Entahlah, aku merasa senang karena kamu memilihku. Bukan dia. Aneh memang, kadang ada rasa yang sulit untuk di tebak.
****
SUNGGUH ini benar-benar menyebalkan! Mengapa ban motor Kinan bisa bocor begini? Padahal ia sangat yakin kalau motornya baik-baik saja pada saat pergi sekolah. Dan, sekarang. Sudah dalam keadaan seperti ini.
Kalau sudah begini apa yang harus ia lakukan? Luna dan Naya sudah pulang sekitar 10 menit yang lalu. Ah, menyebalkan! Padahal kan ia menaruh motornya di bawah pohon. Tidak mungkin kan bisa bocor begini karena sinar matahari yang panas?
Ia membungkukkan badannya, menekan ban motornya hanya sekedar memastikan sekali lagi. Dan, benar saja, motornya benar-benar bocor. Kalau hanya kempis ia masih bisa paksakan. Tapi kan kalau bocor begini tidak mungkin. Apalagi bengkel sangat jauh.
Kinan berkacak pinggang, berpikir keras bagaimana caranya ia sampai tepat waktu di restoran.
"Kinan! Kok belum pulang?" Kinan menoleh cepat pada sumber suara. Tersenyum tipis kala mendapati Farhan.
"Belum." Jawab Kinan seadanya.
Farhan mengkerutkan kening. "Kenapa? Bukannya kalo pulang sekolah lo harus kerja? Terus ngapain lagi di sini?"
Kinan mendesah pelan. "Ban motor gue tiba-tiba bocor. Nggak tau kenapa," terang Kinan seraya memasang wajah nelangsanya.
Farhan beralih melirik motor Kinan, ia mengangguk singkat.
"Mau gue anter?" tawar Farhan membuat Kinan mendelik.
Kinan tampak menimang-nimang tawaran Farhan. Ia tidak enak hati jika menerimanya, pasalnya, ia tahu Farhan menyukainya. Dan kalau ia menerima tawaran Farhan, takutnya Farhan semakin baper. Jadi lebih baik ia tolak saja.
Kinan menggeleng cepat. "Nggak deh, Han. Nggak usah."
"Terus lo pulang gimana?"
Kinan menggigit bibir bawahnya seraya mengedarkan pandangnya. Ia menghembuskan napas gusar tatkala melihat Nevan yang baru saja muncul dari arah timur. Apa ia harus menebeng dengan cowok idiot itu? Oke! Tidak ada pilihan lain selain dengan cowok idiot menyebalkan itu.
"WOI COWOK IDIOT!!!"
Nevan terperanjat dengan teriakan yang cukup keras barusan. Ia menoleh lalu mendengus, berjalan mendekati sumber suara.
"Berisik banget si lo! Kayak kaleng rombeng!" Nevan mencibir tatkala sudah berada di hadapan Kinan dan juga Farhan.
"Gue pulang bareng lo!" pinta Kinan seenaknya.
Nevan mengernyit, melirik Farhan yang berada di samping Kinan.
"Terus motor lo?"
"Bannya bocor, udah deh nggak usah banyak tanya. Ayo...." Kinan berjalan lebih dulu menghampiri mobil Nevan yang terparkir di ujung dekat pos satpam.
Nevan menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali. "Gue duluan, Han." Pamit Nevan pada Farhan.
Farhan mengangguk singkat. Tersenyum kecut lalu segera pergi.
🌈☀🌈
Rasanya aneh, ia benar-benar merasa senang saat berada di dekat Kinan. Apalagi setelah tahu kalau Kinan memilihnya ketimbang Farhan. Sungguh, ada rasa yang sulit untuk di definisikan. Ia tahu Farhan menyukai Kinan, meski Farhan adalah sahabat baiknya tetap saja. Ia merasa senang.
Kinan melirik Nevan sesaat, keningnya mengernyit membentuk lipatan bergaris. "Lo kenapa? Muka lo semringah banget?" heran Kinan.
Nevan mengerjap. "Masa? Nggak ah perasaan," elak Nevan cepat.
"Tapi bukan urusan gue juga, sih. Intinya makasih lo udah mau nebengin gue. Anterin gue ke resto. Jangan ke rumah! Udah telat soalnya."
Nevan mengangguk seraya berdeham pelan. "Nen, kenapa lo nggak bareng si Farhan aja?" tanya Nevan basa-basi.
Kinan menghela napasnya. "Gue cuma nggak mau dia semakin baper. Soalnya gue beneran nggak suka sama temen lo."
Nevan menarik sudut bibirnya, mendengar penuturan Kinan membuat ia jadi merasa senang. Duh, Nevan! Sadar! Ini bukan seperti Nevan biasanya.
"Eh cowok idiot! Gue pikir lo yang udah buat ban motor gue bocor. Tapi setelah gue pikir-pikir nggak mungkin, soalnya tadi pagi lo udah baik sama gue."
Tuh kan! mentang-mentang ia selalu jahil tetapi tidak sampai hati membuat Kinan kesusahan. Dan mengapa juga cewek di sampingnya ini selalu saja berburuk sangka?
"Terus aja, Nen! Terus! Soudzon mulu pikiran lo sama gue." Baru saja merasa senang, sudah di buat dongkol lagi.
Kinan memutar bola mata jengah. "Ya habisnya kebaikan lo itu patut di curigai. Gue takut ada maksud terselubung."
"Tapi bukan gue yang udah buat ban motor lo bocor, Nen!" sewot Nevan.
Kalau bukan Nevan, siapa yang sudah berani membuat ban motornya bocor? Ia merasa tidak punya musuh selama bersekolah di SMA Taruna. Ah sudahlah, mungkin memang kebetulan saja.
Akhirnya selama 30 menit di perjalanan mobil Nevan sudah berhenti di restoran tempat Kinan bekerja. Meskipun menyebalkan, cowok berkulit putih bersih itu masih berbaik hati mau mengantarkannya.
Kinan menepuk-nepuk roknya yang tampak lecek, menyisir rambut menggunakan tangan guna merapihkannya. Setelah itu Kinan beralih menatap Nevan.
"Cowok idot! Makasih ya, gue duluan." Kinan berbalik hendak keluar namun lengannya di cekal membuat Kinan mau tidak mau membalikkan badannya lagi.
Kinan menautkan kedua alisnya. "Kenapa? Gue harus bayarkah?" terka Kinan.
Nevan menggeleng, tangannya berlabuh pada bahu Kinan. Menepuknya pelan seraya tersenyum manis. "Semangat kerjanya! Jangan merasa sendiri. Karena gue selalu ada buat lo."
Kinan terdiam mematung, menelan salivanya susah payah. Ia merasa jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Ada apa ini? Mengapa rasanya aneh mendengar perkataan Nevan?
Ia mengerjap, menepis kasar tangan Nevan agar terlepas dari bahunya. "Apaan sih lo!" ketus Kinan seraya membuang wajahnya.
Nevan terkekeh. "Lo salting, Nen? Lo baper cuma gue gituin?" goda Nevan.
"Ngapain gue baper sama cowok idiot kayak lo?"
"Masa? Lo nggak tau pesona seorang Nevan Alvis Adelio?" Nevan menaik turunkan kedua alisnya.
"Najis!" Kinan menoyor kepala Nevan dan langsung keluar dari dalam mobil Nevan. Ia membanting pintu mobil Nevan secara kasar. Tidak peduli akan rusak. Toh orang kaya kan?
Sedangkan Nevan sudah tergelak, melihat Kinan berjalan dengan langkah gedebak-gedebuk. Dasar betina!
"Meski lo rata, gue tetap suka kok, Nen." Nevan bergumam pelan seraya menghidupkan mesin mobilnya. Melesat pergi dengan kecepatan di atas rata-rata.
Kalian paling suka di part berapa?
Lebih suka Nevan yang mesum atau yang bikin melting?
Apa kalian sudah jatuh cinta dengan cerita ini?
Ayo SS berbagai part dan qoutes favorit kalian lalu buat story, jangan lupa TAG akun aku ya.
@mithaapriani11
Vomment!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is My Enemy
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! (SELESAI DAN MASIH LENGKAP) Bagi Kinan, Nevan adalah musuh abadinya di muka bumi. Kinan membenci, Nevan pun membenci. Kinan merindukan Nevan pun ikut merindukan. Kinan menyinari dan Nevan mewarnai. Hari demi hari...