59. RASA KECEWA

213 16 2
                                        

Update lagi nih guys😃
Ada yang nungguin kelanjutannya gak? Makin seru loh😅
Happy Reading❤️

~~~


Sedari tadi Aarpitha menangis atas apa yang telah dilakukan Madhuri. Ia benar-benar sangat malu sehingga tak bisa berkata apa-apa lagi kepada keluarga Mehta. Untung saja keluarga Mehta meminta para tamu sudah segera pulang meski acara pesta itu belum selesai.

"Aku benar-benar sangat malu. Kenapa putriku yang selama ini aku sayangi bisa berbuat kasar kepada orang lain?" ucap Aarpitha begitu histeris.

Aarti beranjak duduk di samping Aarpitha untuk menenangkannya. "Bibi, kau janganlah menangis. Aku yakin Swara tidak berniat mempermalukan kita semua. Aku sangat mengenal Swara."

"Tidak berniat kau bilang? Dia sudah menjatuhkan reputasi keluarga ini. Sekarang semua orang pasti sedang membicarakan tentang menantu keluarga ini yang sangat berperilaku buruk terhadap orang lain!" ujar Sugna yang begini kesal. "Nyonya Aarpitha, kami masih memiliki harga diri. Kami malu dan kami tidak ingin Swara berperilaku seperti itu lagi!"

"Maafkan aku, maafkan Swara juga. Aku tau Swara telah melakukan keselahan tapi tolong maafkan dia," ucap Aarpitha.

"Kenapa kau harus meminta maaf ibu?" Suara itu datang dari seorang gadis yang berdiri di anak tangga. Siapa lagi kalau bukan Madhuri, gadis itu telah mengganti pakaian dengan gaun malam berwarna pink. Kini wajah dan gaya rambutnya tidak bisa lagi membedakan antara dirinya dengan Swara yang asli.

Semua orang menoleh pada Madhuri. Gadis itu berjalan menuruni anak tangga dan menghampiri semua orang yang berada disana.

"Kenapa ibu harus meminta maaf? Bukankah ini semua salahku? Jadi seharusnya aku yang meminta maaf kepada kalian semua," ucap Madhuri berlaga seperti Swara. "Bibi Sugna, ibu Anju dan semuanya tolong maafkan kesalahan yang aku lakukan tadi. Aku mengakui jika aku telah melakukan keselahan besar."

"Kau pikir dengan kau meminta maaf, reputasi keluarga ini akan kembali seperti semula? Tidak. Semua orang telah membicarakan kau dan keluarga ini. Kami merasa malu memiliki menantu seperti dirimu!" timpal Ratan yang angkat bicara.

"Oh ya ampun, keluarga macam apa ini? Semuanya serba salah, aku meminta maaf salah dan tidak meminta maaf pun salah. Sebenarnya apa yang kalian ingin dariku? Apa aku harus bertekuk lutut dihadapan kalian dan memohon agar kalian memaafkanku begitu?" ucap Madhuri.

"Swara! Kenapa kau berkata seperti itu? Mereka adalah keluarga mertuamu, Nak. Kau jangan berkata kasar kepada mereka!" ujar nenek Shobha pada Madhuri.

"Lalu aku harus berkata apa lagi? Tadi aku sudah meminta maaf kepada mereka tapi mereka mengatakan hal lain kepadaku. Aku tau reputasi kalian sudah hancur sekarang tapi bukan berarti kalian tidak memiliki hak lagi untuk memaafkan aku," balas Madhuri lalu berbalik badan menatap Aarpitha. "Ibu, lebih baik ibu, nenek dan juga Aarti pulang ke rumah saja. Beristirahat lah dengan tenang dan tidak perlu mencemaskan aku. Karena aku tidak akan tinggal diam jika ada orang yang berani menginjak harga diriku di rumah ini, mau itu keluarga sendiri ataupun orang lain!"

Semua orang terkejut, terutamanya Aarpitha, nenek Shobha dan juga Aarti. Mereka heran kenapa Swara bisa mengusir ibu, nenek dan sahabatnya sendiri?

"Tunggu apa lagi? Cepat pergi dari rumah ini, ibu. Aku mengerti pasti ibu, nenek dan Aarti sangat lelah bukan? Maka dari itu aku mengizinkan kalian untuk pulang sekarang. Oh mungkin kalian ingin diantarkan oleh supir? Baiklah nanti aku akan meminta kepada supir untuk mengantarkan kalian pulang. Ibu tidak usah menangis lagi. Lupakan saja apa yang terjadi tadi," ucap Madhuri.

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang