62. ANCAMAN

210 16 4
                                    

Nih guys up lagi nih😃
Tinggalkan jejak di bawah setelah selesai baca part ini:)
Vote dan coment inget ya!

~~~


Dokter yang tadi memeriksa keadaan Swara, kini ia mendekati seseorang yang tengah berdiri di halaman rumah-tepatnya dekat beberapa tumbuhan dan pohon. Membuat keberadaan mereka tidak terlihat oleh siapapun.

"Bagaimana? Apa kau sudah melakukan apa yang aku minta dokter?" tanya orang itu.

"A-aku sudah melaksanakan apa yang kau minta. Lebih baik sekarang kau berikan uang yang kau janjikan kepadaku tadi," balas Dokter itu yang kini meminta uang pada seseorang yang berada di hadapannya.

Seseorang yang berada di hadapan dokter itu tak lain adalah Madhuri. Gadis itu berbalik badan dan tersenyum pada dokter itu. "Aku sangat senang mendengar hal itu. Terima uang ini sesuai dengan janjiku kepadamu."

Dokter itu menerima sebuah amplop berisi uang yang begitu tebal. Ternyata Madhuri lah yang telah menyuruh dokter itu sesuai dengan ucapannya.

Saat Madhuri menangkup wajah Bhadra, tak sengaja ia melihat sebuah mobil masuk ke dalam area rumah.

"Ada apa Madhuri?" tanya Bhadra pada Madhuri.

"Lihatlah kesana. Ada mobil yang berhenti di depan rumah. Kira-kira mobil siapa itu?" ucap Madhuri. Ia dan Bhadra memperhatikan mobil berwarna hitam. Terlihat seorang wanita berpakaian jas putih dan membawa tas medisnya. Wanita itu berbincang sebentar dengan seorang penjaga gerbang-seperti menunjukkan sesutu kepadanya.

"Ini gawat Madhuri!"

"Gawat? Apa maksudmu?"

"Wanita itu adalah dokter, Madhuri. Aku yakin pasti keluarga Mehta yang meminta dokter itu datang kemari untuk memeriksa keadaan Swara dan jika dokter itu sampai melakukan tugasnya, rencana kita dan Ragini akan berakhir sia-sia. Dan penyamaranmu itu akan di ketahui semua orang," ucap Bhadra.

"Kau benar sekali. Tapi aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku harus menyingkirkan dokter itu sekarang juga," balas Madhuri.

"Tunggu Madhuri! Kau ingin menyingkirkan dokter itu dengan cara bagaimana? Kau akan melenyapkannya begitu?" ujar Bhadra sambil memegang lengan Madhuri, saat gadis itu ingin bergegas pergi.

"Lalu bagaimana lagi? Jika dokter itu memeriksa Swara dan Swara kembali sadarkan diri, pasti Swara akan mengatakan segalanya kepada semua orang!" balas Madhuri.

"Ya aku tau itu. Sekarang kau ikuti rencanaku saja," ucap Bhadra.

Dokter itu kini bergegas pergi untuk masuk ke dalam rumah besar keluarga Mehta. Namun saat selangkah lagi ia masuk ke dalam, tiba-tiba Bhadra membekap mulutnya dokter itu dengan sapu tangan sehingga dokter tersebut jatuh tak sadar diri. Seolah-olah sapu tangan itu mengandung obat bius. Dengan cepat, Bhadra membawa dokter itu pergi dari sana.

Ruangan gudang rumah keluarga Mehta, disanalah dokter tadi di sekap. Tak berselang lama, dokter tersebut perlahan-lahan sadarkan diri dan membuka kedua matanya. Betapa kagetnya ia saat melihat Madhuri berada di depan wajahnya dengan tatapan tajam.

"Kau siapa? Ada dimana aku?" pekik dokter itu sedikit ketakutan dan juga heran kenapa dia bisa disini? Apalagi dalam keadaan pingsan dan juga tangannya diikat.

"Hallo dokter. Bagaimana keadaanmu sekarang? Lima belas menit sudah kau jatuh pingsan disini dan akhirnya kau sadarkan diri juga," ucap Madhuri.

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang