51. KEJUTAN

268 21 7
                                    

Happy Reading♡
Jangan lupa untuk vote dan coment Part Spesial SWASAN:)

~~~

Saat di perjalanan pulang, Sanskar terlihat fokus menyetir namun pikirannya seperti terganggu akan sesuatu. Sementara Swara, dia hanya menoleh pada jendela mobil yang berada disampingnya.

"Kau pasti sudah mencintainya, bukan? Mustahil bila kau tidak memiliki perasaan apa-apa kepada Swara. Kalian tinggal satu rumah, satu atap, pasti kau ataupun Swara sudah memiliki perasaan masing-masing. Katakan kepadaku, apa tebakan nenek ini benar?"

Ucapan nenek Shobha kepadanya tadi selalu terngiang-ngiang dalam ingatan Sanskar. Ia terus berpikir apa yang dikatakan nenek Shobha itu benar atau tidak?

Apa benar aku sudah mencintai Swara? Arrgghhhh kenapa aku sulit memahami perasaanku sendiri? Apa mungkin karena cinta yang pernah ada dalam hatiku ini membuat aku berpikir bahwa jika aku mencintai orang lain, sama saja aku mengkhianati Navita? — batin Sanskar.

"Oh iya, Sanskar. Ibu tadi sempat mengatakan kepadaku bahwa dia ingin aku mengajakmu kerumah lagi kapan-kapan. Jika kau tidak sibuk bekerja, apa kau mau datang kerumah ibuku lagi?" ucap Swara yang memulai perbincangan agar suasana tidak hening.

"Ibu mu adalah ibuku juga. Jadi aku akan mau datang kerumah menemui ibu dan nenek selama kau menginginkannya," balas Sanskar.

"Baiklah."

Sanskar menoleh sekilas pada Swara. Semoga apa yang aku rasakan ini tidak salah. Setiap kali aku ingin membuka hatiku lagi, aku selalu mengingat akan janjiku pada Navita. Aku akan sangat merasa bersalah bila aku mengingkari janjiku pada Navita. Tapi sampai kapan aku akan terus seperti ini? Hidup dalam bayang-bayang cinta yang sudah tenggelam oleh waktu. Maafkan aku Navita bila suatu saat nanti aku mencintai orang lain. Tapi aku berjanji, namamu akan selalu terukir indah dalam hidupku, meski tak lagi menjadi sebuah ikatan cinta.

Cinta dan janji membuat Sanskar benar-benar sulit memahami perasaanya sendiri. Meski Navita telah tiada namun janji Sanskar pada Navita tidak pernah ia lupakan. Janji itulah yang selalu membuat Sanskar enggan membuka hati untuk gadis lain.

******

Swara dan Sanskar baru saja sampai dirumah kediaman Mehta. Terlihat Sanskar membawa sebuah kantung belanjaan yang sudah Sonia minta kepadanya tadi pagi.

Langkah kaki Swara dan Sanskar terhenti saat mereka tak sengaja berpapasan dengan Ragini yang tengah menuruni anak tangga. Tentu saja Swara dan Sanskar sangat terkejut atas kehadiran Ragini yang kembali ada dirumah itu.

"Ragini, kau?"

"Kalian pasti sangat terkejut atas kehadiranku tapi yang pastinya aku akan tinggal dirumah ini lagi.  Kalian tidak perlu cemas, kehadiranku dirumah ini hanya untuk beberapa hari saja," ucap Ragini lalu kembali melanjutkannya langkah kakinya.

"Apa maksudmu, Ragini? Jelaskan kepadaku, atas dasar apa kau datang dan tinggal dirumah ini? Dan siapa orang yang telah mengizinkanmu?!" tanya Sanskar, membuat langkah kaki Ragini kembali terhenti.

Ragini menoleh. "Tanyakan saja kepada nenek. Biar nenek yang menjelaskan kenapa aku ada disini dan atas dasar apa? Sudah aku katakan, kalian tidak perlu cemas. Selama aku tinggal disini, aku tidak akan bebuat macam-macam kepada kalian."

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang