63. MADHURI

229 16 5
                                    

Assalamualaikum
TC up lagi nih guys;)
Ingat! Jangan lupa buat vote sama coment nya ya:)


HAPPY READING◠‿◕

~~~


Malam ini saat semua orang telah terlelap tidur, Madhuri keluar dari kamarnya yang berada di ruangan bawah tanah. Gadis itu berjalan menyusuri lorong dan melewati beberapa kamar. Satu per satu anak tangga ia lewati dan berjalan di lorong menuju kamar Swara.

Perlahan-lahan ia membuka pintu kamar Swara dan Sanskar lalu masuk begitu saja. Ia berdiri di samping sisi kiri Swara dan memperhatikannya begitu intens. Ada raut kesal yang terlihat di wajah Madhuri saat melihat Swara dan Sanskar tidur dengan keadaan berpelukan.

Madhuri mengingat saat ia menyamar menjadi Swara saat Swara yang asli di sekap olehnya dan Ragini. Beberapa kali Sanskar melakukan hal intim padanya dan ia merasa jika Sanskar benar-benar mencintai Swara. Kini Madhuri merindukan semua apa yang dilakukan Sanskar padanya meski Sanskar menyangkal jika dirinya adalah Swara.

"Untuk apa aku kesal? Untuk apa pula aku tidak suka melihat hal ini? Duplikatku ini adalah istrinya Sanskar, wajar saja jika dia memeluk suaminya sendiri. Entah kenapa rasanya aku ingin secepatnya menyingkirkan Swara dari kehidupan Sanskar maupun kehidupan Ragini?" gumam Madhuri.

Madhuri menoleh ke sisi meja yang berada di samping tempat tidur. Ia melihat sebuah pisau yang terletak di atas mangkuk berisi buah-buahan. Tanpa rasa ragu, Madhuri mengambil pisau itu dan memainkannya.

"Pisau ini sangat tajam. Sekali tusuk mungkin nyawa seseorang akan melayang. Bagaimana jika aku menusuk Swara malam ini juga? Lebih cepat itu lebih baik," ucap Madhuri.

Swara maupun Sanskar tidak menyadari jika ada seseorang yang berada di kamarnya dan tengah berbicara. Keduanya sudah terlelap tidur sehingga tidak bisa mengetahui siapa yang kini berada di kamarnya.

Madhuri melihat ke arah Swara. Tiba-tiba Madhuri mengangkat pisau itu dan melayangkannya ke arah Swara seolah-olah ia ingin menusuk gadis itu saat sedang tidur. Namun seseorang memegang tangan Madhuri, mencegah apa yang akan dilakukannya itu.

Madhuri menoleh pada seseorang itu yang tak lain adalah Ragini. Ragini terlihat sangat kesal atas tindakan Madhuri. Jika ia terlambat satu detik saja, mungkin sekarang Swara telah berhasil di tusuk dan itu akan membuat Sanskar terbangun.

Ragini mengambil pisau itu dan menaruh kembali di atas mangkuk berisi buah-buahan. Ia langsung menarik tangan Madhuri dan membawanya pergi dari sana.

Sesampainya di kamar, Ragini mengunci pintu kamarnya agar tidak ada orang yang mendengar obrolannya dengan Madhuri. Sorot mata Ragini mengatakan jika ia benar-benar kesal terhadap Madhuri. Gadis itu selalu bertindak seperti apa yang dia inginkan tanpa memikirkan apa yang akan terjadi nanti.

"Apa yang ingin kau lakukan tadi, hah? Kau ingin melenyapkan Swara saat dia sedang tidur? Kau ingin melakukan itu di depan Sanskar? Jika aku terlambat satu detik saja, entah apa yang akan terjadinya nanti?!" ujar Ragini pada Madhuri.

"Santai saja, Ragini. Kau ini terlalu berlebihan," balas Madhuri terlihat tenang.

"Berlebihan? Kau bilang aku berlebihan? Kau tau apa yang kau lakukan tadi itu salah? Jika kau menusuk Swara, aku sangat yakin Swara akan berteriak dan Sanskar akan langsung bangun lalu kau dan rencana kita semuanya menjadi hancur!" ujar Ragini. "Sebentar, kenapa kau begitu ingin melenyapkan Swara? Apa jangan-jangan kau sudah menyukai Sanskar?"

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang