44. KEBENARAN

203 21 0
                                    

Happy Reading♡
Jangan lupa untuk vote dan coment!

~~~

Sanskar menarik tangan Sonia dan langsung menampar gadis itu. Membuat Sonia langsung memegang pipinya yang berdenyut dan terasa sangat sakit. Entah kenapa apa yang dikatakan Sonia kepada Swara membuat hati Sanskar tidak tenang dan terasa sakit.

"CUKUP SONIA!" ujar Sanskar.

Sonia menoleh kearah kakaknya sambil memegang pipinya yang sudah ditampar oleh kakaknya itu.

"Sanskar, kau-"

"Tidak, nenek. Jangan hentikan aku! Ada hal yang harus aku bicarakan dengan adik ku ini!" potong Sanskar saat Nenek Kalyani ingin berbicara.

"Kau pikir hanya Swara saja yang salah? Kau pikir aku marah itu hanya karena dia saja? Tidak, Sonia kau salah. Akupun marah gara-gara kau. Kau sudah membuat kakak yang paling kau sayangi ini kecewa!" ucap Sanskar pada Sonia.

Sepasang mata Sonia berkaca-kaca. "Kenapa kakak menamparku? Kenapa kakak mengatakan bahwa aku salah? Memangnya apa yang aku lakukan sampai dipandang salah dan membuat kau kecewa kepadaku?"

"Kau ingin tau apa kesalahanmu? Baiklah. Jika kau ingin tau sekarang katakan kepadaku ada hubungan apa kau dengan Laksh?" balas Sanskar.

Sonia bingung apa yang dikatakan kakaknya itu. Dia menoleh ke arah Laksh sekilas lalu kembali menatap Sanskar. "Apa maksud kakak? Bukankah aku dan Laksh itu adik kakak? Kau juga tau hal itu."

Sanskar terkekeh. "Sejak kapan kau pandai berbohong? Siapa yang mengajarkan kau untuk berbohong?!"

"Apa maksud kakak? Bohong soal apa?" tanya Sonia.

Sanskar mengacak rambutnya karena kesal. Hari ini dia benar-benar sangat marah, bukan hanya kepada Swara tetapi kepada semua orang.

"Sanskar, kau kenapa? Kenapa tadi kau menampar Sonia?" tanya Munav.

"Apa ayah tau? Gadis ini yang selalu aku sayangi telah berbohong kepadaku. Dia bertingkah seperti semua orang. Aku kira hanya dia yang selalu berkata jujur kepadaku tapi nyatanya tidak. Dia membohongiku! Dia mengkhianati kepercayaanku yang sudah aku berikan kepadanya!" ujar Sanskar sambil menahan rasa tangis.

"Memangnya Sonia membohongimu soal apa?" tanya nenek Kalyani.

"Tanyakan saja kepadanya. Apa yang telah dia lakukan kepadaku?" balas Sanskar.

"Sonia, kau membohongi kakakmu soal apa? Katakan kepada nenek," tanya nenek Kalyani pada Sonia.

Sonia masih menatap Sanskar. Kini ia ingat apa yang dimaksud Sanskar itu. "Apa kakak tau kalau aku pernah bekerja dengan Laksh?"

Sanskar menoleh. "Sejak kapan kau bekerja bersamanya? Sejak kapan?"

Sonia tertunduk sambil menangis. Rahasia yang selama ini ia tutupi akhirnya terbuka juga. Tapi ada hal yang Sonia tidak ketahui, darimana Sanskar sampai tau soal itu?

"JAWAB AKU, SONIA!" bentak Sanskar membuat Sonia terkejut.

"Maafkan aku, kakak. Aku tidak mengatakannya kepadamu karena aku tidak ingin kau marah kepadaku," ucap Sonia disela-sela tangisannya.

"Sonia memang pernah bekerja di tempatku, Sanskar. Lalu apa salahnya jika Sonia bersamaku? Dia sebagai model bukankah itu bagus?" timpal Laksh.

Pandangan Sanskar tertuju kepada Laksh. "Apa salahnya? Kau bilang apa salahnya? Kau ini lupa apa yang telah kau lakukan kepadaku? APA KAU LUPA?!"

"Kau telah melenyapkan bagian terpenting dihidupku. Kau telah melenyapkan Navita!" ujar Sanskar. Membuat orang yang ada disana sangat terkejut.

Bahkan Swara yang awalnya menunduk kini ia mengangkat pandangannya. Dia benar-benar terkejut dengan ucapannya Sanskar sehingga masih tidak percaya bahwa Laksh telah melenyapkan Navita. Kini Swara mengerti pada saat Sanskar memarahinya di perusahaan Laksh dan mengatakan bahwa Laksh pernah melenyapkan seseorang.

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang