenci. Kinan merindukan Nevan pun ikut merindukan. Kinan menyinari dan Nevan mewarnai. Hari demi hari...