17. MASALALU

279 17 5
                                    

Happy Reading♡
Jangan lupa untuk vote dan coment!

~~~

Saat ini ayah dan putranya itu berada di ruangan kerja Sanskar. Keduanya akan membicarakan hal yang penting, dimana Munav harus menceritakan apa alasan di balik keinginannya itu untuk menjodohkan putranya dengan Swara.

"Apa yang ingin ayah bicarakan dengan ku?" tanya Sanskar tanpa panjang lebar.

"Ayah ingin membicarakan alasan di balik ayah dan ibu mu memaksa agar kau menerima perjodohan itu," jawab Munav.

"Katakan."

"Apa kau ingat dengan Sona Chopra?" tanya Munav secara tiba-tiba. Membuat Sanskar terdiam sejenak.

"Sona Chopra?"

"Iya, kau mengingatnya?"

"Ya aku mengingatnya tapi kenapa ayah bertanya mengenai dia? Dan apa hubungannya antara Swara dan Sona Chop...," tanya Sanskar namun ucapannya tidak dapat di selesaikan ketika ia mengingat nama belakang Swara. Apa jangan-jangan Swara memang memiliki hubungan dengan Sona Chopra?

"Sebentar ayah. Swara Chopra dan Sona Chopra, apa mereka ada hubungannya ayah?" tanya Sanskar.

"Iya mereka ada hubungannya. Sona Chopra adalah ayahnya Swara yang telah kau tabrak sampai dia kehilangan nyawanya," jawab Munav.

Sanskar cukup terkejut mendengar bahwa Sona Chopra yang pernah ia tabrak waktu itu tak lain adalah ayahnya Swara. Dia masih tidak percaya dengan kebenarannya. Dia hanya tau apabila Sona Chopra adalah pria yang tidak sengaja ia tabrak.

Flashback on

Setelah kematian Navita, Sanskar jadi seorang yang berbeda. Dia sering mabuk-mabukan, pulang larut malam dan juga sering marah-marah pada siapapun itu. Sehingga suatu hari ada sebuah tragedi yang membuatnya terjebak dalam kasus yang cukup berat.

Saat itu, Sanskar sedang mengendarai mobilnya dalam keadaan mabuk. Seolah-olah tidak peduli lagi dengan kehidupannya. Bahkan ada sesuatu yang terlintas dalam pikirannya, dimana dia ingin melenyapkan dirinya sendiri untuk menyusul kepergian Navita.

"Aku merindukan mu Navita," lirih Sanskar. Pandangannya perlahan mengabur sehingga ia tidak bisa mengendalikan diri saat menyetir. Membuat dirinya tidak menyadari bahwa ada seseorang yang ingin melintas jalanan. Tanpa mengerem sama sekali, Sanskar tidak sengaja menabrak orang itu sehingga orang tersebut terpental.

Saat itu Sanskar langsung mengerem. Kepalanya terbentur pada kemudi mobil sehingga keningnya sedikit mengeluarkan darah dan tidak sadarkan diri.

Beberapa warga berhamburan datang. Pada saat itu, Aarpitha melihat jelas bagaimana suaminya tertabrak. Bahkan ia sangat syok melihat hal itu. Para warga membantu kedua korban tabrakan itu dan di larikan ke rumah sakit terdekat. Aarpitha melihat ke arah plat mobil dan kepada wajah orang itu. Setelah orang itu sadar, Aarpitha akan segera meminta pertanggung jawaban.

Sudah lima belas menit lebih dokter tidak kunjung keluar. Saat ini Aarpitha benar-benar sangat cemas memikirkan keadaan suaminya itu.

Tidak berselang lama, dokter akhirnya keluar membuat Aarpitha dan nenek Shobha langsung beranjak bangun. Kemudian menghampiri dokter itu.

"Dokter bagaimana keadaan suamiku? Apa dia baik-baik saja?" tanya Aarpitha.

"Apa kau keluarganya?"

"Iya aku istrinya. Cepat dokter katakan bagaimana keadaan suamiku?"

"Keadaan pasien saat ini benar-benar kritis. Dia harus segera di operasi karena ada luka yang cukup besar mengenai otaknya dan dia juga telah kehilangan banyak darah," ucap dokter itu.

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang