30. KECEROBOHAN

222 17 4
                                    

Happy Reading♡
Jangan lupa untuk vote dan coment!

~~~

Meski di bilang pernikahan palsu, Ragini dan Laks masih tetap mengikuti ritual setelah menikah, seperti menjatuhkan kendi, memasuki air merah dan memberi jejak kaki seorang menantu memasuki ke dalam rumah, mengambil cincin dalam bak air putih sampai memasak makanan untuk pertama kalinya sama seperti yang di lakukan Swara dan Sanskar tadi.

"Makananmu enak, Ragini. Semoga kau bahagia selalu," ucap nenek Kalyani.

"Terimakasih, nenek." balas Ragini tersenyum.

"Dimana Sonia? Kenapa dia tidak ikut makan?" tanya nenek Kalyani, menyadari bahwa Sonia tidak ada bersama mereka.

"Em, nenek mungkin Sonia belum menerimaku disini. Biarkan saja, nanti aku sendiri yang akan bicara kepadanya," ucap Laks.

Nenek Kalyani mengangguk. "Baiklah." Pandangan nenek Kalyani beralih ke arah Sugna dan Ratan. Sepertinya Sugna masih marah kepada Ratan.

"Sugna, kenapa kau hanya melamun? Ayo makan," tanya nenek Kalyani.

Sugna hanya tersenyum tipis dan mengangguk.

"Sugna, kau dan Ratan masih bertengkar? Aku minta kepada kau ataupun Ratan jangan terlalu lama seperti ini. Sikap kalian menunjukkan bahwa kalian tidak bahagia atas kedatangan Laks kerumah ini," tutur nenek Kalyani.

"Aku sangat senang dengan kehadiran Laks, putraku. Hanya saja butuh waktu bagiku untuk memaafkan Ratan," balas Sugna.

"Baiklah. Aku harap kalian segera berbaikan," ucap nenek Kalyani.

Terlihat Sanskar melihat ke arah Laks yang duduk saling berhadapan. Rasanya masih tidak menyangka bahwa laki-laki itu adalah saudaranya sendiri. Laks yang menyadari bahwa Sanskar memandangnya, dia hanya tersenyum tipis lalu menyudahi makannya.

"Em, nenek, ibu, ayah, bibi, paman, aku pergi duluan. Sepertinya aku harus berbicara sekarang dengan Sonia dan membawa makanan untuknya. Kasihan adikku belum makan," ucap Laks.

"Kau sangat baik, Laks. Bibi sangat senang atas sikap kepedulianmu terhadap Sonia," ucap Anjali.

"Iya, aku juga senang. Ternyata aku memiliki dua putra yang sangat tampan dan perhatian seperti kalian berdua," tambah Munav.

Ibu dan ayah tidak mengetahui bahwa orang yang tengah mereka puji ini adalah seorang pelenyap. Sejujurnya, akupun sangat kecewa kepada ayah Ratan karena dulu dialah yang membantu proses hukum Laks. - batin Sanskar, menoleh ke arah orang tuanya, lalu ke arah Ratan dan Laks.

Laks menoleh ke arah Sanskar yang masih menatapnya dengan tatapan sinis dan masam.

"Terimakasih, bibi, paman. Aku permisi dulu," ucap Laks, lalu beranjak pergi dari meja makan.

"Ayo-ayo makan lagi, biarkan saja Sonia. Pasti Laks berhasil membujuknya," ucap nenek Kalyani.

"Makanan Ragini tak kalah enak dengan makanan Swara. Kedua menantuku ini memang sangat pandai memasak," ucap Anjali.

Swara tersenyum. Begitupun dengan Ragini. Gadis itu menoleh ke arah Swara. Mungkin hari ini hidupmu masih tenang, Swara. Tapi tidak dengan besok. Hari-hari berikutnya aku akan memastikan hidupmu akan hancur dan tak tahan dengan sikap semua orang yang perlahan akan berubah kepadamu.

*****

Laks membuka pintu kamar Sonia yang ternyata tidak terkunci. Dia melihat Sonia tengah duduk melamun di atas tempat tidurnya dengan sepasang matanya yang sembab akibat terus menangis.

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang