16. KEMBALI BERTEMU

413 20 4
                                    

Happy Reading♡
Jangan lupa untuk vote dan coment!

~~~

Beberapa menit telah di habiskan selama dalam perjalanan dan saat ini Swara telah sampai di tempat tujuan. Dia turun dari motornya sembari melepaskan helm yang menutupi kepalanya. Sepasang mata gadis itu menatap gerbang pintu dan juga rumah mewah yang berada di sana. Rasa tidak percaya mulai bangkit dalam diri Swara saat melihat rumah itu.

"Apa ini benar rumah Sonia?" ucapnya. Lalu kembali menatap selembar kertas yang ia pegang untuk mematikan jika ia tidak salah alamat.

"Iya ini benar rumahnya Sonia. Sangat besar dan begitu indah," kata Swara tersenyum.

"Ada apa nona? Kau ingin bertemu siapa?" tanya sang penjaga gerbang pada Swara. Membuat gadis itu langsung menoleh padanya.

"Apa ini benar rumah nona Sonia?" tanya Swara.

"Iya benar. Lalu?"

"Apa aku boleh masuk? Aku ini asisten nona Sonia dan aku kemari ingin bertemu dengannya," ucap Swara sedikit menjelaskan kedatangannya.

"Kau benar-benar asisten nona Sonia?"

"Iya itu benar. Jika kau tidak percaya aku bisa menunjukkan buktinya jika aku adalah asisten nona Sonia. Dan kau sendiri bisa bertanya langsung pada Nona Sonia," ucap Swara.

"Baiklah kau boleh masuk."

Penjaga itu membukakan gerbang. Lalu Swara segera masuk dan berjalan menuju rumah mewah yang ada di sana. Sepasang matanya menatap ke arah kira dan kanan yamg terdapat taman dengan dihiasi pohon dan juga tanaman. Disana juga ada air mancur bahkan satu sampai tiga orang tengah membersihkan sekitaran taman. Begitu indah taman tersebut.

Swara berhenti di depan rumah yang begitu besar nan mewah. Rasanya tidak percaya bagi Swara jika saat ini ia berada di kediaman rumah yang begitu mewah.

"Sonia sangat beruntung. Dia terlahir dan di besarkan di kalangan yang sangat mewah. Rumahnya besar dan mobil yang setiap hari ia pakai pun begitu indah," ucap Swara.

Merasa tidak sopan apabila masuk ke dalam rumah itu dengan memakai sandal, Swara langsung melepaskan sandalnya dan mulai melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah itu. Kebetulan pintu rumah tersebut sedang terbuka jadi mempermudah untuk ia masuk. Sepasang matanya begitu sibuk memperhatikan sekitar sehingga ia tidak sengaja menginjak sebuah nampan berisi air merah di dekat pintu kedua rumah.

"Oh ya ampun apa ini? Apa yang aku injak? Kenapa kakiku jadi basah?" kata Swara.

Swara keluar dari atas nampan itu. "Air apa ini? Aku sering melihat air merah saat penyambutan menantu tapi kenapa keluarganya Sonia menaruhnya disini? Dan apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa aku harus masuk begitu saja dan mengotori lantai?"

Swara menjadi dilema. Jika ia masuk, lantai yang ia pijak akan kotor. Tetapi jika ia tetap di sana, itu pun tidak sopan. "Rumahnya sepi. Lebih baik aku masuk saja dan pasti rumah sebesar ini memiliki pelayan yang banyak. Biarkan pelayan rumah saja yang membersihkan jejak kaki ku," ucap Swara.

Swara melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah itu tanpa memperdulikan jika dia akan menimbulkan jejak kaki di lantai. Dia berjalan secara perlahan sembari menatap ke sekeliling. Tanpa Swara ketahui, saat ini kelurga Mehta tengah melakukan puja atas apa yang di dapatkan oleh Sonia.

Suara lonceng kuil tiba-tiba berbunyi disertai angin yang tidak terlalu kencang. Seolah-olah ada tanda yang akan terjadi sesuatu. Membuat keluarga Met merasa bingung.

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang