41. KEMARAHAN

218 23 1
                                    

Happy Reading♡
Jangan lupa untuk vote dan coment!

~~~

Ragini, gadis itu menghampiri Anjali lalu berdiri di sampingnya. Dia terlihat sangat senang karena rencananya akan segera di mulai. Dimana Swara pasti akan mempermalukan dirinya sendiri dan juga keluarga Mehta.

"Ragini, apa kau sudah menemukan Swara dan Sanskar?" tanya Anjali.

"Aku belum menemukan mereka bibi," balas Ragini, berbohong.

"Kemana mereka berdua?" gumam Anjali.

"Bibi, aku kesana dulu." Ragini beranjak pergi dari sana. Dia berdiam diri di balik pohon karena ia tau bahwa Swara akan mempermalukan keluarga Mehta dan ia ingin merekam setiap tingkah Swara untuk ia tunjukkan kepada Sanskar.

"Siap-siap saja Swara kau akan di benci oleh Sanskar dan juga semua orang," gumam Ragini yang sudah memegang ponselnya.

"HAPPY HOLI!"

"HAPPY HOLI!"

Suara teriakan seseorang membuat semua orang terkejut. Bahkan beberapa penaripun berhenti menari dan menoleh ke arah asal suara itu. Namun berbeda dengan Ragini, dia terlihat sangat bahagia.

"Swara?" gumam keluarga Mehta terkejut saat melihat Swara dengan keadaan tidak sadar atau bisa dikatakan mabuk. Bahkan rambutnya terlihat sedikit berantakan.

"Swara? Apa yang terjadi dengannya?" gumam Aarpitha.

"Mainkan musiknya!" teriak Swara.

Suara musik mulai menggema. Membuat Swara langsung menari tak jelas mengikuti alunan musik itu. Gadis itupun menari dengan lincah bahkan beberapa penaripun ikut menari bersamanya.

"Apa yang terjadi dengan Swara?" gumam Aarti.

Keluarga Mehta sangat terkejut, bukan hanya merek saja. Bahkan hampir semua orang terkejut menyaksikan seorang menantu keluarga terpandang bisa kehilangan kesadarannya.

Swara menoleh ke arah Anjali. Dia ingin mengajak mertuanya itu untuk menari. Namun, Anjali menampilkan raut wajah malu dan kesal atas tingkah Swara yang tak patut untuk di lakukan.

Bukan hanya Anjali, Swara juga mengajak nenek Kalyani untuk menari bersama. Raut wajah keluarga Mehta sudah sangat malu bahkan enggan melihat semua orang.

Terus Swara. Menarilah dengan sesukamu. Biarkan semua orang memandang jelek keluarga Mehta. Bahwa menantu mereka sangat tidak sopan dan seorang pemabuk. - batin Ragini, berseru ria.

Tak berselang lama, musikpun berhenti membuat Swara ikut berhenti. Terlihat gadis itu tidak bisa lagi mengendalikan dirinya.

"Kenapa musiknya berhenti? Aku ingin menari lagi. Cepat mainkan musiknya!" ujar Swara.

"Apa yang dia lakukan? Dia sudah mempermalukan kehormatan keluarga kita," gumam nenek Kalyani.

Aarti, Aarpitha dan nenek Shobha langsung menghampiri Swara.

"Kau kenapa, Nak?" tanya Aarpitha.

"Ibu, Aarti, nenek kalian ada disini? Ayo kita menari," ucap Swara.

"Ya ampun. Apa ini menantumu Tuan dan nyonya Mehta?" tanya salah satu wanita kepada keluarga Mehta.

"Menantu kalian yang satu ini sangatlah buruk. Apa kalian mengajarkan menantu kalian agar bertingkah seperti ini didepan semua orang?" timpal wanita lainnya.

"Aku kira keluarga terhormat akan bertingkah dengan hormat. Tapi ternyata salah satu anggota keluarganya melakukan hal yang sangat memalukan. Membuat martabat dan kehormatan keluarga tercoreng."

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang