14. PERTENGKARAN

356 17 3
                                    

Happy Reading♡
Jangan lupa untuk vote dan coment!

~~~


"Kau sudah melakukan kesalahan karena telah bekerja dengan seorang pelenyap."

Langkah kaki Swara terhenti saat ia mendengar perkataan yang keluar dari mulut Sanskar. Tentu saja membuat gadis itu merasa terkejut mendengarnya. Siapa pelenyap yang dimaksud Sanskar?

Swara berbalik badan dan kembali menghampiri Sanskar. Dia merasa tidak percaya atas apa yang ia dengar baru saja.

"Kau ingin tau bukan? Pengkhianatan apa yang telah kau lakukan padaku Swara? Meski kau sudah tau atau belum, tetapi aku akan tetap menjelaskan mengenai Laksh yang sebenarnya kepadamu. Kau mengetahui dan menilai bahwa Laksh adalah pria yang baik. Tetapi kau salah besar Swara. Kau belum mengetahui kebenaran mengenai Laksh. Dia tidak seperti apa yang kau kira. Dia adalah seorang pelenyap. Dia sudah melenyapkan satu nyawa hanya demi dirinya sendiri. Dia mengkhianati ku dengan cara melenyapkan kekasih ku Swara," tutur Sanskar dengan penuh amarah.

Plaakk!

Ragini, Laksh maupun yang lainnya merasa terkejut ketika mendengar sekaligus melihat Swara menampar pipi Sanskar. Pria itu memegang pipinya yang berdenyut kesakitan atas tamparan yang di berikan Swara padanya. Dia kembali menoleh dan menatap pada gadis yang saat ini tengah menatapnya dengan tajam.

"Berani sekali kau menampar Sanskar, Swara. Kau sudah melupakan batasan mu," ujar Ragini yang akan bicara.

"Diam Ragini. Kau tidak perlu ikut campur. Dan yang sudah melupakan batasan bukan aku, tetapi Sanskar. Pria ini harus memahami batasan yang dia miliki," ujar Swara. Dia sudah melupakan kata hormatnya pada Ragini. Biasanya dia memanggil Ragini dengan sebutan Nona, tetapi kali ini berbeda.

"Sanskar aku minta pada mu tolong hentikan semua drama ini. Apa kau sama sekali tidak merasa malu mengatakan hal buruk mengenai Laksh di hadapan semua orang? Kau sudah menyalahkan ku dan sekarang kau juga menuduh Laksh yang tidak-tidak. Dimana rasa malu mu itu? Aku pikir orang terhormat akan bersikap hormat pada orang lain. Tetapi aku melihat jika orang terhormat seperti mu tidak bersikap hormat sama sekali. Jangankan untuk bersikap hormat, menghargai keberadaan dan harga diri orang lain saja, kau tidak mampu melakukannya," ujar Swara pada Sanskar.

"Kau sudah melakukan kesalahan besar Swara," kata Sanskar.

"Iya kau benar. Aku sudah melakukan kesalahan besar dengan menghormati dan mempercayai dirimu selama ini, tuan Sanskar," balas Swara dengan cepat. Tetapi ucapannya kali ini cukup membuat Sanskar terkejut saat mendengar kalimat tuan Sanskar yang penuh penekanan.

"Aku tidak mengerti, entah kenapa dalam sekejap kau berubah begitu saja padaku Swara? Kau lebih mempercayai pria pelenyap itu dari pada teman mu ini," ujar Sanskar.

"Cukup Sanskar! Jika sekali lagi kau mengatakan Laksh sebagai seorang pelenyap, maka aku tidak akan segan-segan memanggil keamanan untuk datang kemari dan menyeret mu pergi dari sini!" gertak Swara.

Sanskar terdiam. Tatapannya masih tertuju pada Swara. Begitu juga dengan Swara sendiri. Bagi pria itu, Swara telah berubah dan mengkhianatinya. Sedangkan bagi Swara, Sanskar sudah melebihi batasan dan menuduh yang tidak-tidak terhadap Laksh. Keduanya saling berpikir mengenai satu sama lain.

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang